27 | REALIZE.

649 75 193
                                    

-Happy Reading-



 ARA menunggu Galang yang sedang membayar makanan yang mereka pesan tadi. Gadis itu membuka hp-nya kala muncul notifikasi dari Revior. Ara mengernyitkan dahinya. Ada apa?

Kak Revior

Ra, Samudra mabuk. Dia terus aja manggil" nama lu.

Ara melebarkan matanya. Ia begitu terkejut. Bagaimana bisa Samudra mabuk? Maksudnya kenapa pria itu bisa mabuk?

Xylonaaraa

Sekarang dimana, Kak?

Kak Revior

Rumah Samu, Ra.

Ara berlari pelan kearah Galang. Gadis itu langsung menarik lengan Galang untuk cepat-cepat mengantarkan dirinya ke rumah Samudra.

"Kenapa sih, Ra?"

"Anter gue ke rumah Kak Samu."

"Ngapain? Udah malam, Ra."

"Ck, baru jam 8. Ayok ihh cepat."

"Emang ada apa, sih?" tanya Galang. Pasalnya ia sangat bingung saat gadis itu mendadak cemas begitu. 

"Kak Samu mabuk, Kak. Ayok buru jalan!"

Galang berdecak kesal. "Sabar atuh neng!"

"Lagian lu jadi cewek labil banget, Ra. Lu nyuruh Samudra jauhi lu, tapi waktu tau keadaan Samudra kayak gitu aja langsung di samperin. Mana cemasnya minta ampun lagi."

Ara diam. Gadis itu mencerna semua perkataan Galang. Iya ya, mengapa dirinya menjadi labil begini? Sudah bagus ia menjadi tegas pada pria itu lalu menyuruhnya untuk menjauh. Ara menghela napasnya sejenak. 

"Ya suka-suka gue dong. Lagian tadi kata Kak Revior kalau Kak Samu terus manggil-manggil nama gue."

"Terus lu percaya?"

Ara mengusap wajahnya kasar. "Kenapa malah lu yang sewot sih?!"

Galang mengedikkan bahunya acuh. Mencoba untuk menghilangkan rasa aneh yang terus saja menyerang hatinya. 

»» ««

Samudra membuka matanya perlahan. Pria itu mengedarkan pandangannya lalu menatap temannya satu persatu. "Kok gue bisa ada di sini?"

"Kik gii bisi idi di sini?" ujar Alex, menye-menye perkataan Samudra.

Samudra memutar bola matanya malas. "Gue serius. Perasaan tadi gue ada di club deh."

"Lu mabuk, Sam. Terus tepar di mobil gue. Untung orangtua lu lagi nggak ada di rumah, Sam."

Samudra berdehem. "Mereka lagi ke Bandung. Liat nenek."

"Kenapa?"

"Apanya?" Samudra menatap Revior malas. Pasti pria itu akan bertanya-tanya kenapa dirinya bisa pergi ke club?

"Kenapa pergi ke club?"

Nah kan!

Samudra mengedikkan bahunya acuh. "Pengen aja."

"Halah sok-sokan pengen lu, sat! Gue ajakin tadi sore aja lu kagak mau. Eh tau-taunya lu udah mabuk duluan."

Samudra menghela napasnya seraya menatap Rafi kesal. "Gapapa."

MAGNET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang