39 | HUG WOUND.

658 67 208
                                    

1 part agy ending gais :v

cuma saranin untuk membawa tisu, hehe :D



-Happy Reading-

SAMUDRA menatap Ara sendu. Dengan senyum yang masih merekah, pria itu mendekap tubuh mungil Ara.

"Kak..." lirih Ara. Suara gadis itu terdengar lemah.

"Sstt. Jangan ngomong dulu, Ra. Sebentar doang, sebentar kayak gini dulu," ujar Samudra. Pria itu semakin mempererat dekapannya.

"Gua kangen banget, Ra. Kangen."

"Ara juga," balasnya.

Samudra menatap Ara dalam. Ia mengecup singkat pelipis gadis itu. "Kangen gua, hm?"

Dengan jantung yang berdetak kencang. Ara menganggukan kepalanya pelan. "Iya." 

Samudra tersenyum. "Sini peluk lagi." Ara tertawa pelan. Lalu memeluk Samudra, menyandarkan pipinya ke dada bidang pria itu.

"Lu tau gak udah tidur berapa lama?"

Ara menggeleng. Dengan posisi yang masih memeluk Samudra, ia mendongak. "Emang berapa lama, Kak?"

Samudra yang melihat Ara seperti ini terkekeh gemas. Ia menarik hidung Ara menggunakan kedua jarinya. Jari tengah dan jari telunjuk.

"Satu minggu lebih. Awalnya dokter mau lepas semua alat yang lu pake, tapi karena kondisi lu mulai stabil dan sekarang udah sadar, jadi nggak jadi di lepas," jelas Samudra.

"Bunda sama Ayah Ara mana, Kak?"

"Mereka tadi berangkat keluar, cari pendonor hati buat lu."

Ara menghela napas sejenak. "Kena hati Ara ya, Kak?" Samudra mengangguk.

"Padahal gak usah di cari. Kalo udah waktunya kan percuma," celetuk Ara.

"Heh! Gak boleh ngomong gitu, ah!"

"Kan umur nggak ada yang tau, Kak."

"Udah Ara! Bahas yang lain aja." Ara mengangguk menurut. Samudra pun langsung membahas tentang apa saja yang ditanyakan oleh Ara.

"Sam, Ra." Sontak Samudra dan Ara pun menengok kearah pintu. Dimana sudah ada Galang dan Caca yang berdiri di sana. "Masuk, Kak," ujar Ara. Ia memang belum tahu tentang Caca yang kerjasama bareng Aron. Karena, sewaktu Ara disana, Caca tidak pernah memunculkan dirinya di hadapan gadis itu.

"Udah sadar, Ra?"

"Belum, Kak," jawab Ara dengan memutar bola matanya kesal.

"Yaelah, Ra, basa-basi doang," kekeh Galang.

"Pantes aja basi."

"Hm Ra, ada yang mau Caca omongin ke lu katanya."

"Oh, omongin aja. Ada apa?" tanya Ara seraya menatap Caca.

"Gua mau minta maaf sama lu, Ra." Dahi Ara mengernyit heran.

"For what?"

"Karena gua juga udah kerjasama bareng Aron atas penculikan waktu minggu kemarin itu."

MAGNET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang