RENCANA HONEYMOON

3K 173 6
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul satu malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam dinding menunjukkan pukul satu malam. Di balkon kamar Syabila yang masih terjaga dari tidurnya sedang menatap gelapnya langit yang dihiasi sang rembulan. Hembusan angin menerpa kulit wajahnya yang kini tanpa polesan make-up tapi masih tetap cantik.

Gelisah? Pastinya iya, itulah sebabnya dirinya yang sudah tidur terbangun di jam menjelang pagi. Kilasan balik pertemuan dirinya dengan Tania tadi kini memutari pikirannya. Apalagi sempat terjadi perdebatan antara sang kakak dan juga Revan.

*FLASHBACK ON

"Apa yang membuat lo dan bu risa membenci istri gue?" tanya Revan to the point yang membuat Tania membeku, tak terkecuali Syabila yang sejak tadi diam menatap suaminya dengan penuh tanda tanya.

"Lo gak perlu tahu alasan apa yang buat gue benci dia..." balas Tania sambil menunjuk Syabila. "Jadi lo gak perlu ikut campur,ini gak ada kaitannya sama lo..." lanjut Tania dengan tatapan tajamnya pada Revan.

"Syabila istri gue Tania, jadi gue berhak tahu... Lagian, bukannya mau ikut campur, tapi disini gue sama rizki berusaha membantu memperbaiki hubungan kalian..."

"Gak ada yang perlu diperbaiki, van..." bantah Tania

"Tapi syabila adik lo..."

"Dia bukan adik gue..."

"Sayang, tahan emosi kamu ya... Dengerin penjelasan revan dulu... Setidaknya anggap syabila saudara kamu... Syabila kan masih ada hubungan keluarga dari mami dan bunda nuri... Kalian berdua masih ada ikatan keluarga sampai kapan pun..." sela Rizki dan berusaha menenagkan emosi istrinya

"Dan yang harus lo ingat tania, mami lo itu menikahi papa nugraha yang otomastis syabila itu juga jadi adik lo..." tekan Revan.

"Tapi dia tetap aja bukan adik kandung gue...."

"Mas,kak udah... Gak usah dilanjutin..." ujar Syabila menahan isak tangisnya. Dia tak ingin menambah masalah yang disebabkan oleh dirinya.

Mengabaikan perkataan istrinya, Revan yang masih bisa mengontrol emosinya berkata "Gue tahu... Tapi apasih susahnya lo dan bu risa beri syabila kasih sayang sebagai keluarga? Dia butuh itu... Mana pernah lo dan bu risa beri perhatian dan kasih sayang yang tulus ke syabila? Yang ada kalian mengabaikan dia dan pura-pura baik di depan papa nugraha... Munafik"

"JAGA UCAPAN LO REVAN!!!" murka Tania

"Kenapa? Apa yang gue bilang benar kan? Orang di luaran sana juga bisa melihat bagaimana liciknya lo dan bu risa...Keluarga macam apa, yang hanya mementingkan soal uang, harta,dan kekuasaan?" tanya Revan. "Jangan lo kira gue gak tahu tentang itu semua. Sebelum menikahi syabila, gue udah cari seluk beluk keluarga kalian..." lanjut Revan menantang. "Ditambah lagi kasus meninggalnya papa nugraha gue rasa ada yang janggal..." imbuhnya yang membuat Tania, Rizki, dan juga Syabila menatap penuh Revan.

Permainan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang