Chapter 3 - Good Morning, Jakarta

9.1K 180 1
                                    

Author POV:

Dua minggu adalah jangka waktu yang panjang bagi Nesa untuk meninggalkan banyak materi pelajaran dan tugas-tugas. Ulangan tengah semester dan berbagai macam praktikum lainnya yang dia lewatkan seakan membuat kepalanya pecah, layaknya bom waktu.     As usual, Nesa berangkat ke sekolah barengan Choki yang belakangan ini udah sering masuk kampus pagi. Nesa belum diperbolehkan Mamanya untuk membawa kendaraan pribadi sebelum masuk usia yang pantas. Dan thank God, sebentar lagi Nesa mau seventeen, jadi nggak perlu selalu mengandalkan Choki yang bertugas mengantar-jemputnya sekolah (dan selalu minta imbalan gono-gini dengan alasan ‘Gue tiap hari yang antar-jemput lo sekolah, harus tau balas jasa dong’).Tria orang pertama yang disapanya di depan pagar sekolah. Dan seperti biasa, hot gossips from the oven nggak pernah ketinggalan untuk di ungkit, apalagi selama seminggu belakangan ini Nesa nggak masuk sekolah, banyak banget gosip yang harus Nesa simak dengan mata melek dan telinga yang fresh.

 “Gue rasa si Jojo udah mulai ngedeketin si Yessi, deh,” Tria berkata dengan nada iri dan sinis.Jujur, untuk yang satu ini, Nesa nggak ngeh dengan apa yang Tria ceritakan, abisnya Tria cepet banget bicaranya kalau lagi antusias.

“Yessi? Anak mana lagi tuh?”

“Aduh Nes, yang anak kelas 2 itu lho, yang dulunya pas di OSIS deket banget sama Mukti. Lo inget?”

“Oh, jadi Jojo lagi deket sama Yessi?” Nesa bingung.

Tria menghela napasnya sepanjang mungkin, “Baru aja gue bilang tadi.” Wajah Tria berubah jadi buram, merasa obrolan mereka udah disconnected. Tria menarik lengan Nesa untuk masuk ke kelas mereka, 3IPA1.Obrolan mereka semakin lama semakin panjang, mulai dari tentang sahabat-sahabat mereka sendiri, sampe beralih ke mantan Tria si anak Surabaya itu.

  “Eh btw, si Angga jadi pindah ke Surabaya?” sela Nesa yang tiba-tiba terperangah saat mendengar kata ‘Surabaya’.

“Udah, dua hari setelah lo ke KL, Angga langsung pindah.” Jawab Tria seakan tanpa minat. Raut wajahnya langsung berubah masam saat Nesa menyela cerita serunya.

“Ada penggantinya?”

“Katanya sih ada, tapi gue juga nggak tau.”

Saat Tria mau ngelanjutin gosipnya, tiba-tiba segerombolan Indra dan anak-anak Skeleton lainnya nyamperin Nesa.

Bicara sedikit soal Skeleton, itu adalah nama band mereka yang dibentuk oleh Indra yang beranggotakan Mukti sebagai guitarist acoustic, Indra sebagai guitarist rythme dan vocal, Digo sebagai drummer, Jojo sebagai bassist, dan Angga sebagai lead vocal. Tapi sayangnya, Angga harus keluar dari band karena pindah ke Surabaya. Kini Skeleton sedang mencari vocalist baru untuk gabung bersama mereka. Nama ‘Skeleton’ sendiri terinspirasi ketika mereka sedang belajar biologi tentang tulang kelas 2 lalu. Karena sibuk dengan persiapan pensi, Indra mulai membentuk band di sela-sela pelajaran biologi. Karena Indra ketahuan buat ribut di deretan paling belakang bersama Jojo, Indra di hukum di depan kelas dan di suruh menjelaskan tentang bagian anatomi tulang manusia. Dari situlah, nama ‘Skeleton’ melesat ke kepala Indra dan menjadikan sebutan itu untuk nama band mereka saat tampil pensi.

“Hey Nes!” Digo, Jojo, Mukti, dan Indra langsung memeluk Nesa dengan antusias dan perasaan senang. Akhirnya sahabat mereka yang satu ini kembali juga.

“Gimana check-up-nya? Lancar?” tanya Mukti perhatian, sambil mengumbar senyum manis dari wajahnya yang putih bersih itu.

“Alhamdulillah, Ti, baik-baik aja kok.” Nesa tersenyum senang sekaligus puas.

“Syukur deh,” sela Jojo, “Kita kangen banget sama lo, Nes.” Dengan ekspresi  yang sedikit menggoda, ada maksud terselubung di dalamnya.

“Kangen orangnya apa oleh-olehnya?” kecek Indra ke Jojo, tetapi langsung ditepis Jojo. Walaupun Jojo emang berharap oleh-oleh dari Nesa, tapi Jojo emang kangen banget dengan sosok Nesa yang periang. Dua minggu ditinggalkan, serasa sebulan lamanya. Itulah ibarat mereka semua yang sempat ditinggalkan oleh Nesa. Yap, Tria, Indra, Jojo, Digo, dan Mukti, adalah sahabat-sahabat baik Nesa sejak SD. Apalagi Indra, yang merupakan teman masa kecil Nesa sejak keluarga mereka masih tinggal di Padang sekitar tahun 1999 hingga tahun 2002 yang lalu. Sejak itulah Nesa mengenal Indra, apalagi ayah mereka dulunya sempat menjadi rekan kerja yang sangat akrab, hingga sekarang keluarga Nesa masih sangat dekat dengan keluarga Indra. Orangtua dan adik Indra saat ini menetap di Washington DC karena papa Indra dipercaya untuk menjadi duta besar Indonesia untuk Amerika. Indra udah dianggap kayak keluarga kandungnya sendiri, kakaknya sendiri. Orangtua Indra menitipkan Indra kepada keluarga Nesa, walaupun Indra menolak ketika diajak untuk tinggal di rumahnya Nesa oleh Tante Endah, Mama Nesa.

On The Love-LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang