Sebelum baca cerita ini.... Vote dulu ya.... Gratis!!! Dengan Vote kalian berarti menghargai karya penulis yang sudah meluangkan waktunya demi kalian para readers///
Saat ini Revan sedang meeting bersama seluruh kepala divisi di Aditama Group membahas proyek pembangunan hotel di Kalimantan. Sebenarnya Revan saat ini tidak fokus untuk mengikuti meeting karena sedari tadi saat beberapa karyawan melakukan presentasi dia nampak melamun. Pikiran Revan terpaku dengan apayang Tania katakan beberapa hari lalu mengenai dirinya dan Syabila.
"Van, lo kenapa?" bisik Ridho pelan yang sedari tadi menyadari bahwa Revan melamun dengan tatapan kosong sejak meeting dimulai.
"Revan" panggil Ridho sedikit keras yang duduk di kursi sebelah Revan. Revan mengerjapkan mata akibat terkejut dengan panggilan Ridho.
"Ya? Kenapa?" tanya Revan pelan yang menoleh kearah Ridho
"Lo yang kenapa? Gue lihat lo gak fokus dari tadi"
Revan hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban tanda dia baik-baik saja, dan berusaha kembali fokus pada meeting saat ini. Ridho yang melihat itu juga heran atas kelakuan sahabatnya.
"Oke cukup. Baiklah semuanya, meeting hari ini selesai. Terima kasih" ucap Revan untuk menutup meeting hari ini dan segera berlalu meninggalkan ruangan meeting dan bergegas menuju ruangannya. Ridho yang melihat Revan berlalu meninggalkan ruang meeting segera keluar dari ruang meeting dan menyusul Revan di ruangannya.
"Lo kenapa sih Van?" tanya Ridho setelah membuka dan menutup pintu ruangan Revan. "Ada masalah?" tanya Ridho lagi sembari duduk dikursi di depan meja kerja Revan.
Revan yang duduk menyandarkan punggungnya dikursi kerjanya hanya diam sambil memejamkan mata dan tidak berniat menjawab pertanyaan dari Ridho. Ridho yang melihat tingkah sahabtnya itupun dibuat kesal.
"Eh, malah diem... Gue tanya sama lo Van. Lo kenapa? Sejak meeting tadi lo itu gak fokus sama sekali"
"Gak apa-apa" jawab Revan singkat yang masih memejamkan mata
"Gak apa-apa gimana? Lo gak usah bohongin gue deh. Kalau lo ada masalah cerita sama gue"
Revan perlahan membuka matanya dan bediri tegak dan berjalan menuju jendela kaca yang ada di ruangannya menampilkan hiruk pikuk Ibu Kota. Pikirannya saat ini sangat kacau.
"Kenapa sih Van?" tanya Ridho lagi yang panasaran dengan sikap sahabatnya itu. "Oh... Atau jangan-jangan ini melibatkan masalah Syabila yang lo omongin sama wanita itu beberapa hari lalu?" tebak Ridho.
Revan yang mendengar ucapan sahabatnya itu seketika menoleh beberapa saat kearah Ridho lalu mengahlikan tatapannya ke semula yang melihat pemandangan ibu kota.
"Benar kan tebakan gue?" tanya Ridho memastikan. Revan menghela nafas lalu mengangguk membenarkan tebakan dari sahabatnya itu.
"Yang kemarin datang itu Tania" jeda Revan menjelaskan. "Tania tahu kalau gue nerima perjodohan ini karena terpaksa atas permintaan orang tua gue" jelas Revan menambahkan dan segera berjalan menuju sofa di ruang kerjanya dan duduk disana. Ridho yang mendengar penjelasan dari Revan nampak terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...