"Tia... Tia cape."
Mima bertumpu pada kedua lututnya dengan nafas ngos-ngosan.
"Sama," Tia melakukan hal yang sama dengan Mima.
Hari ini kelas mereka sedang jadwal olah raga, guru olah raga yang berhalangan hadir membuat mereka mendapat tugas dari guru piket untuk olah raga sendiri. Mima dan Tia memilih untuk berlari mengelilingi lapangan, sedangkan yang lain ada yang bersantai ada juga yang berolah raga, seperti anak laki-laki yang kini tengah bermain voli.
"Udah ayo lari lagi," Ajak Tia menarik tangan Mima. Dengan ogah-ogahan Mima kembali berlari.
Sebenarnya Mima tidak ingin berlari, ia ingin bersantai-santai menikmati jam kosong ini. Tapi sahabatnya yang bernama Tiara Putri Sabilla alias Tia memaksa dengan menarik-narik tangannya untuk berlari.
"Gue butuh Oksida Ti."
"Oksigen."
"Bodo, gue maunya oksida," Jawab Mima dengan terus berlari pelan.
"Terserah, udah ayo tiga putaran lagi," Tia berlari berdampingan dengan Mima.
"Ya ampun Ti, ini lapangan segede gambreng kita masih harus lari tiga putaran lagi?" Mima menatap kesal ke arah Tia.
"Biar sehat."
"Bukan sehat, bengkak kaki gue."
Kekehan keluar dari mulut Tia.
"Mim?"
"Hmm?"
"Apa yang lo renungin selama di skors?"
Mima terdiam. Ia berpikir, apa yang ia renungkan selama di skors?
"Yang jelas gue nyesel sih Ti. Karena gue buat ulah gue sampe di skors."
Tia tersenyum, ia rangkul pundak Mima, "Syukur deh kalo lo nyesel atas perbuatan lo. Lo harus inget Mim, kita ini udah kelas dua belas Mima, udah gak bisa main-main lagi."
Mima membalas senyuman Tia.
"Lo bener Ti, kita udah kelas dua belas, udah gak bisa main-main lagi. Doa-in gue yah."
"Selalu itu."
"Dan gue udah mutusin Ti."
"Apa tuh?"
"Bahwa gue bakal terus buat ULAH, karena ini masa-masa terakhir gue di SMA."
"MIMA... Gue kejar lo."
Setelah berucap tadi Mima langsung berlari menjauh dari Tia, karena ia tau Tia pasti akan ngamuk mendengar ucapannya tadi.
Dan sekarang tengah terjadi aksi kejar-kejaran antara Mima dan juga Tia di lapangan, yang mana di tengah lapangan itu sedang ada anak laki-laki yang bermain voli.
Mima yang berlari melihat ke arah Tia di belakang tampaknya tidak sadar bahwa dua meter dari depan ada Ridan yang tengah berjalan mundur untuk memukul bola di atasnya, hingga--
Bruk... Duk...
Ling... Ling... Ling...
^^^
"Mima, udah dong ngambeknya."
"..."
"Mim," Tia mencolek tangan Mima. Dengan berdecak Mima menjauhkan tangannya dari Tia.
"Mima," bujuk Tia pelan.
"Mim," Tia kembali mencolek lengan Mima, bahkan dengan sengaja ia menyenggol bahu Mima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Novela Juvenil"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...