Vote dulu sebelum baca
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy readingKetika aku sampai dirumah, aku langsung menuju kekamar dan mengunci pintu, aku langsung duduk di atas ranjang dan segera membuka tas untuk melihat isi kotak lusuh yang tadi di berikan Reno.
Aku nampak ragu sekali ketika melihat kotak lusuh itu, dan lagi aku semakin yakin bahwa orang itu yang sudah mengirimkan kotak ini.
Aku membukan didalam sana aku menemukan surat, aku segera membacanya.
Semoga lo suka sama kejutan yang gue kasih, tapi kalau lo terkejut ya sorry emang itu sih niat gue haha.
D.A.S
Sumpah demi Tuhan orang ini benar-benar gila, aku segera melipat kembali surat itu dan melihat kedalam isi kotak. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat isi dalam kotak itu.
Sepenggal memori tentang masa lalu mulai menghantuiku, masalalu tentang Kakak yang aku kubur dalam-dalam kini kembali lagi. Masa dimana semua itu harusnya tidak terjadi dan masa dimana orang itu tidak menyakiti kakakku hingga sebegitunya.
Aku segera menutup kembali kotak itu dan menaruh di laci, seberapa keras aku melupakan kejadian itu ternyata orang itu mengambilakan traumaku lagi akan kehilangan.
***
Aku berjalan menyusuri komplek sore hari, berharap pikiran yang tadi hinggap di kepalaku akan kejadian yang tadi segara hilang.
Aku menyusuri taman komplek yang lumayan di padati orang, mataku menatap kedepan. Pandanganku kosong sampai aku tak sadar bahwa aku sudah menabrak bahu orang.
"Maafin gue ya." Orang itu langsung berdiri, dan tersenyum kearahku.
"Iya gak apa santai aja, oh iya nama lo siapa?" Ujar orang itu, sambil mengulurkan tangannya.
"Nama gue gisel, nama lo siapa?" Ujarku sambil menerima uluran tangannya.
"Nama gue Radit, salam kenal ya Sel." Aku hanya tersenyum simpul ke arahnya.
"Kak Radit!!" Teriak seseorang dari jauh, aku dan Radit menoleh ke arahnya.
"Loh Dita." Ujarku kaget, ketika melihat siapa orang yang memanggil Radit.
"Eh Gisel, ngapain lo disini tumben." Ujar Dita, tersenyum salah tingkah.
"Seharusnya gue yang tanya sama lo, ini juga kok kalian saling kenal." Mereka berdua tersenyum ke arahku.
"Kita berdua cuman temen." Ujar Radit, aku melihat raut wajah Dita seketika berubah.
"Lo harus peka sama perasaan temen gue, kalau misal lo cuman bisa mainin hatinya mampus lo di tangan gue." Ancamku , Radit bergidik ngeri ketika mendengar nada bicaraku.
"Oh iya gue duluan ya, takut di cariin sama nyokap." Aku melambaikan tanganku, ke arah mereka.
Tapi sayangnya ketika aku berada di tengah perjalanan pulang aku bertemu dengannya, senyimumnya masih sama menakutkan.
"Hai sel, udah lama nggak ketemu." Aku mundur beberapa langkah, ketika melihat dirinya maju beberapa langkah di hadapanku.
Aku langsung mengambil jalan pintas dan lari dengan kencang, semoga dia tak mengikutiku. Aku terus berdoa supaya tuhan mengabulkan permintaanku untuk menghindari orang itu.
Aku berhenti berlari sambil mengatur napasku yang kian memburu, sesekali menengok ke arah belakang. Dan ternyata orang itu tidak lagi mengikutiku, aku melanjutkan jalanku agar bisa sampai rumah tanpa bertemu orang itu lagi.
Ketika aku sampai di rumah, aku melihat surat yang sengaja di letakkan di depan pintu rumah. Aku langsung mengambilnya dan duduk di teras rumah, belum sempat aku membukanya Mama lebih dulu memanggil namaku.
"Sel kamu ngapain disitu?" Cepat-cepat aku mengantongi surat tersebut.
"Eh Mama, aku cuman duduk aja sih soalnya capek habis jalan-jalan deket komplek sini." Mama hanya mengangguk.
"Sel, tadi ada yang nyariin kamu."
"Siapa Ma?"
"Gak tau, tapi orangnya aneh banget." Pikiranku langsung tertuju kepada orang itu.
"Yaudah deh Ma, Gisel masuk dulu mau ganti baju." Ujarku lalu aku segera masuk ke rumah dan pergi ke kamar.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGI ✔ [SELESAI]
Novela JuvenilPertemuan Satria dan Gisel terdengar sangat absurd, berawal dari toko buku yang sering Gisel kunjungi ia di pertemukan dengan sosok Satria yang terlihat gembira ketika bertemu dengannya. Gadis itu sempat kesal dengan tingkah laki-laki yang baru bebe...