Seseorang memakai topi tengah berusaha keluar lewat jendela kamarnya yang berada di lantai dua, siapa lagi kalau bukan Tamima. Hari ini jam delapan malam ia akan pergi tawuran, masih ingat kan ajakan tawuran dari Harris tempo lalu yang katanya ketua tawuran SMA Permana, Erga R. Itu akan datang dalam tawuran kali ini. Bahkan dia sendiri yang mengundang untuk tawuran.
"Aman nih," Mima segera turun dari balkon kamarnya menggunakan tangga yang sudah ia siap kan.
"Abi pulang jam Sepuluh, berarti gue harus pulang jam sepuluh kurang," Mima menyembunyikan tangga yang ia gunakan tadi, kemudian mengambil tongkat Softball yang sempat ia lempar sebelum turun.
Mima benarkan letak topi dan tatanan hijab di kepalanya dan merapihkan jaketnya, kemudian ia pergi kedepan komplek yang mana di sana sudah ada Gojek pesanannya.
"Dah kaya maling deh gue."
^^^
Mima turun dari Gojek cukup jauh dari area tawuran, kemudian ia belari dengan semangat ke tempat tawuran itu. Semakin dekat dengan tempat tawuran semakin terdengar suara kericuhan, semakin lebar pula senyum di bibir Mima.
Dan tepat di depan Mima sekarang SMA Cakra Wala dan SMA Permana beradu, belum ada yang menyadari kehadirannya, tapi tampaknya ada yang aneh.
"Baru kali ini gue liat orang yang katanya tawuran. Kok malah pelukkan," Kening Mima berkerut, ia binggung. Sekarang ia berdiri melihat anak-anak SMA Cakra Wala dan anak-anak SMA Permana saling berpelukkan dan tertawa bersama.
Mima masih berdiri seperti patung, ia melihat Harris yang tengah bersenda gurau dengan anak-anak SMA Permana, ya begitu pun yang lainnya.
"HARRIS," Mima berteriak kencang, bukan hanya yang punya nama yang menengok, tapi semuanya menatap ke arahnya. Bahkan anak-anak SMA Permana tersenyum ke arahnya.
Mima membalas senyuman mereka dengan kikuk.
"Hay Mim," Harris melambai ke arah Mima. Kemudian ia berlari ke arah Mima.
"Lo baru dateng. Gue kira lo gak dateng," Ucap nya setelah sampai di dekat Mima.
Mima menatap ke belakang Harris di mana anak-anak SMA Cakra Wala dan SMA permana tengah menatap ke arahnya dan juga Harris, kemudian ia menatap Harris. Harris yang di tatap itu mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya.
"Taurannya udahan ya?" Tanya Mima dengan wajah polosnya.
"Hah?" Harris sedikit loading, hingga beberapa saat ia mengerti maksud Mima apa. "Kita damai Mim." Harris tersenyum.
"Damai gimana?" Mima semakin tak mengerti.
"Iya damai. SMA kita sama SMA Permana Damai, gak akan tawuran-tawuran lagi."
"Gimana sih lo," Mima memukul bahu Harris, hingga sang empunya meringis.
"Katanya tawuran, kok sekarang damai." Mima mulai emosi.
"Yang ngajak kita tawuran si Erga kan ketua SMA Permana, orang yang selama ini gue cari-cari, yang katanya gak bisa di kalahin, dan gue pengen banget mukul dia pake tongkat Softball gue. Lah sekarang kita malah damai sama mereka dan gak akan tawuran lagi sama mereka, terus gimana gue mukul si ketua itu kalo gak tawuran. Masa iya gue tiba-tiba mukul dia tanpa sebab, tar yang ada gue di sangka orang gila lagi, kan kalo tawuran mah gue ada alasan mukul dia itu karena tawuran." Mima nyerocos panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Novela Juvenil"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...