14 | SALAH SANGKA.

373 68 219
                                    

Hai Ara back again sesuai target, xixi.
Nembus 10 vote + 100 lebih komen? Ara langsung up lagi 🙆



Don't expect too much.
Karena sedaridulu hati dia sudah di genggam oleh gadis lain.
~XYLONA ARANESSYA~



-Happy Reading-

SINAR matahari yang menerpa wajah Ara membuat gadis itu menutup matanya. Cuaca hari ini sangatlah tidak menentu, terkadang tiba-tiba panas dan terkadang mendung karena matahari yang tertutupi oleh awan hitam. 

Ara kini sedang berada di taman rumah sakit. Menghabisi waktunya bersama Samudra. Sorenya, gadis itu boleh pulang ke rumahnya. Tentu saja membuat Ara bersorak senang. Berbeda dengan Farrah yang tidak harus menginap di rumah sakit.

Ara menghirup udara pada siang hari ini. Matanya mengedar ke segala penjuru taman. Banyak anak kecil, seusianya bahkan yang lebih tua darinya yang sedang duduk dan menikmati udara siang di taman ini.

Taman rindang yang begitu banyak pohon membuat semua orang merasa nyaman. Hilir angin yang menerpa wajah mereka membuat mereka merasa segar daripada di ruangan yang memang bau obat-obatan. 

"Ra lu tau nggak?"

Ara menoleh kearah Samudra. Pria itu tersenyum tipis padanya. "Nggak tau, Kak."

"Kemarin habis pulang dari sini, gue langsung pergi ke rumah sakit yang dimana Caca rawat. Kebetulan di situ ada dokter dan katanya keadaan Caca udah ada peningkatan. Kemungkinan besar beberapa hari lagi Caca sadar."

Ara menatap Samudra dalam. Wajah pria itu berbinar dan begitu ceria saat menceritakan kondisi Caca padanya. Ara menggigit bibir bawahnya dan meremas pakaian yang ia gunakan. Ia merasa senang sekaligus sesak.

"Alhamdulillah." Itulah yang bisa Ara ucapkan. Selebihnya ia tidak tahu harus merespond apa lagi.

"Ayok ke ruangan. Waktu lo keluar udah habis."

Ara menghela napasnya sejenak. Gadis itu hanya diberi waktu 15 menit untuk pergi ke taman. Dengan terpaksa, Ara menganggukkan kepalanya singkat. "Iya, Kak."

"Kalau Caca sadar, gue mau kenalin lu ke dia."

"Buat?"

"Biar Caca tau, kalau rasa kangen gue terbayar karena adanya lu, Ra."

"Lu selalu mandang gue sebagai Caca, Kak?"

Samudra mengedikkan bahunya keatas. "Nggak, Ra. Hanya terkadang. Ada waktu yang memang selalu mandang lu sebagai Ara dan ada waktu tertentu yang membuat gue mandang lu sebagai Caca."

Ara tersenyum miris. Hati ia begitu sesak. Jadi selama ini Samudra selalu memandangnya sebagai Caca?

"Sikap lu yang manis, lu pandang gue sebagai apa?"

»» ««

Samudra merebahkan tubuhnya keatas kasur miliknya. Ia begitu merasa lelah. Sejak kemarin, ia tidak bisa istirahat karena pikirannya yang masih melayang tanpa tujuan. Pria itu menghembuskan napasnya pelan, matanya menatap langit-langit kamarnya itu. Seketika, sekelebat bayangan wajah Ara tiba-tiba hinggap di otaknya.

Sikap lu yang manis, lu pandang gue sebagai apa?

Pertanyaan yang gadis itu lontarkan mampu membuat ia merasa bingung. Mengapa ia bisa begitu manis pada Ara yang notabene perempuan sekaligus adik kelasnya?

MAGNET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang