Harap klik Bintang ⭐ malamnya..
Next jangan?
"Kalian ngapain?"
Kedua remaja itu menoleh, seketika Mima langsung turun dari closet dan keluar di ikuti Erga.
"Kita gak ngapa-ngapain pak, tadi saya ke kunci di toilet."
"Ke kunci dari hongkong," celetuk Erga, dan langsung mendapat tatapan dari Mima dan OB yang memergoki mereka berdua tadi.
"Mulai deh mulai... Sifat ngeselinnya keluar," monolog Mima dalam hati.
"Kalo gue gak ke kunci, gue gak mungkin teriak minta tolong."
Erga berbalik menghadap Mima, ia perhatikan wajah cewe itu, "Lo tadi buka pintu, keluar atau ke dalem?"
"Keluar."
"Lo tau kenapa gue tadi bisa buka tuh pintu dengan sekali dobrak?"
Mima menggeleng, langsung saja wajah Erga berubah datar melihat gelengan polos Mima.
"Karena pintunya gak di kunci."
Mima mengernyit, apa iya pintunya tak di kunci? Tapi mengapa tadi sangat sulit di buka?
"Ngaco lo, kalo emang gak di kunci gue gak mungkin heboh di dalem, teriak-teriak minta tolong," Ucap Mima sewot.
Erga melotot, kenapa cewe di depannya ini malah sewot, "lo gak ke kunci, tapi mengunci diri sendiri, orang pintunya di dorong ke dalem buka keluar."
Mima langsung saja menatap pintu di belakangnya yang memang terbuka di dalam, "Berarti gue tadi kaya orang gila dong teriak-teriak minta tolong?"
"Emang udah gila, gila banget malah," jawab Erga santai, cowo itu menyandarkan tubuhnya pada dinding.
"Yang bikin pintu yang gila bukan gue," Ucap Mima menggembu, entah kenapa dirinya mendadak sensi, apa karena efek datang bulan?
Jadi untuk apa ia sepuluh menit menggedor-gedor pintu dan meminta tolong, tapi nyatanya tak di kunci.
Mima menatap OB yang sedari tadi diam memperhatikan perdebatannya dengan Erga, "Mas?"
OB yang di tatap itu merasa deg degan, karena ekspresi Mima yang tak enak di lihat.
"Mas bilangin ya sama tukang yang bikin ini toilet," Jari Mima menunjuk pada pintu toilet. "Kalo bikin pintu itu ... YANG DI BUKANYA KELUAR JANGAN KE DALEM."
Erga maupun OB tadi mengusap dada dengan beristigfar, melihat cewe yang sedang mengatur nafasnya itu. Kesurupan kah gadis ini? Marah-marah hanya karena perihal pintu.
Brak.
Keduanya kembali mengusap dada kala melihat Mima yang baru saja menendang pintu dan pergi begitu saja dengan berujar 'pintu sialan.'
Erga dan OB itu saling tatap tak mengerti, "Pacarnya mas?"
"Bukan... Calon istri," Jawab Erga asal kemudian berlalu, tak lupa juga ia menepuk pundak OB itu.
"Bilangin sama tukang nya mas, kalo gak mau di amuk calon istri saya."
^^^
Erga berjalan menuju parkiran, dalam pikiran sekarang terukir gadis bernama Mima, gadis yang akhir-akhir ini selalu di pertemukan dengannya karena takdir, gadis unik yang di juluki Muslimah, Naughty karena kenakalannya.
Entah kenapa Erga merasa nyaman, nyaman saat takdir selalu mempertemukannya dengan gadis unik itu.
Dua meter dari jaraknya sekarang, berdiri gadis yang sedang ia pikirkan, Mima.
Erga selalu ingin menjaili gadis itu saat bertemu, tapi sepertinya tidak untuk sekarang, karena gadis itu sedang dalam mode macan, perihal pintu tadi saja galaknya luar biasa, jadi untuk sekarang Erga tak berniat menghampiri Mima.
Sepertinya kata-kata tak niat menghampiri itu Erga tarik kembali karena nyatanya cowo itu malah berjalan mendekati gadis itu, ada sesuatu yang harus ia berikan.
"Nih."
Mima menoleh, gadis itu menatap sebuah jaket yang di sodorkan seseorang, yang ternyata itu Erga.
Mima menghela nafas, apa segitu besar nyali Erga karena berani menghampiri yang jelas-jelas ia sedang kesal perihal tadi.
"Ngapain lo ngikutin gueee..."
Erga terkekeh, kenapa wajah Mima malah menggemaskan saat sedang kesal begini.
"Gue mau kasih pinjem jaket, karena lo butuh."
Mima meremas ujung hijab, "Gue gak butuh."
"Lo butuh."
"Enggak."
"Butuh."
"Enggak, baju gue gak sobek, aurat gue gak kebuka, jadi gak butuh jaket lo. Lagian gue juga bawa kain yang lo kasih, kalo-kalo aurat gue kebuka." Mima merogo tas nya mengambil kain hitam, dan memperlihatkannya pada Erga.
Jelas cowo itu tersenyum melihat kain yang Mima tunjukkan, ternyata gadis itu membawanya kemana-mana, tapi tetap saja untuk hari ini Erga akan memberikan jaketnya pada Mima.
"Pake jaket gue, Mima."
"Gue gak butuh, Ergaaaa."
"Sabar Mima SABAAARRR," Batin Mima berucap.
"Lo butuh," Erga terus saja kekeh.
"Enggak."
"Ck.. Tinggal pake apa susahnya sih?" Tanya Erga mulai kesal.
"Ya buat apa? Orang gue gak butuh."
"Lo jangan mancing gue ya buat ngomong, tar lo malu sendiri."
Mima tak paham maksud ucapan Erga, ya walaupun sedari tadi juga tak paham kenapa Erga memberinya jaket, di tambah Erga yang tau mau membuatnya malu? Apa itu maksudnya?
"Kenapa gue harus malu?"
Erga menatap sekeliling parkiran yang lumayan ramai, masa iya dirinya harus bilang itu? "Udah pake, mau gue yang pakein?"
"Hih.. Ogah, sana balik ke motor lo," Mima mengusir Erga dengan tangannya.
"Lo pake dulu jaketnya, tar gue balik ke motor."
"Gak mau, jangan maksa deh," suara Mima yang kali ini cukup keras mengundang perhatian orang-orang.
"Pake Mim," Erga terus menyodorkan jaketnya pada Mima, "Kalo gak pake tar kemana-mana."
Ucapan Erga semakin membuat Mima ambigu, cowo itu seperti mengajaknya bermain teka-teki, memaksanya untuk mikir.
"Gue tuh gak suka main teka-teki bikin pusing, dan sekarang lo maksa gua buat jawab teka-teki lo. Tar kemana-mana, apanya yang kemana-mana?"
Erga menghela nafas, kenapa susah sekali membuat Mima menjadi penurut, "Lo mending malu, atau pake?"
"Tuh kan, berbelit-belit lo mah, tinggal jawab kenapa gue harus pake jaket lo? Malu kenapa? Tar kemana-mana apanya? Sekarang suruh milih," Mima semakin geram saja dengan Erga. "Lo tuh tinggal jawab do--"
"Lo tembus," bisik Erga di telinga Mima.
"Nah gitu dong," Mima tampaknya belum sadar. "Lo tinggal jawab dua kata aja susahnya kaya ngitung rambut, tinggal bilang Mima lo temb--"
Mima diam, ia tau sekarang.
Brem.
Erga melongo melihat Mima yang langsung pergi dengan motornya.
^^^
Terimakasih sudah membaca 🥰🥰🥰🥰
Jangan lupa klik Bintang ⭐ malamnyaSehat-sehat kaliannn....
Salam dua ✌ jari dari Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Teen Fiction"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...