Vote dulu ya sebelum baca
Dan juga kasih saran dan kritiknya
.
.
.
.
.
.
Happy reading gaesLagi-lagi jadwal kelas pagi, padahal ia belum sarapan tapi apa boleh buat jam sudah mepet mau tak mau ia harus berangkat ke kampus agar tidak ketinggalan mapel hari ini, apa lagi dosen pagi ini adalah Pak Malik tamat sudah riwayatnya.
"Woi Sel!!!" Teriakan itu membuat langkah Gisel tak berhenti ia terus saja melangkah agar sampai kelas dan duduk dengan tenang
"Lo kenapa sih buru-buru, Pak Malik masih ada urusan Sel jadi Jadwalnya di mundurin." Betapa syoknya Gisel dengan kenyataan ini.
"Serius di mundurin? Kenapa nggak kasih tau infonya sih." Gerutu Gisel.
"Lo gak cek grup?" Dengan tampang polos Gisel menggelengkan kepala.
"Gini ini kalau kebanyakan micin apa-apa selalu aja gak di lihat dasar." Suara Cempreng Dita membuat Gisel tertawa.
"Oh iya kenapa lo nyapa gue bukannya lo gak mau ya temenan sama gue lagi?" Tanya Gisel yang malah memancing Emosi Dita.
"Kalau gue gak nyapa lo gimana gue nanti nanya tugas dodol."
"Oh lo manfaatin gue gitu, makin pinter ya sekarang." Ujar Gisel bersungut-sungut.
"Canda ela, gitu aja baper."
"Dit, nanti pulang kuliah ikut Gue ke toko buku biasanya ya." Ucap Gisel penuh harap.
"Iya deh, gue temenin."
Langkah kaki mereka menyusuri lorong demi lorong, banyak sekali yang menyapa Gisel terutama kaum adam yang sangat mengagumi kecantikan dan kepintaran Gisel. Di satu sisi ada aja yang membencinya dan menyebar rumor-rumor yang tidak benar sama sekali.
"Gisel!!" Langkah Gisel terhenti bibirnya menampilkan senyum merekah.
"Loh kak Adam, kapan kakak pulang dari Jerman?" Tanya Gisel dengan antusias.
"Sel, lo mending tanya kabar deh jangan tanya pulangnya kapan."
"Sttt, Dit bisa diem kan." Adam tertawa melihat tingkah adik kelasnya yang super duper kocak.
"Sel, gue ada oleh-oleh buat lo." Adam menyerah bingkisan yang ia bawa.
"Gisel aja nih kak yang di kasih adiknya nggak, jahat banget sih jadi kakak." Adam terkekeh, just info Dita ini adik sepupuh Adam.
"Punya lo ada di rumah, udah gue titipin ke tante Mila jadi jangan ngerengek kayak anak kecil." Peringat Adam membuat Gisel tertawa.
"Idih ketawa lagi."
"Udah lah ke kelas aja yuk, kak Adam aku permisi ke kelas dulu ya." Gisel menarik Tangan Dita agar sahabatnya yang satu ini tidak berkomentar yang macam-macam di hadapan Adam.
***
Suasana kelas sudah terlihat ramai, belum lagi omelan Dita yang membuat telinganya sakit.
"Lo kenapa sih tadi narik-narik tangan gue, lo pikir gue ini kambing yang bisa lo tarik kemanapun semau lo."
"Dit udah ya Diem, liat tuh Pak Malik udah masuk jadi please jangan banyak omong kayak mercon banting oke!"
"Tapi mulut gue gak bisa diem, gue pingin...."
"Ehem!!"
Gisel dan Dita menoleh betapa terkejutnya mereka, ketika melihat Pak Malik berada di belakangnya dengan menatap tajam seperti hewan buas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGI ✔ [SELESAI]
Fiksi RemajaPertemuan Satria dan Gisel terdengar sangat absurd, berawal dari toko buku yang sering Gisel kunjungi ia di pertemukan dengan sosok Satria yang terlihat gembira ketika bertemu dengannya. Gadis itu sempat kesal dengan tingkah laki-laki yang baru bebe...