29 | REASON.

633 76 255
                                    

-Happy Reading-


GALANG yang sedang santai menyandar punggungnya ke kursi menghela napasnya sejenak. Pikiran ia semenjak Caca sadar sudah tidak beraturan. Pria itu memang mau menjelaskan sesuatu ke gadis itu. Tetapi, lagi dan lagi waktunya sangat tidak tepat. Setiap ingin berbicara selalu saja ada Samudra. Di chat? Slow respon. Di telpon? Tidak diangkat. Sebenarnya gadis itu maunya apa, sih?

"Putusin aja udah."

Galang menatap Rizky malas. Tidak bisakah kasih saran yang jauh dari kata 'putus'?

"Jangan mempertahankan yang tidak mau dipertahankan, Lang."

Galang berdecak sebal. Tadi Rizky dan sekarang Naufal. Mengapa mereka semua menyuruhnya untuk memutuskan hubungannya dengan Caca?

Percaya tidak jika Galang dan Caca sudah pacaran sejak kelas 8 SMP?

Mungkin itu masih zaman-zamannya cinta monyet? Tapi entahlah, yang di rasakan oleh Galang terhadap Caca dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah. Perasaan yang masih sama. Di kala mata mereka bertemu, hatinya selalu berdebar.

Aroma tubuh yang sudah menjadi candu Galang tersendiri. Kini, ia merindukan pelukan dari gadisnya itu. Oleh sebab itu, Galang langsung emosi saat Samudra menyatakan perasaannya pada Caca waktu di hari perpisahan pada masa SMP-nya. Emosi sih waktu liat pacarnya sendiri ditembak oleh sahabatnya sendiri. 

Tetapi, mengapa ia seolah-olah menjadi orang ketiga diantara Samudra dan Caca? Karena bagaimanapun juga, dirinya lah yang sudah menjalin hubunga duluan dengan gadis itu daripada Samudra. 

"Bisa gak sih kasih kata-kata yang bikin gue merasa semangat buat dapetin Caca lagi? Ini malah manas-manasin buat putus," ketus Galang. Pria itu masih setia dengan hp-nya. Menstalking instagram Caca. Melihat setiap postingan foto gadis itu dari atas sampai bawah.

"Argh bangsat! Gue tuh kangen tau gak, sih?!"

"Coba deh Lang sekarang tanya sekarang dia lagi ada dimana. Lagi sama Samudra atau nggak."

"Coba Lang buruan! Liat dia online gak tuh."

Galang langsung saja membuka aplikasi WhatsApp nya dan melihat last seen gadis itu. 

"Oasu, ternyata lagi online."

"Cepat chat, Lang!" Galang menganggukkan kepalanya. Ia langsung menekan tombol send setelah mengetikkan sesuatu kepada gadisnya itu. 

"ANJIM LANGSUNG OFF BANGSAT!"

Naufal dan Rizky sontak langsung tertawa keras. Mereka dengan wajah yang tidak berdosanya terus saja menertawakan Galang.

"Rese lu semua!"

Tringg. Tringg.

"WOAHHH. CACA TELPON GUE DONG TELPON."

Naufal dan Rizky menghentikan tawanya. Mereka langsung melihat kearah layar hp pria itu.

"Anjirlahh. Rezeki mah emang kagak kemana, ya, Lang? Buruan angkat!" Dengan cepat, Galang langsung menekan tombol hijau dan menunggu Caca untuk menyapanya duluan.

"Lang?"

"Iya, Ca?"

"WEII LANGSUNG CERAH GITU MUKANYA."

"WOILAH SERASA ADA KUPU-KUPU YANG BERTERBANGAN DIDALAM PERUTKU."

"ADUH MAMAE HATIKU BERBUNGA-BUNGA."

Galang mendelik tajam kearah Naufal dan Rizky. Pria itu langsung melangkahkan kakinya menjauh dari mereka berdua. "Bacot lu pada!"

Galangpun langsung menyampingkan hp-nya ke telinga. Ia berdehem singkat. "Maaf, Ca. Biasa lah pada laknat."

MAGNET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang