Sudah hampir satu minggu hubungan Syabila dan Revan kembali membaik. Walaupun kebersamaan yang mereka lalui seperti berangkat ke kantor bersama atau makan malam bersama di rumah kadang membuat keduanya diliputi rasa canggung.
Hari ini adalah hari Minggu, dimana banyak para pasangan muda yang sudah menikah ataupun yang belum biasanya menghabiskan waktu mereka dengan weekend bersama. Tapi tidak dengan Revan dan Syabila yang masih berdiam diri di rumah.
Saat ini Syabila sedang berada di dapur dengan sebuah kertas yang ada di tangan kirinya dan bollpoint yang dipegang dengan tangan kanannya. Rencananya Syabila akan pergi ke Supermaket untuk membeli kebutuhan bulanan.Syabila yang berjalan mondar-mandir dan kadang membuka lalu menutup rak yang berada di dapur dan langsung mencatat apa-apa saja barang-barang atau keperluan yang telah habis untuk kebutuhan bulanan.
Gerakan tangannya yang sedang menulis terhenti dan membuat dirinya terkejut saat seseorang yang berada di belakang tubuhnya memegang kedua bahu Syabila.
"Lagi ngapain?" tanya seseorang tanpa melepas tangganya yang berada di bahu Syabila.
Suara yang terdengar di telinga Syabila membuat jantungnya berdegup kencang, "La-lagi nulis barang-barang yang mau dibeli M-Mas" jawab Syabila gugup. Orang yang berada di belakang Syabila adalah Revan. Sebenarnya Revan sudah beberapa menit yang lalu melihat Syabila yang sedang berada didapur dari ujung tangga.
Revan membalikan tubuh Syabila yang dilihatnya sedang menunduk. Revan tersenyum, "Mau belanja bulanan?"
Syabila mengangguk," Iya Mas"
"Kapan?" tanya Revan sambil berjalan menuju arah kulkas.
"Rencananya sebentar lagi" jawab Syabila sambil melirik ke arah suaminya yang sedang meminum isotonik kemasan botol yang suaminya itu beli.
"Siap-siap... Nanti saya antar" ucap Revan membuat Syabila menatap serius suaminya.
"Mas lagi gak sibuk?" tanya Syabila ragu. Pasalnya saat selesai makan siang tadi, dirinya melihat suaminya masuk ke kamar, dan tanpa sengaja saat Syabila hendak pergi ke kamarnya untuk mengambil kertas dan bollpoint yang dibutuhkan Syabila melihat suaminya itu sedang berkutat dengan laptop dan beberapa berkas yang mana pintu kamar suaminya itu terbuka setengah.
Revan menggeleng, "Meluangkan waktu saya bersama kamu adalah salah satu cara saya untuk memperbaiki kesalahan dalam hubungan kita yang kemarin... Mungkin semakin banyak kebersamaan saya dengan kamu semakin cepat untuk saya bisa mencintai kamu"
***
Setelah pembicaraan Syabila dan Revan tadi, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi berbelanja selepas shalat ashar. Saat ini Revan sedang mengemudikan mobilnya menuju salah satu mall di kawasan Jakarta Selatan bersama Syabila yang duduk di sampingnya.
Selang beberapa lama, akhirnya mereka berdua sampai di mall tersebut. Setelah Revan memakirkan mobilnya, keduanya pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam mall yang ramai dengan pengujung. Hal yang membuat Syabila terkejut dan langsung menoleh kearah sang suami saat Revan yang tiba-tiba menggandeng tangannya. Syabila yang ingin berbicara terpaksa mengurungkan niatnya saat Revan semakin mengeratkan gengaman yang ada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...