pen nyoba update pagi' hehe :D
-Happy Reading-
SAMUDRA dan Galang kini berada di rumah sakit. Galang kesini bersama Naufal dan juga Rizky. Mereka ingin menjenguk keadaan Ara. Samudra berada di ruangan Ara sementara Galang dan kawan-kawannya sedang berada diluar ruangan. Menjenguk Ara secara bergilir, tadi Galang dan kawan-kawannya, kini bagian Samudra.
"Katanya lu cinta sama gua, Ra? Cuma sampai segini perjuangan lu?"
"Ayok bangun! Mau sampai kapan tidur, huh?" Samudra menggenggam tangan gadis itu.
"Dulu, gua sering ke rumah sakit karena Caca. Sekarang, gua sering ke rumah sakit karena lu, Ra. Kenapa setiap orang yang gua sayang akan seperti itu?"
"Gua tau lu orang yang kuat, Ra. Bangun, buka mata lu. Banyak orang yang menunggu lu, Ra. Bunda lu, Ayah lu, lagi cari pendonor hati buat lu."
"Gua mohon, bertahan Ra. Stabilkan kondisi lu. Kenapa gua setiap bertanya ke dokter dan dokter tersebut menjawab kalau kondisi lu semakin lemah. Malah tadi dokter bilang jantung lu berdetak sangat lemah. Lu mau ninggalin gua, Ra?"
"Lu tega buat semua orang nangis? Buat semua orang nunggu kayak gini, Ra?"
"Ayok bangun. Gua yakin, pasti ada orang yang berhasil cari pendonornya."
"Nak, Sam?" Samudra menoleh kebelakang. Pria itu menatap Ayah Ara-Frans.
"Gimana, Om? Udah dapat?" Frans menggeleng pelan.
"Semuanya gagal. Pencarian pendonor hati keluar negri dibatalkan." Samudra melebarkan matanya. "Kenapa, Om?"
"Karena, jaringannya sangat jelek. Kalau saya yang kesana sangat sulit, pasti prosesnya sangat lama. Mana sekarang masa pandemi kayak gini."
"Terus, Ara gimana, Om?"
"Kamu berdoa terus, ya. Ajak teman-teman kamu buat cari pendonor hati." Samudra menganggukkan kepalanya.
"Tadi dokter periksa Ara lagi?"
"Iya. Kata dokter, jantungnya semakin melemah. Kondisinya juga nggak stabil, Om. Ara nggak memberikan respon apapun."
"Terus?"
"Kalau kedepannya masih aja kayak gitu. Dokter akan membuat keputusan buat melepas semua alat yang di pake Ara, kayak keputusan yang pertama, Om," jelas Samudra.
"Yaallah. Kenapa susah banget cari pendonor?" tanya Frans pada dirinya sendiri.
"Saya yakin Ara pasti akan sembuh. Kondisinya pasti akan segera stabil. Saya yakin," ujarnya seraya menepuk-nepuk bahu Samudra.
Setelah berkata seperti itu, Frans mengelus puncak kepala Ara. Lalu, pergi dari ruangannya.
"Liatkan? Banyak yang berjuang buat lu bangun, Ra. Ayok lu juga harus berjuang buat kita semua. Gua yakin, lu kuat. Gua yakin, Ra."
»» ««
Suasana dikantin serasa awkward bagi Farrah. Ia merasa gugup karena dihadapannya ini ada Rafi, Alex, Ardi dan juga Revior. Sementara David. Pria itu terlihat santai. Dengan tangan yang keatas lalu memasukkan bakso kesukaannya itu kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNET [COMPLETED]
Teen Fiction𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! WARNING⚠ : MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA DAN ADEGAN KASAR, HARAP UNTUK TIDAK DITIRU-! »» Ketua geng The Dragon, sekali lawannya mancing, ia langsung bertindak. Dia bernam...