Hari pertama mengikuti magang dilalui Syabila dengan baik. Awalnya dirinya sangat terkejut bahwa perusahaan tempat dirinya mengikuti magang adalah perusahaan milik keluarga sang suami. Tadi juga sang sahabat yaitu Intan menuntut penjelasan bahwa apa yang Tania dengar tadi bahwa dirinya adalah suami dari CEO Aditama Group dibenarkan oleh Syabila.
Malam harinya di kediaman Revan, Syabila kini tengah menyiapkan makan malam dibantu oleh Bi Ratih. Sore tadi, sepulang dari kantor Syabila menyempatkan pergi ke supermaket untuk membeli keperluan rumah tangga dan bahan-bahan masak yang telah habis. Dirinya tadi pulang seperti biasa jam kantor bersama karyawan lainnya, sementara Revan tadi pulang saat adzan magrib berkumandang ketika Syabila diberitahu Bi Ratih.
Kini semua makanan telah dihidangkan di meja makan. Suara langkah kaki menuruni anak tangga membuat Syabila menoleh kearah sana dan ternyata Revan dengan pakaian santainya berjalan kearah meja makan.
"Malam Mas" sapa Syabila saat Revan duduk di kursi makan.
"Hmmm" balas Revan cuek.
"Sini Syabila ambilin... Mas mau lauk apa?" tanya Syabila dan mencegah Revan saat suaminya itu ingin mengambil makanan sendiri.
"Cumi sama sop aja" pilih Revan. Syabila mengangguk dan mengambil makanan yang Revan inginkan. Setelah itu Syabila menyerahkan pada Revan.
Revan pun memakan yang telah Syabila ambilkan, "Enak" gumam Revan di sela kunyahannya.
"Kenapa Mas?" tanya Syabila saat samar-samar mendegar gumaman suaminya. Syabila pun sama tengah menikmati makan malam bersama Revan
Revan yang tersadar akan ucapannnya tadi hanya menggelengkan kepala, "Enggak" jawab Revan santai.
Selanjutnya hanya suara denting sendok dengan piring yang menghiasi makan malam Revan dan Syabila, sebelum akhirnya Revan membuka suara.
"Gimana?" tanya Revan yang pastinya ditujukan ke Syabila.
"Gimana apanya Mas?" tanya balik Syabila yang belum tahu apa maksud suaminya itu.
"Magang hari ini" ujar Revan
"Ouh magang... Alhamdulillah hari ini lancar..." jelas Syabila. "Semua staf disana baik dan ramah juga..." terang Syabila.
Revan mengangguk, "Kenapa gak bilang dari awal kalau magang disana?"
"Syabila juga gak tahu kalau Bila sama Intan magang di perusahaan milik keluarga Mas" jelas Bila.
Tak ada lagi percakapan diantara keduanya sampai berakhirnya makan malam. Setelah selasai makan malam, Revan kembali ke kamarnya sementara Syabila membersihkan ruang makan dan Bi Ratih yang mencuci piring. Sudut bibir Syabila membentuk sebuah senyuman. Makan malam kali ini sangat berarti bagi Syabila karena baru pertama kali dirinya ditanya oleh Revan dalam obrolan makan malam.
***
Pagi harinya setelah shalat subuh,Syabila disibukkan dengan kegiatan memasak untuk sarapan dibantu oleh Bi Ratih. Walaupun pernikahan dirinya dengan Revan bisa dikatakan bukan rumah tangga seperti orang lain jalankan, tapi Syabila tetap menjalankan tugas dia sebagai seorang istri kecuali yang belum dia lakukan adalah menyerahkan mahkota yang selama ini Syabila jaga pada sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...