Adzan subuh baru saja berkumandang. Sepasang kekasih halal yang bergelung dalam satu selimut tidak menyadari bahwa mereka tidur dalam posisi berpelukan. Syabila yang mendengar suara adzan yang telah berkumandang, menggeliatkan tubuhnya. Lantaran merasakan perutnya ditimpa oleh sesuatu yang berat, Syabila langsung membuka matanya dan melihat bahwa ada tangan yang memeluk dirinya.
Menoleh kearah samping Syabila mendapati wajah suaminya yang masih tertidur dengan damainya. Rahang tegas, hidung mancung, dan wajah polos suaminya ketika tidur tidak mengurangi ketampanan dari seorang Revan Aditama. Bukan main lagi, pagi-pagi seperti ini sudah membuat jantung Syabila berirama tak menentu.
"Mas" panggil Syabila memberanikan diri. Bukan jawaban yang Syabila dapatkan, melainkan pelukan yang semakin mengerat.
"Mas..." panggil Syabila sekali lagi sambil menepuk pelan pipi suaminya itu.
"Hmmmm" gumam Revan. "Kenapa?" tanyanya yang masih belum membuka matanya.
"Bangun yuk..."
Revan perlahan membuka matanya dan mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya lampu di kamar.
"Jam berapa?" tanya Revan dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Hampir jam lima, Mas" jawab Syabila. "Subuhan yuk..." ajak Syabila yang diangguki oleh Revan.
"Kamu duluan ambil wudhunya, nanti tungguin saya... Kita berjama'ah" titah Revan yang membuat Syabila tersenyum.
"Iya..."
Syabila segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah mencuci muka dan berwudhu, Syabila langsung keluar dari kamar mandi dan mendapati Revan yang sudah bediri bersandar di dinding samping pintu kamar mandi.
Selama Revan berada di kamar mandi Syabila mempersiapkan peralatan shalat mulai dari mukenah yang akan dipakai Syabila hingga peci yang akan dipakai Revan dan tak lupa dengan sajadah yang sudah terbentang di lantai kamar.
Syabila merasa senang karena tepat pada hari ini adalah pertama kalinya Syabila dan Revan melaksanakan shalat secara berjamaah. Semenjak menikah dan hubungan diantara Revan dan Syabila yang kurang baik, mereka menjalani kegiatan dan kehidupan masing-masing. Masalah demi masalah telah Revan dan Syabila lalui hingga mereka sampai di titik ini. Titik mula dan awal bagi hubungan mereka untuk menjalani bahtera rumah tangga yang serius.
Pendewasaan diri masing-masing menjadi kunci utama dalam menyelasaikan sebuah masalah terutama problem yang dihadapi dalam ikatan pernikahan. Usia bukanlah faktor jaminan untuk menentukan seberapa level dewasanya seseorang, tetapi lebih ke pendekatan relevansi dalam diri seseorang seperti cara dia berpikir dan bersikap.Meredamkan emosi masing-masing, Menurunkan ego, menguatkan visi dan misi dalam menjalani hubungan pernikahan,dan sudut pandang serta sikap dalam menghadapi masalah merupakan cara dalam mempertahankan rumah tangga dalam pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir
SpiritualSetelah sang bunda meninggal dunia dan ayah menikahi sepupu mendiang ibunya, kehidupan Syabila Andriani Khanza berubah total. Bukannya mendapatkan kasih sayang dari istri baru papanya, syabila diprilakukan tidak baik dibelakang papanya. Bahkan, bert...