-Happy Reading-
GALANG dengan motor ninjanya memasuki perkarangan rumah Samudra. Ia ingin membicarakan sesuatu hal yang menurut ia sangatlah penting.
"Sam, gua mau ngomong sama lu. Penting."
"Apa?"
"Gue sama Caca udah pacaran dari kita kelas 8 SMP."
Samudra melebarkan matanya. "Maksud lu apaan anjing?"
"Gua jujur, Sam... Gua gak bilang ke lu karena dulu gua takut persahabatan kita hancur. Tapi, dengan lu nembak Caca waktu perpisahan itu, buat gua emosi."
"Apalagi waktu Caca udah sadar. Dia lebih dekat sama lu. Apa-apa sama lu. Pergi kemanapun sama lu. Sementara gua? Gua chat, balasnya slr. Gua telpon, gak diangkat. Gua ajak buat ketemuan, dia selalu nolak. Apa penantian gua selama 2 tahun ini mampu membuat perasaan dia berubah, Sam?"
"Gua seneng waktu lu sadar kalau lu suka sama Ara. Itu artinya, masih ada luang buat hubungan gua sama Caca. Tapi, Caca minta break sama gua, Sam. Alasannya masih sama, karena... " Galang menjeda ucapannya membuat Samudra semakin penasaran.
"Karena apa?"
"Karena lu suka sama Ara."
"Maksud lu?"
Galang menceritakan semuanya pada waktu itu. Sebenarnya, ia merasa sakit hati sekaligus merasa sesak akan keputusan Caca. Tapi mau gimana lagi? Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Membuat Galang juga harus menenangkan otak dan hatinya.
"Gua mikirnya kalau dia masih suka sama gua, dia pasti gak akan pernah ragu sama perasaannya. Dan dia gak akan pernah merasa aneh, saat dia tau kalau lu suka sama Ara."
Galang menghela napasnya. Ia menatap Samudra. "Gua ngomong gini, biar gak salah paham lagi, Sam. Gua deketin Ara, awalnya emang mau berteman. Gua udah anggap dia sebagai teman, kayak gua anggap David, sahabat Ara. Gua gak pernah nganggap dia lebih. Gua cuma mau butuh hiburan, karena gua yakin cuma Ara yang bisa balikin mood gua. Dan itu semuanya benar. Dia dengan mudahnya balikin mood gua. Dia itu lucu. Humble. Gampang cari topik, nyambung terus. Enak kalau diajak curhat. Ya, gitulah pokoknya."
"Terus waktu tau dia suka sama lu. Gua juga jadi pengen tau perasaan lu ke Ara. Jadi, gua terus deketin Ara, buat manas-manasin lu dan buat lu meyakinkan perasaan lu sendiri. Dan dengan cara gua gini, lu jadi sadarkan?" Galang terkekeh pelan.
"Gua tau lu masih kaget antara hubungan gua sama Caca, Sam. Sorry, kalau itu nyakitin lu."
Samudra menggeleng cepat. "Gak, Lang. Kan sekarang dihati gua cuma ada Ara. Udah gak ada nama Caca lagi. Jadi lu tenang aja."
"Masalah Caca, kita bisa omongin baik-baik. Mungkin suasana hati dia lagi merasa sedih. Kita juga masih belum tau kan alasan Caca kenapa kerjasama bareng Aron," sambung Samudra yang diakhiri hembusan napas pelannya.
"Sore ini gua mau kerumahnya. Lu mau ikut, Sam?"
"Lu tadi belum ke rumah Caca?"
Galang menggeleng. "Tadi gua mandi dulu. Masa dari rumah sakit langsung ke rumah Caca? Mau nyebar penyakit?"
"Yaudah santai. Gua mau ikut, gua mau tau alasannya apa. Karena gua udah terlanjur merasa kecewa sama dia."
"Sama. Tapi inget, Sam, dia masih sahabat kita. Dari kecil..."
»» ««
Galang dan Samudra kini berada di rumah Caca. Gadis itu sedang membuat minuman untuk kedua pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNET [COMPLETED]
Teen Fiction𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! WARNING⚠ : MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA DAN ADEGAN KASAR, HARAP UNTUK TIDAK DITIRU-! »» Ketua geng The Dragon, sekali lawannya mancing, ia langsung bertindak. Dia bernam...