Happy reading...
Senda gurau terdengar dari base camp SMA Permana, petikan gitar sesekali terdengar saat ada yang memainkannya. Erga menghela nafas, ia sama sekali tak terganggu dengan kericuhan yang di ciptakan sahabat-sahabatnya, cowok itu termenung di dekat jendela, menatap keluar memikirkan sesuatu.
Ada robekkan di sudut bibirnya, saat tiba di base camp tadi Erga sudah tau pasti sahabat-sahabat akan bertanya tentang robekkan di sudut bibirnya meskipun mereka tau robbekan itu ada pasti karena sebuah perkelahian. Erga yang enggan menjawab, malah melengos begitu saja membuat Daffa yang datang bersamanya menjadi incaran Vavo dan Isal karena memang hanya kedua orang itu yang ada di base camp tadi.
"Biasa lah, namanya juga cowok," jawaban Daffa tadi tak membuat Vavo maupun Isal puas, cowok itu langsung masuk kedalam, tak lupa dirinya membawa dua kantung keresek besar berisikan camilan, yang dirinya beli bersama Erga sebelum ke base camp.
Kembali lagi pada Erga, cowok itu masih betah dengan posisinya, termenung memikirkan kejadian tadi, kejadian dimana yang membuatnya baku hantam dengan seseorang yang kehadirannya tak Erga suka, bahkan posisinya.
Flashback on.
"Rival!"
Mendengar ada yang memanggil, cowok yang tengah bersenda gurau itu menoleh.
Kerutan heran terlihat dari dahi Rival, cowok itu merasa tak asing pada sosok yang ada di depannya kini.
"Lo itu--
"Erga."
Rival tersenyum, cowok itu terpejam singkat, dirinya tau sekarang siapa sosok yang ada di depannya ini. "Temennya Mima kan! Yang waktu itu?"
Erga diam dengan tatapan yang bisa di bilang, datar?
Rival yang melihat ekspresi Erga seperti itu, merasa aneh. Terlebih saat Erga menanyakan sosok gadis yang ada di sampingnya dengan nada suara yang redah.
"Ini Rani," tangan Rival merangkul bahu Rani, tersenyum pada gadis itu. "Pacar gue."
Rani membalas senyuman Rival, gadis itu mengulurkan tangannya pada Erga. "Gue Ran---
Bugh.
"Aaaarrrg..."
Rani menutup mulutnya, menatap syok pada Erga yang sudah memukul Rival hinggal kekasihnya itu tersengkur.
Gadis itu mundur saat melihat Erga yang berjalan kearah kekasihnya yang masih tergeletak di tanah.
Dengan wajah merah menahan amarah, menahan kesal, Erga menindih tubuh Rival, cowok itu memegang kerah kemeja Rival.
"Lo mau mainin Mima, hah?" tanya Erga dengan sorotnya yang tajam menatap pada manik mata Rival.
Rival masih meringis bingung dengan orang yang baru saja menghajarnya ini, "lo ngo--"
"Gue bakal aduin masalah ini sama Mima bahkan om Rega sekalipun harus tau," kata Erga dengan suara rendah, memotong ucapan Rival.
Rival membalas menatap Erga tajam, cowok itu berberak ingin lepas tapi Erga dengan kuat menahan Rival di bawah kukungannya.
Erga melihat darah yang mengalir dari hidung Rival, tapi itu tak membuatnya takut. "Cowok brengsek kaya lo, gak--
Sreeett..
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Novela Juvenil"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...