Hubungan antara Revan dengan Syabila semakin renggang semenjak kesalahpahaman diantara keduanya saat kejadian di cafe sebulan lalu. Ya usia pernikahan Revan dan Syabila menginjak satu bulan, tetapi hubungan keduanya tidak mengalami kemajuan sejak awal pernikahan.
Status suami istri saja yang mengikat diantara mereka. Tetapi untuk perjalanan rumah tangga, mereka berdua adalah orang asing yang tinggal satu atap. Bagaimana tidak seperti orang asing kalau mereka jarang betegur sapa dan hanya berbicara saat perlu saja.
Disini Revan yang selalu menghindar dari Syabila ketika selama sebulan ini Syabila selalu berusaha untuk meluluhkan hati Revan demi mempertahankan rumah tangga mereka. Usaha awal yaitu menyiapkan makanan saat sarapan demi meluluhkan hati Revan. Tapi Syabila bersyukur, Revan tidak menolak sama sekali untuk memakan masakan yang Syabila buat.
Saat ini di ruang makan ada Bi Ratih yang sedang membantu Syabila menyiapkan piring dan peralatan makan lainnya serta nasi goreng yang sudah dimasak tadi ke meja makan. Syabila sudah berpenampilan rapi karena hari ini adalah hari pertama dirinya dan teman-teman lainnya mengikuti magang.
"Astagfirulllah" Saat sedang meletakkan gelas di meja makan, Syabila dikejutkan dengan keberadaan Revan yang baru duduk di kursi di sebelahnya dari belakang tubuh Syabila.
"Pagi Mas" sapa Syabila yang diangguki Revan yang sedang memainkan ponselnya. "Mas mau sarapan apa? Nasi goreng atau roti?" tanya Syabila ramah pada suaminya itu.
"Nasi goreng" jawab Revan singkat.
"Silahkan dimakan Mas" ucap Syabila setelah menyendokkan nasi goreng buatannya ke piring Revan.
Seperti biasa tidak ada percakapan yang terjadi di meja makan antara Syabila dan Revan. Mereka fokus memakan makanan yang ada di piring masing-masing. Revan yang memakan sarapannya, kadang sesekali melirik kearah Syabila yang hari ini begitu sangat rapi.
"Mas" panggil Syabila.
"Apa?"
"Bila hari ini sudah mulai magang di salah satu perusahaan" ucap Syabila pada suaminya itu. Revan diam sambil meminum kopi buatan istrinya itu, tetapi dia tetap mendengarkan apa yang istrinya katakan. " Syabila minta izin sama Mas... Sepertinya juga Bila pulang agak sorean, soalnya kami ngikutin jadwal jam kerja kantor itu Mas" izin Syabila menjelaskan pada Revan.
"Saya izinin" ucap Revan sambil meletakkan gelas kopi yang tadi diminumnya. Setelah itu Revan bediri dari duduknya mengeluarkan dompet dari saku celana dan meletakkan sebuah kartu di atas meja makan. "Buat kamu... Belanja apa keinginan yang kamu mau..." ucap Revan melanjutkan yang melihat raut kebingungan istrinya dan berjalan meninggalkan ruang makan.
Syabila tersenyum kearah Revan yang sudah berjalan meninggalkan dirinya di ruang makan. Syabila bediri dari duduknya dan segera menyusul suaminya itu.
"Mas Revan... Tunggu..." panggil Syabila saat Revan membuka pintu mobilnya.
"Kenapa lagi?" tanya Revan cuek di hadapan Syabila sambil menutup pintu mobil yang tadi dia buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
EspiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...