Muslimah, Naughty (24)

1.4K 220 33
                                    

Harap klik Bintang ⭐ Malamnya sebelum membaca.
Satu Bintang dari Readers penyemangat Author.

Selamat Membaca.

Erga tersenyum tipis kala anak-anak Cakra Wala sampai di base camp-nya, lebih tempatnya cowo itu tersenyum kala matanya menangkap satu-satunya cewe dari anggota Cakra Wala.

"Mima."

Tapi senyum itu sekarang hilang, tatapan Erga datar saat melihat ada yang mengusap kepala Mima, dan gadis itu malah tertawa saat bercanda dengan temannya itu, entah kenapa dirinya jadi kegerahan.

"Apa kabar bro?"

Masih terlalu fokus pada gadis yang berjalan menujunya itu, Erga sampai tak sadar saat Harris sudah berdiri di depannya dan menyapa, Daffa yang berada samping Erga, menyenggol bahu cowo itu.

"Apa?"

Erga tersadar, kemudian ia melihat Harris yang berdiri di depannya, langsung saja cowo itu tersenyum dan beradu tos dengan Harris, kemudian bersalaman dengan yang lain.

Erga kembali memperhatikan Mima, gadis itu tak menyapanya sama sekali, bahkan tak menghampirinya, Erga bisa melihat Mima seperti menghindarinya, sama sekali tak melihat padanya, bahkan gadis itu sekarang sibuk bercanda ria dengan yang lain.

"Kapan berangkat?"

Erga menoleh pada Vavo, kemudian cowo itu menghela nafas, "Gue minta perhatiannya."

Semua mulai fokus pada Erga, saat mendengar seruan cowo itu, terkecuali Mima. Erga kembali menatap Mima, dan benar dugaannya, gadis itu menghindarinya, tapi karena apa?

"Sebelumnya gue ucapin 'Terimakasih' buat kalian anak Cakra Wala, yang mau bantu kita."

Anak Cakra Wala tersenyum, mereka mengangguk pada Erga. "Sebelum kita berangkat, ada baiknya kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai."

Serempak semuanya menundukkan kepala, merapalkan doa dengan khusyu.

"Selesai, kita saling jaga, mereka licik."

"SYIAAAP." Teriak semuanya, semua bergegas menarik motor berangkat untuk tawuran, melawan SMA Bhianeka.

Daffa melirik pada Erga, dan mendapati anggukkan cowo itu.

"Mima."

Teriakan Daffa jelas membuat semua menatap padanya termasuk juga Mima, gerakan Mima yang akan menaiki motor terhenti saat ada yang menyerukan namanya.

"Nih."

Mima berkedip, jelas ia merasa heran dengan Daffa yang datang menghampirinya serta membawa tongkat Softball miliknya yang dulu pernah ia berikan pada anak SMA Permana sebagai tanda perdamaian.

Dan sepertinya bukan hanya Mima yang merasa heran, tapi semua anak Cakra Wala juga ikut heran terkecuali anak Permana sendiri.

"Senjata lo," kata Daffa seraya tersenyum.

"Gue bawa," Mima menunjukkan tongkat Softball yang sedari tadi ia simpan di motor.

Muslimah, NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang