Harap klik Bintang malam sebelum membaca.
Nih kejutan,,, Update gak nunggu Target
Kalian yang emang menghargai cerita ini pasti bakalan Vote+coment sihh tanpa harus paksa-paksa 😘😘😘
Selamat membaca.
"Suut.. Sut.. Erga.. Erga."
Merasa terpanggil, Erga menoleh pada Isal yang ada di belakangnya dengan alis terangkat satu, seolah bertanya 'apa'. Bukan tanpa alasan Isal memanggil bisik-bisikan, hari ini SMA Permana juga tengah UAS dan kelas Erga ini di dapati di pantau pengawas killer, Pak Ben.
Isal melirik dulu pada sekitar terutama Pak Ben, dirasa aman, cowok itu mengutarakan niatnya dengan suara pelan. "Pinjem penghapus."
Erga menyantaikan wajahnya, menatap juga Pak Ben dan sekitar, kemudian sedikit menjungkalkan kursinya agar lebih dekat dengan Isal.
"Bokap lo pengusaha, gue yakin lo mampu beli penghapus sama pabriknya."
Kicep.
Isal kicep dengan mulut menganga menatap punggung Erga yang kembali mengerjakan soal itu. Jelas tersirat dalam pikirannya, ada apa dengan Erga? Dengan rasa kesalnya, Isal menendang kursi Erga pelan dengan umpatannya.
Sialan.
Tak menghiraukan Isal lagi, Erga kembali fokus, tapi tak selang lama ada yang menoel lengannya, Erga menengok arah samping, terdapat gadis berkaca mata yang tadi menoelnya, gadis itu menunjuk kearah belakang, dan Erga mengikuti arah tunjuk itu.
Terlihat Daffa menyengir dengan lebar, dan Erga memasang wajah biasa saja. Erga mengernyit kala Daffa membuat suatu gerakan dengan mulut komat-kamit.
Erga dapat tangkap gerakan itu, Daffa meminta jawab nomer tujuh dan juga nomer sembilan.
Daffa tersenyum, saat melihat Erga tengah menulis jawaban yang dirinya minta.
Usai menulisnya, Erga melihat sekitar lebih tepatnya kearah Pak Ben, terlihat guru Killer itu tengah asik membaca koran. Mendapat waktu yang tepat, Erga melipat kertas itu dan memberikannya pada gadis berkaca mata, mengisyaratkan gadis itu untuk memapaikannya pada Daffa.
Daffa sudah tak sabar, saat melihat kertas itu tepapai akan sampai kepadanya, semakin tersenyum lebar karena kini kertas itu berada di tangannya, bergaya mencium kertas Daffa kembali menatap pada Erga berterimakasih dengan gerakan mulutnya.
Erga tersenyum membalas Daffa, tak tau saja senyumannya itu sedikit misterius.
Sedangkan Daffa, tanpa curiga sama sekali, membuka lipatan kertas itu.
"Tahii."
Daffa menatap kearah Erga dengan pandangan kesal, meremas kertas itu, terlihat cowok itu berdiri dari duduknya berjalan kearah Pak Ben, menyerahkan kertas ulangannya, dan berjalan keluar dengan santainya tanpa menengok kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Novela Juvenil"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...