11 | MENYUSUN.

374 80 315
                                    

Karena dia sedikit spesial.

~SAMUDRA BAGASKARA~



-Happy Reading-

DAVID menggenggam tangan Ara lembut. Menatap wajah pucat Ara yang masih belum sadarkan diri. Setelah melakukan donor darah yang dilakukan oleh Samudra, David merasa lega saat darah pria itu cocok dengan sahabatnya. Keadaan Ara langsung ada peningkatan membuat semua orang juga ikut merasa lega.

Naya menghampiri David, lalu menepuk pundak pria itu. "Tante mau ambil baju dulu, ya. Kamu tungguin Ara." David menganggukkan kepalanya. Pria itu tersenyum, setidaknya Naya yang merupakan Bunda Ara masih peduli pada anaknya itu. David sendirilah yang menelpon Naya bahwa Ara ditembak dan tentu saja Naya terkejut dan langsung panik. Dengan keadaan yang sedang meeting, Naya langsung keluar dari ruangannya, berlari menuju rumah sakit. Tetapi, tidak untuk Ayahnya Ara. Frans sedang berada di luar negeri menyelesaikan pekerjaannya. 

"Iya, Tan. Pasti David jagain!" Naya tersenyum lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Ara. 

Pintu kembali terbuka saat ada Farrah yang ingin melihat kondisi Ara. Farrah duduk disamping David, lalu menghembuskan napasnya pelan. "Belum sadar?"

David menggeleng. "Belum. Btw keadaan lu gimana?"

Farrah terkekeh pelan. "Baik-baik aja, makannya gue bisa ada di sini nyamperin Ara."

David berdecak sebal. "Bukan itu! Maksud gue bibir lu nggak sakit?" tanya David seraya menatap ke arah sudut bibir Farrah yang di tutupi perban.

"Perih doang."

"Gimana ceritanya?" Farrah mendongak lalu menghela napasnya sejenak. 

"Tadi gue sama Ara tuh mau ke perpustakaan. Ya lu tau sendirikan kalau perpustakaan suka sepi?" David mengangguk. Memang benar, minat membaca buku di SMA ANGKASA sangatlah sedikit. Jadi tak heran lagi jika perpustakaan SMA ANGKASA selalu sepi. Paling ada 5 sampai 10 orang siswa-siswi yang sering pergi menghabiskan waktunya di perpustakaan.

"Waktu gue sama Ara lagi jalan, gue ngerasa ada yang ngikutin gue. Terus gue liat ada 2 orang pake jubah hitam, gue kan bawa kaca tuh, ya gue todongin ke mereka. Eh, sialnya malah gue yang kena. Terus, gue sama Ara di bekap terus tarik ke belakang sekolah. Gue langsung aja dah tendang kaki cowok itu, eh dia malah langsung pukul gue. Sialan emang!"

"Udah gitu ada orang yang datang lagi, terus langsung nampar Ara berkali-kali. Karena gue kesel, gue langsung jambak aja rambutnya eh malah di pukul lagi anying. Udah gitu nggak tau apalagi, kayaknya gue pingsan."

David memangut-mangutkan kepalanya. Ia menjadi semakin penasaran dengan siapa pria yang dimaksud Farrah itu. Apa pria itu merupakan pria yang ditembak oleh Samudra?

"Lu nggak tau siapa namanya?" Farrah menggeleng pelan. "Nggak tau. Kayaknya dia bukan dari sekolah kita deh, Vid. Dari seragamnya juga kan beda."

"Iya emang bukan. Dia dari SMA SEMESTA."

Farrah mendongak, ia menatap David dari samping. "Kok lu bisa tau?"

"Gue punya temen dari SMA SEMESTA. Nah seragamnya sama kayak orang yang di tembak sama Samudra."

Farrah melebarkan matanya. "Kak Samu nembak orang?" David menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Farrah. 

»» ««

Kini, Samudra, Revior, Alex, Ardi dan Rafi sedang berada di markas geng The Dragon. Dengan semua pasukannya yang sudah berkumpul, mereka akan membahas rencana aksi penyerangan terhadap geng Eagle. Mereka diam-diam menyimak apa yang akan di jelaskan oleh Samudra. Terlihat sekali jika pria itu begitu marah dan serius. 

MAGNET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang