Sesampainya di Kampus, Bila langsung bergegas menuju kelasnya karena 5 menit lagi kelas dimulai. Berjalan menyusuri koridor kampus, banyak mahasiswa mahasiswi yang selau menyapa Bila. Maklum, di kampusnya ini Bila merupakan mahasiswi berprestasi. Selain itu juga Bila salah satu anggota BEM di kampusnya.
"Eh, tumben banget kamu telat Bil?" tanya Intan, sahabat Bila
"Iya ni, tadi ada sedikit masalah di rumah"
"Pasti masalah sama nenek lampir" tebak Intan
"Husst...Gak boleh ngomong kayak gitu. Mereka itu keluarga aku tan"
"Keluarga kok gitu ? Yang ada mereka berdua itu nyiksa lo"
"Udahlah tan. Aku gak apa-apa kok. Mendingan kamu diam aja. Bentar lagi dosen masuk"
Dan benar saja, Dosen yang mengajar pun masuk untuk memulai pembelajaran kuliah hari ini. Setelah berjam-jam mengikuti pembelajaran, waktunya jam kuliah selesai. Seluruh Mahasiswa, bergegas pulang. Ya,termasuk Bila dan Intan yang telah sampai di parkiran kampus.
"Lo mau balik bareng gue gak Bil?" tawar Intan
"Gak usah deh tan. Aku udah pesen taksi online kok. Tinggal nunggu aja. Ini aku mau ke depan"
"Oh yaudah... Gue balik duluan. Lo hati-hati ya."
"Kamu juga hati-hati"
Setelah berpisah dengan Intan di parkiran, Bila pun menuju ke gerbang depan kampus untuk menunggu taksi online yang dipesannya. Menunggu sekitaran 5 menit, taksi yang dipesannya belum juga tiba. Sampai akhirnya, ada sebuah motor sport bewarna merah yang tiba-tiba berhenti di hadapan Bila. Bila tidak tahu siapa pengendara motor itu karena dia masih memakai helm fuul face.
"Hai" sapa orang itu setelah melepas helm yang dia pakai
"Kak Rizki" sapa Bila
"Mau pulang? Ayooo kakak anterin"
"Gak usah kak. Aku udah pesen taksi"
"Di cancel aja, lagian lama" saran Rizki sambil turun dari motornya
"Gak enak kak. Taksinya udah deket"
"Kakak ngapain ke sini? Kakak gak nyamperin Kak Tania di Butik? " tanya Bila
"Aku kesini mau jemput kamu" jawab Rizki sambil tersenyum
"Hah? Aku bisa sendiri kok kak"
"Ya gak apa-apa. Kebetulan juga tadi kakak habis dari rumah temen di sekitaran daerah sini. Jadi sekalian aja" bohong Rizki
Hening...
Ya Rizki memang berbohong. Dia pergi ke kampus Bila memang punya niatan ingin menjemput Bila, bukan pulang dari rumah temannya yang tadi dia katakan. Rizki memang berpacaran dengan Tania kakak dari Bila. Tapi itu semua hanyalah trik Rizki untuk mendekati Bila, karena Rizki sendiri menyukai Bila sejak dulu bukan Tania. Bila sendiri tahu, kalau Rizki menyukai dirinya, karena pada saat itu Rizki mengungkapkan perasaannya terhadap Bila padahal Rizki sendiri sampai sekarang masih berpacaran dengan Tania.
*FLASHBACK ON
Pada saat itu di kediaman keluarga Bila kedatangan Rizki yang ingin menemui Tania. Tapi pada saat itu Tania tidak ada di rumah karena masih di Butik. Akhirnya, Bila pun yang menemani Rizki untuk mengobrol sambil menunggu Tania
"Diminum tehnya Kak" Ucap Bila sambil meletakkan teh untuk Rizki di meja
"Eh... Iya... Makasih"
Hening beberapa saat.... Suasana terasa canggung antara Bila dan Rizki. Sampai akhirnya Rizki membuka pembicaraan.
"Kuliah gimana? Lancar?" tanya Rizki
"Alhamdulillah lancar Kak" jawab Bila yang hanya menundukkan kepala.
"Syukurlah"
"Oh ya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ujar Rizki sambil menatap Bila. Bila yang duduk di sofa di hadapannya mendongak dan menatap balik Rizki
"Ngomong apa Kak?" tanya Bila penasaran
"Se sebenarnya a-aku pacaran sama Tania itu ka-rena –"
"Karena apa Kak?" potong Bila
"Karena a aku suka kamu"
Degh
"Aku sayang kamu" ucap Rizki tegas
"Aku pacaran sama Tania itu supaya bisa dekat sama kamu Bil" lanjutnya. Sedangkan Bila saat ini sangat terkejut dengan ucapan Rizki. Bagaimana tidak, Rizki berpacaran dengan Kakaknya itu hanya menjadikan Tania sebagai perantara supaya Rizki dekat dengan dirinya. Bila pun bediri dari duduknya dan berjalan menjauh dari sofa yang tadi dia duduki.
"Kok Kak Rizki jahat sih sama Kak Tania. Kak Tania itu sayang banget sama Kakak" ucap Bila membelakangi Rizki
"Maaf Bil" lirih Rizki dan bediri dari duduknya
"Perasaan gak bisa dibohongi" menoleh kearah Bila
"Tapi aku sayangnya sama kamu Bil" lanjut Rizki
Suasana makin hening. Hanya suara denting jam yang menghiasi ruang tamu ini. Setelah memikirkan apa yang harus dia katakan, Bila pun berbalik dan menatap ke arah Rizki
"Maaf Kak, aku gak bisa" ucap Bila dengan hati-hati
"Aku gak punya perasaan apapun ke Kakak" lanjutnya
"Aku harap Kakak bisa belajar sayang dan cinta sama Kak Tania"
"Oh ya, Kakak masih mau nungguin Kak Tania. Silahkan. Aku ke belakang dulu mau bantuin Bi Inah. Permisi" pamit Bila
*FLASHBACK OFF
TIIIIIIIIIIINNNNN
Suara Klakson mobil membuyarkan keterdiaman mereka berdua.
"Kak, Bila duluan ya. Itu taksinya. Assalamualaikum" pamit Bila sambil menunjuk mobil yang ada di dekat motor Rizki
"waalaikumsallam"
~
Buat semuanya jangan lupa vote, dan comment ya... Bagaimana menurut kalian cerita "PermainanTakdir". Terima Kasih
Dan Janganlupa buat kalian, Tolong bantu promosiin ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...