Setelah kejadian tadi pagi saat mengetahui hubungan antara Revan dan Sella, Syabila selalu menyingkirkan segala pikiran yang mengganjal di hatinya. Salah satunya kenapa Revan menutupi hubungannya dengan Sella. Sejak masalah tadi pagi selesai, sampai saat ini Syabila belum bertemu lagi dengan Revan sebab suami Syabila baru saja tadi tiba di rumah padahal hari sudah malam.
Lamunannya buyar dan gerakan tangannya yang sedang menggaduk teh buatannya seketika terhenti saat mendengar pintu kulkas terbuka. Syabila menoleh kearah kulkas dan mendapati suaminya berada disana yang sedang menutup pintu kulkas kembali dengan siku kirinya dan tangan kanannya menggenggam sebotol air mineral dingin.
"Kenapa belum tidur?" tanya Revan setelah meneguk minumannya dan duduk di kursi bar yang berada di dapur berhadapan dengan Syabila.
"Belum ngantuk Mas" jawab bila sejujurnya. Revan hanya membalas menatap Syabila sekilas lalu memainkan ponselnya yang dia ambil dalam saku celananya.
"Boleh Bila tanya sesuatu Mas?" tanya Syabila ragu setelah keheningan yang terjadi beberapa saat lalu.
Revan mengalihkan pandangannya dari handphonenya ke Syabila, "Apa?"
"Kenapa Mas tidak mengatakan bahwa sebelum menikah Mas sudah memiliki pasangan?" tanya Syabila memberanikan diri. "Seharusnya Mas bisa menolak perjodohan yang melibatkan kita... Kenapa juga disaat pernikahan kita sudah berjalan, Mas belum memberitahunya? Bahkan Mbak Sella tahu kalau Mas sudah menikah dari Kak Tania bukan dari Mas sendiri" ucap Sella menambahkan
"Bukan urusan kamu" ketus Revan menatap Syabila tajam.
"Syabila berhak tahu Mas"
"Apa hak kamu menanyakan itu pada saya?" tanya Revan sinis
"Karena Syabila istri Mas" jawab Syabila tenang
Revan tertawa, "Istri? Sudah berapa kali saya bilang, hubungan suami istri diantara kita hanya sekedar status di mata keluarga dan orang lain... Tapi bagi saya kamu tetaplah orang asing"
"Sampai kapan Mas? Sampai kapan harus begini?" lirih Syabila. Syabila sudah mendengar beberapa kali kata-kata yang Revan ucapkan tadi. Tetapi tetap saja di sudut hati Syabila merasakan sakit. Revan membuang muka kearah lain. Sejujurnya Revan tidak tega melihat Syabila seperti itu dengan lirihannya.
"Apa Mas tidak bisa membuka sedikit hati Mas untuk Bila?" tanya Syabila lagi menatap sang suami. "Harus dengan cara apa lagi untuk bisa meluluhkan hati Mas?"
Revan mencoba menatap Syabila, "Tidak perlu... Saya tidak bisa membuka hati saya untuk kamu" tekan Revan.
"Bukan gak bisa Mas" sanggah Syabila. "Tapi Mas yang dari awal gak punya niatan untuk memberi celah supaya aku bisa meluluhkan hati Mas" protes Syabila untuk menjelaskan.
Revan menghela nafas, "Saya capek... Hari sudah malam, lebih baik kamu tidur" perintah Revan untuk mengalihkan pembicaraan.
"Syabila belum selesai berbicara Mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...