Harap klik dulu Bintang ⭐ malam sebelum membaca...
"Seblak ceker hot-hot, satu."
"Gue, seblak tulang nyes-nyes, satu."
"Kalo gue, mie merecon pedes dower, satu."
"Aku, seblak ori kuah sama asin, satu."
"Dih... gak asik lo, masa seblak ori sih."
"Tau, yang menantang dong."
"Suka-suka aku lah."
"Mesen seblak aja kaya ibu ibu lagi arisan ya Ti, rempong banget." Mima berujar pelan pada Tia dengan masih memperhatikan empat orang gadis yang tengah memesan seblak itu, ia dan Tia tengah berada di kedai seblak langanannya.
Sudah dua puluh menit mereka di sana, tapi belum juga memesan.
"Iya, liat tuh mukanya Bang Oji, pias. Kaya frustasi gitu ya." Tia bertompang dagu, sama seperti yang di lakukan Mima.
Mima tertawa kecil, saat memperhatikan wajah Bang Oji yang tengah menulis pesanan empat gadis itu.
Setelah selesai, Bang Oji berlalu ke dapur dan tepat saat melewati meja Mima dan Tia, Mima berseru memanggilnya membuat ia menoleh.
"Kenapa neng?" Tanya nya.
"Semangat bang kerjanya."
Tia terkikik melihat kelakuan Mima, dan Bang Oji tersenyum mendengar itu, ia tau ucapan dari anak Bapak Rega itu hanya sekedar candaan.
"Syiap neng." Bang Oji memberikan jempol pada Mima, dan kemudian berlalu.
Drt... Drt...
Mima melirik Handphone nya di samping meja, ia mendapat pesan dari Nadia.
"Ti, Nadia udah di depan. Gue ke depan dulu." Gadis itu berdiri dari duduknya berjalan keluar setelah mendapat anggukkan dari Tia.
Dan Tia, ia membenarkan duduknya. Hari ini ia akan bertemu dengan gadis bernama Nadia teman kajian Mima, yang sering Mima ceritakan, jujur awal Mima bercerita bahwa ia sering ke kajian sedikit membuat Tia terkejut apa lagi gadis itu mengenakan cadar saat pergi ke kajian, dan Tia sempat marah karena berpikir bahwa Mima mempermainkan cadar dengan cara melepas pakai, karena Tia tau gadis itu suka melakukan sesuatu yang di luar dugaan, ia jadi teringat pertengkarannya dengan Mima waktu itu.
"Mima, gue tau lo suka ngelakuin sesuatu yang aneh-aneh. Tapi lo jangan mainin cadar kaya gini dong." Wajah Tia merah padam kala itu.
Mima mengacak hijabnya, ia kalap takut Tia salah paham. "Tia dengerin gue, gue gak mainin cadar sama sekaliiiii, suer Ti suer," gadis itu menunjukkan dua jarinya pada Tia.
Wajah Tia masih terlihat garang.
"Ti gue tau, gue anak nya agak maen stream, tapi gue gak mainin cadar Tia, gue juga tau batesan lah, dan gue juga punya alasan pake cadar pas ke kajian doang."
"Apa alasannya?"
"Ya ada!"
"Ya apa?"
"Ya ada, pokonya ada, alasannya itu privasi."
Lamunan Tia buyar kala Mima datang bersama gadis yang ia yakinin bernama Nadia itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Teen Fiction"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...