30 | CHOOSE.

682 77 187
                                    

-Happy Reading-


ARON tertawa miris. Justin yang merupakan teman terdekatnya sekarang sudah mengkhianatinya. Kenapa tidak ada yang mendukungnya sama sekali?

"Karena dia juga, gue jadi tau yang sebenarnya bahwa dalang dari kecelakaan Caca itu lu. Lu langsung membalikkan arah mobil ke jurang dan langsung mengganti nomor plat mobilnya. Lu sengaja menyuruh anak-anak buah lu buat membodohi para polisi. 2 mobil yang sama dengan nomor plat berbeda. Tentu saja memiliki niat dan tujuan yang sama pula bukan?"

"Gini, gini. Mobil yang pertama lolos itu mobil anak buah lu yang pertama dan mobil kedua yang berhasil nabrak Caca itu mobil lu, kan? Terus dengan begitu liciknya lu langsung belok kearah jurang sementara mobil yang pertama langsung berjalan lurus. Lu sengaja menyelinap, agar tidak ketahuan polisi. Lalu sampainya di tepi jurang, lu langsung ganti nomor plat mobilnya dengan yang baru. Bukankah begitu?"

"Lu berhasil membodohi polisi, Aron. Tetapi, kelicikan lu sendiri yang menjebak diri lu terperangkap dan akhirnya terbongkar." Galang terkekeh sinis. 

Lalu, tangannya terulur untuk membantu Aron berdiri. "Berdiri, lu!"

Aron pun berdiri. Lalu menatap Rafi sekilas. "Kata gue juga apa, Ron. Serapi-rapinya rencana yang lu susun, pasti terbongkar juga."

"Gue bukan belain Samudra ataupun Galang, Ron. Gue cuma mau lu berubah. Rubah sikap dendaman lu itu! Lu harus jadi orang yang bisa menerima kenyataan, Ron!"

Beginilah Rafi. Walaupun dia pria fakboy, sekalinya menasehati adiknya pasti akan selalu serius.

Itulah Rafi. Pria yang di satu sisi fakboy di satu sisinya bisa menjadi abang yang mencoba terbaik untuk adiknya.

Aron termenung. Apa yang dikatakan oleh abangnya itu memang benar apa adanya.

"Gue minta maaf sama kalian semua. Sam, sorry gue juga baru tau kalau itu semua rencana adik gue. Awalnya gue juga gatau, Sam. Serius!"

"Awalnya gue waktu bulan kemarin rada curiga kenapa adik gue sering pulang malam. Suka telpon sembunyi-sembunyi. Waktu gue selidiki, ternyata semua dalang di balik kecelakaan Caca, ya itu adik gue."

Rafi menghela napasnya sejenak. "Makannya gue sempet ngehindar dari kalian. Bukannya gue takut atau apa. Gue cuma lagi refreshing otak, cari ketenangan sekaligus cari timing yang tepat buat bongkar semuanya."

"Sorry ya, Sam? Lang, Ca, gue juga minta maaf banget sama kalian."

Aron yang mendengar permintaan maaf Rafi pada Samudra, Galang dan Caca pun langsung tertunduk malu. Seharusnya, yang berkata seperti itu adalah dirinya. Bukan Rafi.

"Hm. Udahlah gapapa. Lagian Caca sekarang udah sadar juga," tutur Samudra. Lalu pria itu menepuk-nepuk bahu Aron.

"Sorry, karena orangtua gue, ayah lu jadi kecelakaan terus meninggal."

"Tapi, orangtua gue juga gak sengaja, Ron. Rem nya tiba-tiba blong seperti yang lu tau. Terus gak sengaja malah nabrak samping mobil bokap lu dan terguling ke jurang."

»» ««

Justin menangkis tangan Aron cepat. Pria itu berusaha buat menghindar semua layangan yang Aron berikan.

"Berhenti bego!"

"Kenapa lu kasih tau semuanya bangsat?!"

"Bukannya itu lebih bagus?" Aron berdecih sinis. "Itu semuanya udah gue susun rapi-rapi dari dulu anjing. Dengan gampangnya lu gagalin rencana gue? Kemana lu yang kemarin-kemarin dukung semua rencana gue hah?!"

MAGNET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang