Hallo Gaesss... Jumpa lagi... Sudah lama diriku tidak publish cerita ini... Nah, buat teman-teman yang sudah baca cerita ini saya ucapkan terima kasih ya... Kemarin di tanggal 20 Agustus kemarin cerita ini berada di rank #4 fiksi remaja. Buat teman-teman yang sudah follow dan vote cerita ini juga, saya ucapkan terima kasih banyak. Buat teman-teman yang sudah promosi cerita ini juga saya mengucapkan banyak terima kasih pada kalian semua... Yang belum bantu promote ya...HhHHHEE... Sekali lagi tenkiiiwwww gaes....
Dan kali ini aku bakalan update cerita ini. Di next chapter bakalan ada BOOOOOMMMM yang akan mengguncang cerita ini... Doakan semoga aku update secepatnya....
Setelah meluangkan waktu untuk liburan dan mengunjungi beberapa tempat wisata di Labuan Bajo, hari ini Revan sudah memulai aktivitasnya di kantor begitu juga dengan Syabila. Di ruangannya, Revan kini sudah sibuk dengan berkas-berkas penting yang menumpuk di sekitaran mejanya dan harus dilihat serta ditandatanganinya.
Sibuk dengan berkas-berkasnya, Revan tak menyadari bahwa ada seseorang yang masuk tanpa izin keruangannya. Revan terkejut bukan main saat seseorang tersebut menyerahkan sebuah map kearahnya yang sedang serius menandatangani berkas. Dirinya menatap tajam orang tersebut yang kini sudah duduk di hadapannya.
"Resek banget lo dho." kesal Revan pada sahabatnya itu.
Ridho yang duduk sambil bersedekap dada itu mengabaikan kekesalan Revan, "Terserah gue dong. Mending lo buka map yang gue kasih tadi."
"Itu berkas apa?"
"Pekerjaan berat buat lo. Liburan lo waktu itu gue rasa sebagai kekuatan lo untuk menghadapi masalah ini." jawab Ridho santai.
"Disini yang bos itu gue apa lo? Kok lo seenaknya gini sama gue?"
"Itu bukan masalah kantor van. Dan gue yakin lo juga bakal turun tangan setelah lihat berkas di map yang gue kasih tadi."
Revan mengerutkan dahinya bingung dan segera membuka map tersebut untuk mengetahui maksud dari sahabatnya itu. Revan serius membaca tulisan yang terpampang di berkas tersebut. Bahkan dia beberapa kali membolak-balikan kerta tersebut untuk membaca tulisan yang ada di sana.
Setelah itu dirinya memasukan kembali berkas yang telah dibacanya ke dalam map tersebut. Dirinya langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Ridho yang melihat apa yang dilakukan Revan itu tak menaggapi satu katapun karena dia tahu apa yang bakal dilakukan oleh sahabatnya.
"Lo dimana?" tanya Revan to the point pada orang yang diseberang telepon sana.
"Di kantor"
"Sekarang ketemuan di Pasific cafe."
"Gak bisa, gue lagi kerja dan sibuk hari ini"
"Gue mau otw kesana. Gue tunggu, dan ingat gue gak mau dengar penolakan dari lo." putus Revan dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...