Pagi-pagi sekali anggota Osis SMA Cakra Wala sudah berlarian kesana kemari, mereka sedang panik. Sedangkan di dalam kelas Mima semua penghuni kelas sedang santai bersenda gurau menunggu panggilan untuk upacara.
"Mim, kok belum ada panggilan upacara ya?" Tia bertanya pada gadis yang sejak tadi tengah duduk anteng bermain ponsel, Tia bertanya itu pasalnya sekarang sudah jam tujuh, yang mana biasanya upacara sedang berlangsung di SMA nya pada pukul tujuh setiap Hari senin.
"Gue rasa hari ini gak akan upacara deh," Mima berhenti bermain ponsel. Ia fokuskan mata menatap lawan bicaranya.
Tia langsung menatap curiga pada gadis itu, "Lo buat ulah ya," Tunduhnya dengan tangan menunjuk Mima.
"Ihs..." Mima menurunkan tangan Tia yang menunjukkan. "Tia dalam Islam itu gak boleh nuduh orang tanpa bukti, dosa. PAMALI." Tekan gadis itu pada ucapan terakhirnya.
"Gue nanya bukan nuduh."
"Hilihh..."
Tia lebih memilih membaca buku dari pada meladeni sahabat uniknya ini. Sedangkan Mima, ia kembali bermain ponsel dengan senyum-senyum tak jelas.
Dan keadaan kelas masih sama, ber gurau dengan teman memang tak ada bosannya, tapi tiba-tiba kelas menjadi hening saat ketua kelas masuk, "TAMIMA lo di panggi BK."
Kini semua tatapan menatap pada Mima, dan gadis itu masih sibuk pada ponselnya.
"Tuh kan, lo buat ulah," Mima menatap pada Tia dan cengiran yang ia berikan.
Kemudian gadis itu berdiri, menatap teman-teman yang tengah menatap ke arahnya.
"Buat ulah lo Mim?" Tanya Citra, gadis yang duduk di pojok yang sedari tadi menggosip itu.
"Yoii." Ayolah Mima masih sempat-sempatnya santai padahal ia dalam masalah.
"Mantappp."
"Baggussss."
"Terus berulah Mim."
Gadis itu berjalan keluar kelas dengan mengangkat kedua jempolnya dan tersenyum pada teman-temannya.
Di ambang pintu Mima kembali menatap Tia yang sepertinya kesal kepadanya karena ia berulah lagi, ia sungguh beruntung memiliki sahabat seperti Tia.
"Tia alapyooo..." Mima tersenyum kemudian berjalan menuju ruang BK.
Tepat saat ini, di depan Mima ada pintu bercat coklat, dan di dalam sana ada orang yang siap menghukumnya.
Mima menarik napas sebelum mengetuk pintu.
Tok.. Tok ..
"Masuk."
"Assalamualaikum," Wajah Mima menongol di balik pintu, ia melihat di ruangan itu ada bu Putri dan beberapa anggota Osis kemudian ia masuk, dan suasana sangat tidak mengenalkan.
"Bu," Sapa Mima ramah saat ia sudah berada di depan bu Putri, tapi nampaknya sang guru sedang tak ingin berbasa-basi.
"Kamu kemanain bendera UPACARA Tamima?"
Mima nyengir mendengar pertanyaan dari guru BK ini. Wajah dari bu Putri benar-benar tak bersahabat.
"Umpetin bu."
"Kenapa kamu umpetin?"
Brak..
Pukulan keras yang di lakukan bu Putri pada meja membuat Mima dan anggota Osis yang ada di sana dengan replek menutup mata mereka karena kaget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Fiksi Remaja"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...