Gue dan lo, tidak akan pernah bisa bersatu. Kita seperti dua kutub magnet yang sejenis, apabila didekatkan akan tolak menolak.
~XYLONA ARANESSYA~
-Happy Reading-
SAMUDRA menatap kosong kearah depan papan tulis. Pengakuan Ara kemarin membuatnya begitu terkejut. Memang benar apa yang dikatakan oleh Revior dan Caca, bahwa dirinya begitu bodoh dalam hal perasaan.
Samdura menatap Alex tajam saat pria itu membuatnya kaget. "Apa?!"
"Ngelamun mulu. Mikirin apa bro?"
"Bukan urusan lu!"
"Kaget, Sam?"
Samudra menatap Revior bingung. "Apaan?"
Revior terkekeh sinis. "Kaget atas pengakuan Ara?"
Samudra melebarkan matanya. Bagaimana sahabatnya itu bisa tahu?
"Kaget juga kalau Ara mulai menghindar?"
Samudra berdecak sebal. Selalu saja Revior membuatnya terasa bungkam. Selalu saja begitu!
"Kaget juga kalau lu mulai sadar akan perasaan lu?"
"Bacod lu anjing!" ketus Samudra. Pria itu berdiri dari kursinya dan melangkahkan kakinya pergi keluar kelas.
Sementara Alex dan Ardi menatap Revior dengan raut wajah kebingungan. Rafi? Pria itu tidak masuk sekolah hari ini. Di chat pun pria itu tidak membalasnya padahal sedang online. Kemana pria itu sebenarnya? Ada apa dan kenapa?
"Itu Sam kenapa sih, Rev?" tanya Alex.
"Iya, terus pengakuan maksudnya ape?" timpal Ardi ikut bertanya.
Revior mengangkat bahunya acuh. "Ara jujur ke Samudra kalau dia suka. Makannya tadi Samudra ngelamun terus."
"Kok lu bisa tau?"
Revior menatap Ardi datar. "Ara sendiri yang cerita ke gue."
"Lu beneran suka sama Ara?" Revior mengedikkan bahunya acuh.
"Kalau suka, lebih baik mundur deh, Rev."
"Kenapa?" tanya Revior kepada Alex.
"Gue gak mau aja kita berantem gegara cewek," balas Alex yang langsung diangguki oleh Ardi. "Bener tuh. Jangan sampai dah, Rev."
"Liat aja nanti. Samudra sadar sama perasaannya atau kagak. Kalau mengenai perasaan gue, cukup gue doang yang tau. Kalian gak usah sok ikut campur!"
Setelah berkata itu, Revior langsung meninggalkan Alex dan Ardi yang sedang menatapnya cengo. Kenapa sok misterius gitu sih?!
"Sudahlah bocah nyimak aja."
"Bocah palalu!" Alex memutar bola matanya malas. Temannya satu ini tidak pernah bisa di ajak serius.
»» ««
Samudra menghisap rokok yang kini berada di mulutnya. Rooftop yang Samudra tempati kini banyak asap rokok yang keluar dari mulutnya.
Pria itu dengan pandangan kosongnya terus saja menghisap rokok itu, padahal dirinya sangat begitu anti terhadap benda macam seperti itu. Begitu memberikan pengaruh besarkah Ara terhadap kehidupannya?
Samudra memukul-mukul dadanya dan terbatuk-batuk. Pria itu membuang rokok tersebut lalu menghirup udara sedalam-dalamnya.
"Bangsat!" umpatnya. Kini pria itu berjalan keujung rooftop. Matanya melihat sosok gadis yang sedang membawa buku paket menuju perpustakaan. Samudra menyunggingkan senyumannya. Memang benar, bahwa Ara sangatlah lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNET [COMPLETED]
Roman pour Adolescents𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! WARNING⚠ : MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA DAN ADEGAN KASAR, HARAP UNTUK TIDAK DITIRU-! »» Ketua geng The Dragon, sekali lawannya mancing, ia langsung bertindak. Dia bernam...