KEMBALI MEMBAIK

4.7K 236 9
                                    

Jam menunjukan pukul 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukan pukul 20.00 malam. Keterlambatan Syabila pulang, karena saat dirinya dan Intan hendak menuju rumah sepupunya Intan setelah membeli kado di salah satu mall, jalanan yang dituju macet. Sampai akhirnya Syabila dan Intan tiba di rumah sepupu Intan yang habis melahirkan itu ketika adzan maghrib berkumandang. Selepas shalat Isya, barulah Syabila dan Intan pamit pulang karena sebelumnya mereka ditawari oleh sepupu Intan untuk makan malam bersama.

Saat taksi online yang ditumpangi Syabila tiba di rumah minimalis yang dibeli Revan, Syabila yakin Revan sudah beradaa di rumah sebab mobil yang dipakai suaminya itu telah terpakir digarasi. Syabila segera turun dari mobil tersebut setelah membayar ongkos kepada supir taksinya.

Disisi lain, Revan yang berada di ruang tamu sedang mondar-mandir tak jelas sejak selesai shalat isya. Dirinya juga sudah beberapa kali melirik jam yang tertempel di dinding ruangan itu. Revan sangat khawatir dengan Syabila karena sejak tadi dirinya menunggu Syabila yang sampai saat ini belum pulang. Dirinya tadi juga sempat menelepon Syabila, tetapi nada dering panggilan telepon dari handphone istrinya itu terdengar di kamar Syabila.

"Assalamualaikum"

Ucapan salam dan suara pintu terbuka membuat Revan menghentikan langkah mondar-mandirnya dan langsung menoleh kearah pintu. Revan menghela nafas lega saat melihat sosok istrinya itu.

"Waalaikumsalam... Kamu dari mana sih Bil pulang jam segini?" tanya Revan saat istrinya itu berada di hadapannya.

Bukannya menjawab pertanyaan suaminya itu, Syabila meraih tangan kanan Revan lalu menyalami suaminya dengan mencium punggung tangan milik Revan.

"Maaf Mas... Mas sudah makan?" tanya Syabila. "Jangan telat makan, nanti Mas sakit lagi" lanjut Syabila.

Revan menatap dalam mata istrinya itu, "Kamu kenapa? Jawab pertanyaan saya Syabila... Jangan mengahlikan dengan pertanyaan lain"

"Maaf Syabila pulang telat... Bukannya tadi Kak Ridho sudah memberitahukan sama Mas bahwa Syabila bakal pulang telat... Biar Bila jelaskan lagi Mas, Bila terlambat pulang karena tadi menyempatkan waktu buat menemani Intan untuk jenguk sepupunya yang habis melahirkan" jelas Syabila. "Saat ke rumahnya sepupu Intan, jalanan juga macet... Syabila juga diajak sama mereka makan malam disana" tambah Bila.

"Setidaknya kamu kabari saya atau tidak beritahu saya secara langsung" tutur Revan

"Handphone Syabila ketinggalan di rumah... Lagian Bila gak mau ganggu waktu kerja Mas" jawab Syabila. "Kalau begitu Syabila ke kamar dulu Mas" pamitnya dan berjalan meninggalkan Revan.

"Cukup Bil" ucap Revan yang membuat langkah Syabila berhenti. "Cukup sampai disini saja kamu menghindar dari saya" lirih Revan menatap punggung istrinya itu.

Revan melangkah kakinya untuk berhadapan lagi dengan istrinya itu. Meraih kedua tangan Syabila untuk digenggamnya dan menatap istrinya itu, "Kamu tahu, kamu membuat saya khawatir sama kamu... Jangan sepeti ini lagi" pinta Revan.

Permainan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang