34

20 8 1
                                    

Vote dulu sebelum baca
.
.
.
.
.
.
Happy reading





























Sesampainya Satria di rumah, seperti tak ada kehidupan hanya suasana sunyi yang ia rasakan.

"Aden sudah pulang, mari makan Bi Asri udah siapin sarapan buat Aden." Satria tersenyum, menatap ke arah Bi Asri.

"Ngapain repot-repot bikinin Satria makanan sih Bi, kan nanti Satria bakal masak sendiri kasian nanti Bibi capek." Ujar Satria yang mendapat pukulan secara sepontan dari Bi Asri.

"Ya jangan atuh Den, kan ini udah tugas Bibi jadi den Satria harus nurut gak boleh bantah." Satria tertawa melihat tingkah Bi Asri.

"Hmm Bi Asri mereka kemana?"

"Owh tuan dan nyonya pergi ada panggilan kerja." Satria menghela napas.

Benar dugaannya Ayahnya memang tak peduli kepadanya sedikitpun laki-laki itu hanya bisa mengekang, tanpa pernah bertanya sebenarnya Satria ingin apa.

"Yaudah, aku laper ayo makan tapi Bibi temenin ya." Bi Asri mengangguk, lalu mereka berdua berjalan beriringan menujuh meja makan.

***

Malam tampak sunyi hanya bintang dan rembulan yang memancarkan sinarnya walau redup, tak banyak yang tau hidup Satria tak seperti yang mereka bayangkan. Yang teman-temannya tau Satria anak orang kaya yang berkehidupan cukup dengan kasih sayang dari orang tuanya.

Tapi semua itu salah besar, Satria di besarkan dari kekerasan yang di perbuat oleh Ayahnya sendiri. Bahkan setiap malam tangisan kepedihan itu selalu ia rasakan sekuat apapun ia melawan Ayahnya ternyata Satria masih lemah hatinya rapuh.

Andai saja maut datang menjemputnya, mungkin rasa sakit itu akan hilang. Dan ia bisa bertemu dengan Mamanya, Mama yang ia cintai.

Tangannya menggapai bingkai foto yang berada di atas meja, disana terdapat foto Satria dan Mamanya yang sedang tersenyum lebar.

"Mama tau, Satria bakal rindu sama masa-masa ini. Mungkin kedepannya Satria bakal nemuin orang yang seperti Mama." Ujar Satria lalu memeluk bingkai foto itu sangat erat.

***

Gisel menatap Satria dengan pandangan sedih, menurutnya kisah yang selama ini ada di novel yang ia baca ternyata terjadi juga di dunia nyata. Walaupun sempat nggak percaya tapi ia terhanyut dalam kisah piluh Satria, bahkan Satria menutupi kesedihannya dengan cara tersenyum.

"Sat, lo jangan sedih ya inget ada gue. Gue bisa kok jadi tempat lo berbagi keluh kesah." Ujar Gisel, sambil memegang pundak Satria.

"Gue boleh peluk lo?" Tanya Satria, Gisel mengangguk.

Pelukan erat itu membuatnya nyaman, ia merasakan kehangatan lagi seperti dulu ketika ia memeluk mamanya.

"Sel makasih..." Satria melepas pelukan itu.

"Makasih udah mau dengerin cerita gue yang nggak ada bagus-bagusnya ini dan maaf udah bikin lo nangis pas waktu dengerin cerita gue, gue tau lo bakal ingat tentang kakak lo yang ngelakuin self injury itu."

"Lo nggak perlu khawatir, walaupun gue masih trauma tapi gue bakal usahain supaya lupa dengan self injury." Ujar Gisel dengan senyum dan meyakinkan Satria.

"Bentar deh, gue tanya sama lo. Selama ini lo kemana aja sih?" Ujar Gisel penuh dengan rasa penasaran.

"Sebenernya, gue ke Surabaya buat nenangin diri." 

"Lo ke Surabaya?" Satria hanya mengangguk

"Terus disana lo tinggal dimana?"

"Lo kok lama-lama, jadi kayak tukang sensus penduduk sih." Ujar Satria sambil mengacak rambut Gisel.

"Ishh, berantakan tau jangan gitu dong."

"Iya deh." Satria gemas melihat tingkah Gisel.

"Hmm Sat." Satria menoleh ke arah Gisel seperti bertanya ada apa.

"Lo...." Gisel tak sanggup bertanya.

"Apa?" Tanya Satria penasara.

"Tapi lo harus jawab pertanyaan gue ya." Satria mengangguk mantap.

"Jadi gini..." Satria mulai geram melihat tingkah Gisel

"Jadi apa kita jadian gitu." Ujar Satria ngawur.

"Bukan, bego." Ujar Gisel menaikan sedikit nada bicaranya.

"Terus?"

"Hmm, lo tau tentang Rechel?" Ucap Gisel dengan cepat.

"Lo ngomong apa sih, gak jelas tau nggak." Ujar Satria, ingin rasanya Gisel menjitak kepalanya.

"Lo tau tentang Rechel?" Tiba-tiba Satria diam.

"Sat?" Satria langsung menoleh ke arah Gisel.

"Rechel?" Gisel mengangguk.

"Dia mantan gue." Gisel menatap Satria nggak percaya.

"Serius?".

***

TBC

2

kali update mumpung lagi mood


SAGI ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang