Vote dulu ya sebelum baca dan kalau ada typo langsung coment aja oke.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy readingSuasana malam di Kota Bogor membuat hatiku tenang, walau semata-mata hanya sementara sifatnya. Angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku, seakan menamparku dengan keras akan kenyataan pahit yang menghantam setiap keadaan yang menimpahku.
Aku menepikan motorku untuk membeli makanan, untuk diriku sendiri. Tapi ketika aku mencium bau harum khas martabak manis, seketika ingatanku menuju ke gadis bernama Gisel. Aku turun dari motor, dan melangkahkan kakiku untuk membeli martabak manis ke sukaan Gisel.
"Pak, martabak manis rasa keju sama coklat ya nggak pake kacang." Aku tau Gisel sangat alergi dengan kacang, aku tau itu semua dari informasi yang diberikan oleh asistenku.
"Buat pacarnya ya Mas?" Aku tersenyum canggung, ke arah bapak penjual martabak manis ini.
"Belum jadi pacar pak, doain aja ya biar bisa langsung jadi calon istri bukan pacar." Jawabku asal, aku geli sendiri dengan ucapanku barusan.
"Ini Mas sudah siap martabak paling spesial, semoga gadis yang Mas cinta bakalan suka." Aku mengangguk mantap, ke pada bapak itu lalu membayar.
"Semoga, Gisel suka." Batinku.
Aku menaiki motorku dan menyalakannya, aku memacu motorku dengan kecepatan yang cukup tinggi. Sampai-sampai pengendara yang lain mengomel, aku tidak peduli yang aku pikiran sekarang adalah sampai di rumah Gisel tepat pada waktu yang sudah aku tentukan tadinya.
Cuman dalam waktu 10 menit aku berhasil sampai di rumah Gisel, ternyata komplek di dekat rumahnya sangat-sangat sepi bahaya sekali kalau ada orang jahat.
Sesampainya aku didepan rumah Gisel, aku segerah turun dari motor. Aku kaget, ketika ada seorang pria paruh baya yang menghampiriku.
"Masnya cari siapa?"
"Ah, ini pak saya mau nganter pesenan atas nama Gisel." Bodoh kenapa aku harus mengutarakan kalimat itu, padahal sudah jelas bahwa aku ingin sekali bertemu dengan Gisel.
"Pak Pardi, lagi ngomong sama siapa?" Tatapanku tertujuh pada wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik.
"Oh ini Bu, ada yang mau anterin pesenanan atas nama non Gisel." Wanita paruh baya itu menghampiri kami berdua, senyumannya mengembang.
"Permisi tante, ini saya mau anter pesenan atas nama Gisel." Ujarku kikuk.
"Kamu, tukang gojek?" Dengan spontan aku mengangguk.
"Gila situasi macam apa ini, kenapa aku harus berpura-pura jadi tukang go food bisa jatuh harga diriku😧 ." Batinku.
"Tukang gojek kok ganteng banget, apa mas ini pura-pura ya buat jadi tukang gojek biar bisa dekat sama anak saya?" Tatapan wanita paruh baya itu, membuat sekujur tubuhku panas dingin.
"Saya murni tukang gojek tante."
"Nama masnya siapa?" Tuhkan pake acara drama tanya nama, makin rumit deh jadinya.
"Nama saya Satria tante, ini pesanannya saya permisi dulu." Ujarku buru-buru menaiki motor dan menyalakannya.
***
Kring...kring...kring
Suara nada dering dari ponselku berbunyi, entah siap yang mengganggu perjalananku. Aku menepikan motorku, dan mengambil ponsel di saku hoodie ku lalu menganggkatnya.
Halo
Iya, gue kesana sekarang
Lo jangan bawel, habis gini gue kesana bye.
Lagi-lagi ada hal penting yang harus aku urus, semuanya terasa kacau tak sesuai ekspetasi yang aku bayangkan. Rencana awal, yang tadinya aku susun berantakan sudah.
"Hais, kenapa jadi begini sih." Gumamku.
Aku buru-buru menyalakan mesin motorku, semoga orang yang sudah mengganggu ketenanganku ini akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Detak jantungku berpacu dengan cepat, keringat terus bercucuran padahal hawa diluar sangatlah dingin. Mulutku tak berhenti merapalkan doa, waktu terasa begitu lama membuatku tak tahan ingin menghabisi orang yang sudah membatalkan rencanaku.
Sekitar 20 menit aku sampai di gedung yang sangat tua, tapi kenapa tidak ada satu orangpun apa ini cuman prank. Langkahku memasuki gedung itu dengan was-was, aku takut tiba-tiba ada orang yang menusukku dari belakang.
Setelah aku memasuki gedung itu malah tak ada satu orangpun yang berada di sana. "Shit, gue di bohongin." Gumamku tak jelas.
Tapi, ketika aku ingin melangkahkan langkah kakiku. Aku mendengar langkah kaki seseorang dari belakangku, aku menoleh dan betapa terkejutnya aku ternyata asistenku atau bisa di sebut sahabatku ini membawa satu kotak kue yang bertulis HBD Satria bloon. Tapi sahabatku ini tak sendirian melainkan ia bersama karyawan yang lainnya.
"Lo ngeprank gue tadi?" Ujarku sambil menoyor kepalanya.
"Yaelah maap Pak bos, kalau gak gitu mana mau lo dateng." Ujarnya dengan muka tanpa dosa.
"Oke, thanks." Radit mengangguk.
***
Setelah aku dari gedung tua itu, aku langsung pulang dan merabahkan tubuhku di kasur yang sungguh nikmat ini.
Pikiranku melayang entah kemana, sampai-sampai aku lupa bahwa ini adalah hari ulang tahunku.
Kenapa aku sampai lupa dengan tanggal lahirku, apa mungkin karena aku banyak pikiran. Entahlah, yang jelas aku ingin istirahat sejenak untuk menanangkan pikiranku yang kacau.
Aku terbangun seketika aku mengingat tentang Gisel, sedang apa dirinya sekarang, aku membuka instagram dan mencari nama Gisel di sana. Setelah itu aku mengirimkannya pesan lewat dm.
Follback, ya cantik 😊
Bales dong sel
Sel, lo lagi sibuk ya?
Maaf deh, gue ganggu lo
Besok ketemuan yok
Seperti itulah isi dm nya, sebenarnya aku agak geli membacanya tapi sudah lebih dari 1 jam Gisel tak membalas ponselku. Aku terus saja menatap ponselku yang layarnya mati, ya beginilah aku seperti orang bego tiada tandingannya.
Tring
Buru-buru aku membuka ponselku, senyumku mengembang kala nama Gisel yang terterah di sana. Aku tertawa membaca chat dari Gisel, dia terlalu blak-blakan bahkan dia beda dari gadis lain yang selalu jaim.
***
TBC
Hai-hai selamat bermalam minggu ya teman-teman yang jomblo berdoa aja sapa tau malam minggu berikutnya udah nggak sendirian lagi wkwk.
Oh iya menurut kalian ceritaku ini gimana seru kah atau membosankan?
Jangan lupa tinggalkan jejak teman-teman
See you di next chapter selajutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGI ✔ [SELESAI]
Teen FictionPertemuan Satria dan Gisel terdengar sangat absurd, berawal dari toko buku yang sering Gisel kunjungi ia di pertemukan dengan sosok Satria yang terlihat gembira ketika bertemu dengannya. Gadis itu sempat kesal dengan tingkah laki-laki yang baru bebe...