Setelah menempuh peralanan kurang lebih 20 menit, Syabila pun tiba di rumah. Nampak Ibu dan kakaknya sudah tiba di rumah karena dua mobil yang sering dipakai Bu Risa dan Tania sudah teparkir rapi di garasi mobil samping rumahnya. Berpapasan terlebih dahulu di dekat gerbang dengan Pak Sapto yang bekerja sebagai satpam di rumahnya, Bila pun memasuki rumahnya
"Assalamualaikum" ucap Bila sambil membuka pintu rumahnya. Bi Inah yang sedang membereskan ruang tamu pun segera menghampiri Bila
"Waalaikumsallam. Eh,Non Bila ternyata sudah pulang" jawab Bi Inah
"Alhamdulillah sudah Bi"
"Pasti Non Bila capek. Mau Bibi buatkan teh?" tawar Bibi
"Enggak usah Bi. Bila langsung ke kamar aja."
"Ya sudah. Non mandi, istirahat sebentar, jangan lupa Sholat. Nanti Bibi panggilkan Non kalau udah waktunya makan malam"
"Iya Bi. Makasih. Bila ke kamar dulu" pamit Bila
Baru saja beberapa langkah Bila hendak menuju kamarnya,tiba-tiba ada teriakan yang memanggil namanya dari arah tangga. Bila menatap bingung kearah Tania yang tengah menuruni anak tangga. Ada apa gerangangan Tania memanggil dirinya. Bi Inah yang masih di ruang tamu ikut menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah suara dari anak majikannya juga.
"BIIILLLAA" teriak Tania
"Iya Kak"
"KAK, KAK, KAK! Ingat ya gue bukan kakak lo. Lo itu cuma adik tiri gue!" seru Tania. "Dari mana aja lo? Jam segini baru pulang?" tanya Tania dengan emosi
" Dari kampus Kak, pulang kuliah"
"ALA.... Banyak alasan. LO BOHONGIN GUE! HAH?" sarkah Tania sambil mendorong Bila hingga dahinya terbentur dengan ujung meja
" Astagfirullah... Hentikan Non Tania" pekik Bibi sambil menghampri Bila yang tengah duduk kesakitan.
"Hiks... Non Tania sudah keterlaluan" lanjut Bi Inah yang menangis sambil memeluk dan mengelus punggung Bila untuk menenangkannya.
"Non Tania jahat sama Non Bila" tambahnya. Ya, bagi Bi Inah melihat pemandangan seperti ini sudah biasa. Bukan hanya Bi Inah saja yang sering melihat kejadian seperti ini, bahkan Pak Sapto, Mang Jum sebagai supir pribadi Nyonya Risa, dan Pak Asep yang bekerja sebagai tukang kebun juga pernah melihat kejadian serupa yang hampir terjadi setiap hari. Mereka sebenarnya tidak tega melihat anak tiri majikannya disiksa oleh nyonya Risa dan Tania. Tapi apalah daya mereka yang tidak punya kekuatan apapun untuk menghentikannnya.
"APA? LO MAU CERAMAHIN GUE. LO ITU SIAPA HAH?" bentak Tania. "LO GAK USAH IKUT CAMPUR!" tambahnya."GAK USAH BELA-BELAIN DIA KALAU LO GAK TAU PERMASALAHANNYA" tunjuk Tania pada Bi Ina. "LO MAU GUE PECAT JADI PEMBANTU RUMAH INI HAH? GAMPANG" imbuh Tania
"Ma-maf Non" lirih Bibi
"Sa-salahh ak-ku a...apa Kak?" tanya Bila sambil menghapus air matanya
"LO TANYA GUE SALAH LO APA?" Tunjuk Tania melangkah mendekat ke arah Bila
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...