Muslimah, Naughty (29)

1.4K 245 16
                                    

Harap klik bintang malamnya sebelum membacaaaaaaa.








Bacanya pelan-pelan yaaah











Selamat Membaca.

Berita terserempetnya gadis yang di juluki Muslimah, Naughty itu sudah tersebar ke seluruh sekolah.

Sudah terhitung dua hari gadis itu berada di rumah sakit, terluka tanpa ada rasa sakit.

Kedua mata indah itu menatap kosong di depannya, duduk bersila di brangkar rumah sakit di temani ponakan pertama yang tengah tertidur pulas di sofa ruangan.

Usai kejadian kemarin, Mima lebih banyak diam, tapi saat orang-orang di dekatnya ia harus bermain drama, dengan keceriaannya seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa.

Pikiran Mima kembali pada pembicaraan tadi pagi, antara dirinya dan salah satu suster yang mengecek keadaanya, suster yang dekat dengannya dari dua hari lalu, panggil saja Mesa.

Flashback on.

"Suster?"

Tengah mengganti infus, suster Mesa menatap ke arah Mima seraya tersenyum hangat.

"Saya gak ngerasain sakit di luka saya."

Cukup terkejut, Suster Mesa berusaha bersikap santai. Berdeham untuk menghilangkan keterkejutannya. "Yaa wajar dong, luka kamu kan di bius."

"Tapi rasa sakitnya gak ada sama sekali sebelum aku di bius, bahkan dari pertama aku luka."

Sedikit terburu-buru membereskan peralatannya, Suster Mesa ingin segera keluar dari ruangan ini, menghindari tertanyaan Mima, saat ia mulai sadar bahwa gadis berhijab manis ini ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.

"Seharusnya kamu bersyukur dong, gak ngerasa sakit sama luka kamu."

Mengusap lengan Mima lembut, Suster Mesa tersenyum hangat, "Cepet sembuh ya. Jangan di pikirin, penyakit banyak dateng karena stres."

Setelah berucap itu, Suster Mesa melangkah keluar.

"Apa itu normal? Terluka tanpa ada rasa sakit?"

Langakahnya tertahan, ia tak berani berbalik, karena ia berbalik Mima akan tau keterkejutannya karena pertanyaan itu.

"Inshaa Allah, kamu pasti sembuh."

Flashback off.


Tangan Mima terulur menyentuh lukanya, luka yang berada tepat di atas dahi sebelah kanannya yang kini tertutup olah perban dan juga hijabnya.

Matanya melirik sekitar, tak ada siapa-siapa selain ia dan Tissa yang tengah tertidur. Mima melirik jam dinding, sahabat-sahabatnya akan datang menjenguknya hari ini, kemarin perwakilan dari sekolah juga datang menjenguknya, membawakannya buket bunga, dan juga buah tangan.

Masih memegang luka, Mima kembali menatap kosong di depannya, tangannya menekan pada luka sekali, kemudian... Menekan lagi.. Lagi.. Lagi..

Hingga tak lama tekanan yang di berikan tangannya berubah jadi pukulan kecil, sekali... Lagi.. Lagi.. Dan lagi.. Hingga kini berubah menjadi pukulan keras, pukulan brutal di bantu tangan yang menganggur.

Buk.

Buk.

Buk.

Buk.

Muslimah, NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang