Biasakan vote dulu sebelum baca
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading"Lo harus dengerin gue, jaga diri lo selagi gue gak ada disamping lo. Karena banyak orang jahat di sekitar lo." Ujar Satria dengan serius, sambil menatapku.
"Termasuk lo?"
"Sel, gue serius." Ujarnya, dengan pandangan mata tajam.
"Iya gue tau lo serius."
Aku masih bingung sebenarnya ada apa ini, sikap Dita akhir-akhir ini aneh. Dan sekarang ditambah Satria yang menyurunya untuk berjaga diri.
"Kalau ngomongnya udah, gue mau masuk kasian Dita sendirian."
Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam toko buku lagi, meninggalkan Satria yang terlihat kesal. Mataku menatap sekitar, aku melihat seseorang dengan gelagat aneh sedang duduk di pojokan dengan jaket hitam topi hitam dan tak lupa ia memakai masker.
Aku menyusuri rak-rak buku untuk mencari Dita, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat Dita sedang duduk dan sepertinya dia menangis. Aku segera menghampirinya, dan berjongkok di sebelahnya.
"Dit, lo kenapa." Dita melihat kearahku, matanya sembab.
"Gue gak kenapa-kenapa." Jawab Dita sedikit serak.
"Lo bilang nggak kenapa-kenapa, tapi lo habis nangis." Aku menatap Dita dengan pandangan heran.
"Sel, dengerin kata-kata gue ya. Lo harus bisa jaga diri kepanpun dan dimanapun lo berada." Aku semakin bingung dengan apa yang di bicarakan Dita, tadi Satria yang menyuruhku berjaga diri dan sekarang Dita.
Sedangkan Satria ia hanya bisa bungkam, entah apa yang ada dipikirkannya sekarang.
"Maksud lo?" Dita hanya diam, tak mau menjawab pertanyaan dariku.
"Intinya lo harus jaga diri."
"Gue yang bakal jagain Gisel, lo tenang aja." Ujar Satria secara tiba-tiba, aku menoleh kearah mereka berdua dan menatap ke arah Satria, tapi Dita menatap Satria seakan berucap terima kasih.
"Yaudah deh, sekarang kita pulang. Makan-makannya besok aja." Ujarku sedikit agak bercanda karena aku tak mau Dita terlihat sedih, dan Dita hanya menatapku malas.
"Lo mau makan?" Tanya Satria, aku melirik ke arahnya.
"Nggak." Jawabku dengan cepat.
"Ayo Dit, pulang!" Aku segera menggandeng tangan Dita, dan meninggalkan Satria yang terus saja memanggil namaku.
***
Hari yang cukup melelahkan, dimana aku di hadapkan oleh dua kenyataan tentang sikap aneh dari Dita dan cara Satria mengkhawatirkanku. Sebenarnya ini semua ada apa? Sepertinya mereka berdua menyembunyikan sesuatu dariku.
Aku berusaha memejamkan mata, dan menghilangkan rasa kalut dalam pikiranku. Tapi rasanya sangat sulit sekali, aku mencoba membuka ponselku melihat apakah hari ini ada tugas. Tapi ada satu pesan masuk, dari nomor yang aku tidak kenal.
Hai Sel
Aku mengecek nomor ponselnya tapi, aku sama sekali tidak tau dia siapa. Tanganku bergerak, untuk membalas pesen itu.
Lo siapa?
Tak butuh waktu lama, orang itu langsung membalas.
Lo nggak inget sama gue?
Aku menaikkan alisku, ketika membaca pesan yang ia kirim
"Lah dipikir gue peramal kali ya? Stres ini orang." Batinku emosi.
Gue gak tau, kalau gue tau ya gue gak bakal nanya lo siapa.
Hahaha oke-oke, lo menarik sekali.
Kalau cuman iseng, gak usah chat ngehabisin kuota gue lo.
Aku segera mematikan ponselku, tak menggubris balasan chat dari orang tidak waras itu.
Tiba-tiba suara lemparan dari arah balkon terdengar, aku segera melihat siapa yang mengganggu di jam istirahatku ini.
Tapi ketika aku melihat keluar tak ada siapa-siapa hanya ada batu kecil dan sepucuk surat, aku langsung mengambilnya dan membaca setiap apa yang ia tuliskan.
Nikmati aja jalan ceritanya, lo bakalan suka sama apa yang nanti gue kasih lihat ke lo.
Tertanda D.A.S"Ini siapa sih, ganggu banget pake acara ngirim surat segala, kan udah nggak jaman." Aku segera membuang surat itu kedalam tong sampah, dan melangkah masuk untuk merebahkan tubuku lagi.
Ting
Aku kira notif itu dari orang stres tadi, ternyata dari Satria
Psikopat Gila
Udah tidur?
Lo ganggu, jadi gue gak bisa tidur
Owh yaudah, sekarang lo tidur
Have nice dream Isel😊
Y
Aku mematikan ponselku, dan tidur dengan nyenyak. Dan aku berdoa semoga hari esok masih baik-baik saja.
***
TBC
Hai gimana sama part ini? Maaf ya kalau pendek soalnya Authornya masih belum ada ide sama sekali buat part ini. Dan maaf juga kalau semisal partnya nggak bagus.
Jangan lupa comentnya ya kalau ada salah tandai aja langsung
See you di next chapter selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGI ✔ [SELESAI]
Teen FictionPertemuan Satria dan Gisel terdengar sangat absurd, berawal dari toko buku yang sering Gisel kunjungi ia di pertemukan dengan sosok Satria yang terlihat gembira ketika bertemu dengannya. Gadis itu sempat kesal dengan tingkah laki-laki yang baru bebe...