Vote dulu ya sebelum baca
.
.
.
.
.
.
Happy readingAku membuka kotak kado yang tadi di berikan Radit, disana ada sebuah kotak musik yang sangat cantik. Dan di sebelahnya ada flashdisk, aku mengambilnya lalu menaruh kotak itu di atas meja belajar. Mengambil laptop dan melihat sebenarnya ada apa di dalam flashdisk itu.
Aku melihat hanya ada satu file yang berisi video, aku segera memplay video itu. Disana terpampang jelas wajah sendu Satria.
Hai Sel, sebelumnya gue minta maaf atas kelakuan gue waktu itu. Jujur waktu itu rasanya gue gak bisa berkata apa-apa, waktu itu gue gak suka sama orang yang ingin ngedeketin lo dengan niat jahat.
Dan lagi atas penolakan lo kala itu, jujur gue sakit hati tapi gue tau lo gak segampang itu suka dan cinta sama orang yang asal usulnya nggak jelas ya contohnya kayak gue ini.
Gue tau tentang lo tapi, lo nggak tau tentang gue ya kan. Sebenarnya masih banyak lagi sih yang mau gue bicarain tapi ini semua udah cukup buat lo tau bahwa gue suka dan cinta sama lo.
Sampai jumpa lagi Anandita Gisel Prananta, gue bakal rindu sama lo yang suka uring-uringan.
Video itu berhenti, air mataku keluar dari pelopak mata rasanya sesak ketika mendengarkan pengakuan Satria. Tapi aku tidak mau merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya, baginya Satria seperti Kak Ardan yang selalu melindungiku.
Aku segera mengambil ponsel di saku celanaku mencari nomor Dita dan menuliskan chat.
Dit
Gue boleh minta nomornya Radit?
Penting soalnya
Demi apapun sebenarnya aku tidak ingin meminta nomornya Radit, tapi aku ingin mengetahui keadaan Satria apakah laki-laki itu baik-baik saja.
Detik berganti menit bahkan sudah berganti jam, tapi Dita sama sekali belum membalas Chatku apa mungkin dia ketiduran atau sedang bersama dengan Radit.
Kalau memang iya begitu, mungkin besok aku akan menemuinya dan main kerumahnya, apa lagi besok tidak ada jadwal ke kampus.
Aku berjalan membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali hanya sekedar ingin kedapur untuk mengambil minum. Disana masih ada Mama yang sibuk menata bahan makanan yang barusan ia beli.
"Ma, kok belum tidur sih biasanya rapi-rapi bahan makanan besok."
"Mama, pinginnya sekarang kalau besok mah nggak keburu apalagi bikinin sarapan buat kamu sama Papa."
"Gisel bantu ya Ma." Tawarku
"Nggak usah Sel, kamu tidur aja ya besok baru bangun pagi bantuin Mama nyiapin sarapan." Ujar Mama memberi pengertian.
"Owh oke siap Bos." Ujarku sambil tersenyum.
Langkah kakiku kembali menaiki tangga, dan masuk kekamar untuk tidur.
***
Pagi harinya, seperti janjiku semalam dengan Mama, aku segera membantunya menyiapkan sarapan.
"Sel, ini taruh di meja makan terus panggil Papamu." Aku segera menaruh di meja makan, setelah itu langkah kakiku berjalan ke ruang tengah.
Aku melihat Papa yang lagi membaca koran sambil menikmati teh, aku menghampirinya dan duduk di sebalahnya.
"Serius amat Pa baca korannya." Ujarku, papa menoleh ke arahku dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGI ✔ [SELESAI]
Teen FictionPertemuan Satria dan Gisel terdengar sangat absurd, berawal dari toko buku yang sering Gisel kunjungi ia di pertemukan dengan sosok Satria yang terlihat gembira ketika bertemu dengannya. Gadis itu sempat kesal dengan tingkah laki-laki yang baru bebe...