Karena gue nggak akan pernah bisa diam aja ketika apa yang gue genggam diusik sama orang lain.
~SAMUDRA BAGASKARA~
-Happy Reading-
ARA membuka matanya perlahan. Gadis itu mengerjap lalu mengedarkan pandangannya ke ruangan rumah sakit. Ara tersenyum tipis dikala ia bertemu pandangannya dengan manik mata Naya.
Naya langsung menghampiri Ara lalu mengecup keningnya singkat. "Ada yang sakit?" Ara menggelengkan kepalanya.
"Ara dimana Bun?"
"Kamu di rumah sakit sayang. Istirahat ya, Bunda mau panggil dokter dulu." Ara menganggukkan kepalanya singkat. Lalu melihat kearah pintu yang sudah ada Samudra, Farrah dan juga David.
"Gimana, Ra?"
"Baik."
"Masih sakit?" tanya Farrah kemudian, karena pasalnya jahitan di perut Ara masih belum kering.
Ara menghembuskan napasnya pelan. Ia mengangguk. "Cuma sedikit perih."
Sementara Samudra, pria itu menatap Ara datar. Ada perasaan khawatir yang ia tutupi dengan raut wajah yang datarnya itu. Lalu, mata mereka bertemu saat Ara menoleh padanya. Samudra menaikkan alisnya satu membuat Ara menggelengkan kepalanya pelan.
"Yaudah gue pulang dulu," ujar Samudra.
"Kenapa?" tanya Ara, padahal dirinya masih pengen Samudra menemaninya di ruangan ini.
"Ada urusan yang harus gue selesaikan, Ra."
"Urusan apa?" Kini David yang bertanya. Pria itu menatap Samudra penuh kecurigaan.
"Lu mau nyerang Naufal?" Samudra menatap David cepat, bagaimana pria itu tahu?
David tertawa pelan. "Gue cuma nebak doang. Jadi benar?"
Samudra menganggukkan kepalanya singkat. "Bukan Naufal aja. Tapi sama gengnya!"
Ara melebarkan matanya. "Eh, kenapa?"
"Karena gue nggak akan pernah bisa diam aja ketika apa yang gue genggam diusik sama orang lain."
Ucapan yang Samudra lontarkan berhasil membuat semua orang tercengang. Farrah yang melebarkan matanya, David yang menganga tak percaya dan Ara yang sedang menunduk seraya menggigit bibir bawahnya gugup. Gadis itu sedang menetralkan detak jantungnya yang berdetak cepat.
Samudra langsung membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya santai keluar dari ruangan gadis itu. David mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali, lalu ia melihat kearah Ara yang masih menunduk.
"Ra, lu deg-degan, ya?"
Plak!
»» ««
"Udah pada kumpul?"
"Masih ada yang di jalan, Bos."
"Hm, gue otw markas!"
"Siap, Bos."
Tut!
Samudra mematikan telponnya, lalu langsung menaiki motornya melaju dengan kecepatan tinggi menuju markas geng Tha Dragon. Hanya membutuhkan waktu 10 menit, Samudra sudah melihat para anggotanya yang sudah berkumpul, begitu pula dengan Alex, Revior, Ardi dan juga Rafi.
"Pegang peralatan kalian masing-masing!" perintah Samudra langsung diangguki oleh semua para anggotanya.
"Duduk. Gue akan membagi kelompoknya. Ada yang ikut nyerang, ada yang jaga di depan rumah sakit Ara."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNET [COMPLETED]
Teen Fiction𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! WARNING⚠ : MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA DAN ADEGAN KASAR, HARAP UNTUK TIDAK DITIRU-! »» Ketua geng The Dragon, sekali lawannya mancing, ia langsung bertindak. Dia bernam...