Harap klik Bintang ⭐ malamnya sebelum membaca.
Satu Bintang ⭐ dari Readers penyemangat Author.Selamat Membaca.
Bau obat-obatan langsung menyapa indra penciuman Mima kala gadis itu memasuki rumah sakit.
Kakinya melangkah menuju tempat bersalin Zira, di mana kakak iparnya itu sedang bertaruh nyawa menyelamatkan sang buah hati yang akan lahir ke dunia ini.
"Assalamualaikum..." Salam Mima saat ia sampai di depan tempat bersalin Zira, di sana Rega, Ria, Tissa, dan juga kedua orang tua Zira.
"Walaikumsalam..." Jawab semuanya.
Mima menyalimi tangan semua orang, kemudian ia berdiri di samping Ria, terlihat wajah cemas dari semuanya terkecuali Tissa, anak itu belum mengerti apa yang terjadi sekarang.
Mima mentap Ria dengan cemas, "Belum brojol?"
Ctak.
Prrrrttt....
Semuanya menahan tertawa melihat apa yang di lakukan Ria pada Mima, tepat saat selesai bertanya tadi Mima mendapat sentilan di bibirnya dari Ria.
"Mulutnya nya yah."
Mima langsung bergeser, berdiri di samping Rega dengan bersedekap dada, jangan lupakan mulutnya yang maju beberapa senti, Rega merangkul Mima dengan sesekali tertawa, jelas itu semakin membuat Mima sebal.
Hingga tak lama Mima mendapati tarikkan di ujung bajunya serta panggilan 'Aunty.'
Gadis itu menoleh seraya mengangkat sebelah alisnya, Baik Rega, Ria, dan kedua orang tua Zira juga menoleh pada anak yang tengah tersenyum seperti meledek dengan jari menunjuk ke arah Mima.
"Cieeee... Aunty di sentil Omaa ciee..."
Pprrrrtttt....
Ledekkan Tissa pada Mima membuat semua orang kembali menahan tawa, termasuk Ria juga.
Mima ingin membalas tapi rangkulan dari Rega menghalanginya, membuat gadis itu urung untuk melakukan pembalasan.
Dua jam berlalu, anak kedua Riffa sudah lahir kedunia, Abang Mima itu menangis kala melihat perjuangan Zira saat melahirkan anak kedua mereka, meskipun itu bukan yang pertama tetap saja hatinya tak kuat melihat Zira yang kesakitan tadi.
Dan kini semuanya tengah berkumpul melihat bayi yang baru dua jam lahir itu, tampak kebahagiaan melingkupi keluarga mereka dengan lahirnya sang bayi.
Setelah melihat bayi Riffa dan Zira, Mima bersama Tissa pergi menuju kantin Rumah sakit, rengekan Tissa yang ingin minum membuat keduanya berada disini sekarang, duduk anteng menunggu pesanan mereka, senyum di wajah Tissa sedari adiknya lahir tak luntur sama sekali, membuat Mima ingin meledeknya.
"Ciee yang udah jadi kakak cieee...."
Lihat lah wajah Tissa, anak itu mesem-mesem kodok karena di ledek Mima, membuat Mima menahan tawa melihat wajah Tissa, ketara sekali anak itu bahagia mempunyai adik.
"Aunty."
"Hm," Mima ber deham.
"Aku udah punya rencana lho buat nanti kalo adik aku udah besar," Tissa menompang dagu.
![](https://img.wattpad.com/cover/253432581-288-k121188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Teen Fiction"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...