Suara ketukan sepasang heels milik seorang wanita mungkin tidak akan terdengar di tempat ini. Terlalu bising, ramai dan kacau. Si pemilik heels menghempaskan bokongnya di sebuah kursi di sudut ruangan, pakaianya sangat minim dengan memerkan setengah paha mulusnya. Si wanita dapat menghirup udara yang bercampur dengan aroma nikotin, sudah biasa pikirnya, hampir setiap malam ia mencium bau-bau asap rokok yang menggelitiki indra penciumannya.
Sesungguhnya ia sudah muak, ia ingin berhenti dari pekerjaan yang terpaksa ia geluti sekarang, jika saja ia tak memilki sangkut paut dengan tante Jeslyn seorang wanita seksi yang merupakan seorang mucikari di tempat laknat ini. Wanita itu selalu mengancamnya terus-menerus, dan memaksanya mengorek keuntungan dari pria-pria kaya.
ia memiliki hutang yang cukup besar pada wanita yang hampir berkepala empat itu. Yuri tentu saja takut setiap kali akan kabur orang-orang suruhan tante Jeslyn selalu mengejarnya, pernah sekali saat pertama kali dirinya dirseret ke tempat ini. Ia kabur tanpa sepasang alas kaki dengan baju kucel yang basah akibat guyuran air hujan. Tapi berunjung sia-sia, malah ia mendapat tamparan berkali-kali dari tante Jeslyn.
Jika ingin pergi "kembalikan dulu uang yang sudah ku keluarkan untuk dirimu" begitu kira-kira kata tante Jeslyn. Ia bahkan tidak tahu, sungguh ia tidak tahu menahu masalah hutang-piutang yang menyebabkannya terseret kesini. Yang jelas tante Jeslyn bilang, 15 juta won, dan harus di bayar secara cash, dari mana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Makan sehari tiga kali saja jarang apa lagi punya uang sebanyak itu.
Meminta bantuan? agar terlepas dari cekalan tante Jeslyn. Memang siapa yang mau membantunya, ia hanya orang kecil, wanita yang berasal dari kampung yang tiba-tiba terseret ke dunia kotor ini. Bukan perkara mudah tiba-tiba hidup di kota besar tanpa kenal siapapun, mau menjerit dan maraung pun tidak akan ada yang mau mendengarnya. Tubuhnya sudah rusak, apa yang perlu perbaiki, dari pada susah payah keluar dengan tubuh yang sudah rusak. Lebih baik tenggelam sajakan? memangnya siapa yang akan peduli. Dia sebatang kara di sini.
Kedua manik dengan hiasan bulu mata lentik itu menangkap siluet seorang pria, ia cukup sering melihatnya disini. Tante Jeslyn bilang dia salah satu pelanggan VIP di klub ini. Cukup tampan pikirnya, tubuh porprosional dengan balutan jas hitam. Cukup menggoda beberapa wanita yang sedang wara-wiri di sekitarnya. Yuri sering memperhatikan pria itu dari jauh, tanpa berani berniat menggoda.
Tapi untuk malam ini, mungkin ia akan mencoba menggodanya, meraup untung isi dompetnya boleh juga. Agar ia tidak mendapat komplain dari tante Jeslyn lagi. Jika di lihat dari penampilan seperti tampang seorang pembisnis muda, dan memiliki aura yang dominan. Lantas tungkai kaki jenjangnya melangkah menghampiri si pria yang jadi incarannya malam ini, di sana duduk sembari menegak beberapa botol wine.
"Satu malam bersama saya tuan" ucap Yuri tanpa permisi duduk di pangkuan sang adam.
Sebenarnya Yuri merasa jijik akan dirinya sendiri, kenyataanya dia memang bukan wanita baik-baik, jadi tidak ada gunanya jika jual mahal sekalipun. Semua yang ia lakukan sekarang, kurang lebih karena paksaan dan demi bertahan hidup dari dunia yang kejam.
Sang adam tersenyum, melihat wanita yang duduk pangkuannya, cukup berani biasanya ia cukup risih jika bertemu dengan wanita sejenis ini, tapi entah gerakan dari mana ia membiarkannya kali ini. "Kau orang baru disini?"
"Bukan, aku sudah dua tahun di sini tuan" ucap Yuri sembari memainkan kancing-kancing kemeja prianya.
Dedanya berdesir akibat perlakuan si wanita "Kau cukup berani" lalu mengulas satu smirk di wajah rupawannya.
"Aku sudah banyak balajar sejak berada disini tuan"
"Kau mau ku bayar berapa?" Ucapnya lalu mengelus surai panjang si wanita yang tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN [√]
FanfictionMengeja sakit yang berbaris pada riwayat, lalu beritahu di mana titik akhir itu? Bukan seperti daun maple yang bertabur karena arah angin, lalu menemui akhir. Ini lebih pelik daripada itu. Tapi, sejauh mana Shin Yuri mengeja langkah, untuk mencari p...