Muslimah, Naughty (2)

4K 395 18
                                    

"Ibu kenapa panggil saya."

"Yang jelas saya gak akan panggil kamu kalo kamu gak buat ulah Mima."

Wajah kecut Mima perlihatkan. "Gue yakin, sekarang gue di panggil pasti karena tawuran kemarin, tapi kenapa cuma gue yang di panggil?"

Helaan nafas keluar dari bibir gadis itu. Saat ia berada di parkiran sekolah tadi, ada adik kelas menghampirinya mengatakan jika ia mendapat panggilan dari BK dan disinilah ia sekarang, terjebak di dalam ruangan BK dengan guru cantik bernama Putri.

Kakinya sangat pegal, dari pertama masuk Bu Putri sama sekali tak menyuruhnya untuk duduk, malah guru cantik itu sibuk dengan kegiatannya sendiri, berkutat dengan laptop.

"Ibuuuuu, pegeeeel," Batin Mima menjerit.

Ia masih memiliki sopan santun, untuk tidak duduk karena belum di persilahkan untuk duduk.

Tak tak tak.

Dengan kaki sedikit di adu-adukkan dengan lantai, kedua tangan yang berada di belakang tubuh, dan mata yang menatap atap, Mima memberi kode bahwa ia pegal berharap sang guru peka.

Dan merasa risi dengan apa yang muridnya lakukan, guru cantik itu mengalihkan perhatian ke arah Mima.

"Kamu pegal, Mima?"

"Akhirnya peka ya Allah."

"IYA BU," Jawabnya semangat.

"Ouhk."

Bu putri kembali fokus pada laptopnya, dengan tangan kiri menutup mulutnya menahan tawa, karena melihat ekspresi wajah muridnya yang mulutnya maju beberapa senti, karena mendengar ucapannya tadi.

Sebenarnya Mima bingung, biasanya jika ia membuat ulah dan mendapat panggilan dari BK maka ia akan langsung di sidang kemudian di hukum, tapi sekarang sudah dua puluh menit ia berada di ruangan itu tak ada tanda-tanda ia akan di sidang, malah sang guru BK sibuk sendiri, dan sepertinya kebingungan Mima akan berakhir saat ada yang mengetuk pintu serta mengucapkan salam dan di balas salam oleh Bu putri dan juga dirinya, kemudian di persilahkan masuk, ternyata kepala sekolah yang datang dan di ikuti sepasang suami istri di belakangnya yang membuat Mima terkejut.

"Abii, Umah," Gumamnya pelan.

Kemudian kepala sekolah duduk di samping Bu putri, Mima masih terpaku dengan kedatangan kedua orang tuanya, jantung nya berdetak hebat, apa lagi setelah melihat wajah sang Abi yang begitu dingin dan tak meliriknya sama sekali, sementara sang Umah menatapnya dengan lembut, ada kekhawatiran di mata itu.

Kini kedua orang tuanya duduk berhadapan dengan kepala sekolah dan juga Bu Putri, Mima masih mematung di tempatnya, menatap punggung kedua orang tuanya, karena ia berdiri di belakang dan banyak sekali pertanyaan di benaknya.

"Bismillahirrahmanirrahim, sebelumnya terima kasih bapak dan ibu sudah datang ke sekolah," kepala sekolah mulai bersuara, "Seperti yang sudah saya sampai kan dua hari yang lalu di telepon pak, putri bapak dan ibu yang bernama Tamima, dia memecahkan kaca jendela ruang seni."

Sang umah menatap putrinya dengan sendu.

Mima menunduk, meringis dalam hati "shh, gue bandel amat sihh, mima mima.."

"Sebelum kasus ini, Tamima juga sering membuat masalah, dan setiap masalah yang ia buat tidak lepas dari hukuman, tapi di kasus ini kami tidak akan memberi Tamima hukuman, melain skors selama dua hari."

Ucapan kepala sekolah itu membuat ibu dan anak itu melotot, tapi tidak dengan sang ayah, hanya aura nya yang semakin dingin.

"Hanya karena memecahkan kaca jendela anak saya sampai di skors pak?" Tanya Rega dengan dingin, ayah bari Mima.

"Sebenarnya kalau hanya memecahkan kaca jendela tidak akan sampai di skors pak, tapi ada satu masalah lagi yang menurut kami itu fatal pak," jawab bu Putri yang sudah masuk kedalam obrolan.

"Apa itu?" tanya wanita cantik istri Rega.

"Kemarin sore Tamima mengikuti tawuran di jalan rambu lalu lintas," penjelasan itu Membuat Tamima ditatap syok oleh sang Umah, sedangkan sang Abi semakin mengeraskan rahangnya.

"Apa hanya anak saya yang di skors?"

"Iya pak."

"Apa hanya anak saya yang ikut tawuran?"

"Tidak pak. Ada anak kelas lain yang yang juga ikut dalam tawuran, tetapi mereka sudah mendapat hukumannya masing-masing, dan juga sudah panggilan orang tua."

"Saya rasa skorsing dua hari itu tidak cukup pak."

Penuturan dari Rega mendapat tatapan kaget dari sang istri dan juga sang putri.

"Abii," tegur Ria pada Rega sang suami, ia elus lengan suaminya dengan lembut.

Kepala sekolah tersenyum tipis, " Itu sudah keputusan dari sekolah pak, Tamima hanya di skors selama dua hari."

"Saya terima pak, apa ada lagi yang ingin di bicarakan?"

"Tidak ada pak, terima kasih pak Rega dan istri sudah datang," kepala sekolah berdiri dari duduknya di ikuti bu putri dan suami istri itu, setelah berpamitan, Rega menarik tangan Ria keluar dari ruangan itu tanpa melihat ke arah anaknya.

Dan sekarang ruangan itu tersisa tiga orang, Tamima melihat jelas kemarahan sang Abi, dari pertama masuk hingga keluar sang Abi tak meliriknya sama sekali.

"Pak?"

"Iya?" Kepala sekolah dan guru BK itu menatap bertanya ke arah Mima.

"Saya pulang?"

"Iya kamu pulang, renungin yah kesalahan kamu," Ucap kepala sekolah itu.

"Syiap pak," Setelan berpamitan, Mima bergegas menyusul kedua orang tuanya, dan tampaknya ia tak menyadari bahwa ikatan tali sepatunya ter lepas hingga...

Bruk...

"Aduh, bapak baru mau ngasih tau awas jatuh, eh kamu keburu jatuh."

Mima berdiri dari aksi mencium lantai nya, ia mengusap mulutnya yang terasa berdenyut-denyut.

"Telat pak, udah jatoh," Mima menatap kedua gurunya yang tengah menahan tawa dengan sebal, kemudian ia membuka kedua sepatunya, dan lanjut berlari mengejar kedua orang tuanya dengan tangan menjinjing sepatu.

"Abii..." Teriaknya saat ia berada dua meter dari kedua orang tuanya yang ingin memasuki mobil, untung keadaan kolidor sudah sepi karena kelas sudah di mulai.

"Masuk mah," Rega masuk kedalam mobil menghiraukan panggilan anaknya, sementara Ria lagi-lagi menatap anaknya dengan sendu kemudian juga masuk kedalam mobil, mobil melaju keluar dari pekarangan sekolah.

Mata itu berkaca-kaca, menatap mobil sang Abi dengan sedih.

"Pengen nangis guee."

^^^

Selamat Pagi hihii..

Masih awal-awal jangan bosen yah, karen masih panjanggg

       👇
       ⭐

Muslimah, NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang