1

144 20 33
                                    

Hari yang membosankan, membuat moodnya berantakan tak ada senyum yang merekah di bibirnya hanya helaan napas yang sesekali keluar dari bibirnya. Matanya memandang sekitar ia tak tau harus berbuat apa setelah ini.

Ataukah ia harus pulang untuk mengerjakan tugas kuliah yang semakin membeludak, ataukah ia harus berdiam diri di tokoh buku sambil mendengarkan musik.

Semuanya terlihat membosankan, ia sama sekali tak memiliki solusi untuk masalah ini. Ia beranjak dari duduknya dan merapikan buku catatannya lalu keluar untuk menikmati udara segar sore ini.

Bibirnya bersenandung kecil mengikuti lagu yang ia dengarkan menggunakan headset, sesekali ia memandang ke arah langit senja yang tampak cerah.

Ia menghirup aroma menggiurkan, perutnya seketika merasa lapar. Aroma bakso di perempatan jalan dekat toko buku memang sangat menggugah selerah sampai-sampai ia tak sabar untuk menikmati bakso yang di sediakan oleh mang Parjo.

Dia adalah Anandita Gisela Prananta, biasa di panggil Gisel, dia adalah gadis yang suka pergi ke toko buku hanya karena ingin sekali menenangkan diri sambil mencari buku baru, dan dia adalah gadis yang sangat suka makan tapi walaupun begitu ia tidak pernah gendut sama sekali betapa sempurnanya gadis yang bernama Gisel ini.

"Mang Parjo bakso 1 mangkok ya harus pedes," ujarnya sambil tersenyum.

"Siap atuh neng, silahkan duduk dulu."

Ia mengambil tempat duduk persis di sebalah orang yang lagi berpacaran, ia muak dengan kadaan ini lagi-lagi jiwa jomblonya meronta-ronta tapi tak apa sendiri akan lebih baik dari pada punya pacar nanti selalu di kekang kayak hewan peliharaan pikirnya.

"Ini Neng baksonya seperti biasa." Mata Gisel berbinar melihat bakso yang ada di hadapannya, ia langsung menyantap bakso itu hingga tandas sampai tak tersisah sedikitpun.

Setelah membayar Gisel langsung pergi kerumahnya menaiki ojek online seperti biasa, padahal ia bisa saja menyuruh supir untuk menjemputnya tapi kali ini ia ingin pulang menaiki ojek dari pada harus menyuruh supirnya menjemput ntar makin lama.

***

Setibanya ia di rumah ia mendengar suara gaduh dari arah dapur, ia kira asisten rumah tangga lagi memasak untuk makan malam. Ternyata suara gaduh itu di buat oleh mamanya untuk membuat kue.

"Lagi buat kue apa Ma?" Mamanya terkejut mendengar suara anaknya yang cempreng ini.

"Yaampun Gisel bikin Mama kaget aja, sejak kapan kamu ada disini." Gisel hanya nyengir.

"Barusan sih Ma, lagian tumben-tumbenan Mama bikin kue biasanyakan cuman hari libur aja baru bikin kue ada acara ya Ma." Sisi kepo Gisel mulai bergejolak, entah dari mana sisi kepo Gisel ini mulai tumbuh tapi yaudahlah sifat kepo kan manusiawi.

"Papa mau pulang, masa iya Papa pulang gak di bikinin kue ntar ngambek dianya." Gisel menertawakan kekonyolan orang tuanya, bagi Gisel orang tuanya ini tak pernah memperdulikan umur kadang masih suka ngambek-ngambekan kadang juga memperlihatkan sikap konyol di depannya.

"Ma Gisel ke kamar dulu ya, mau mandi ntar kalau udah selesai nanti Gisel bantuin deh." Mamanya hanya merespon dengan anggukan.

Langkah kakinya mengarah ke satu persatu anak tangga, hari ini sangat melelahkan belum lagi ia mengerjakan tugas kuliahnya untuk besok di presentasikan. Untung otaknya masih kuat untuk memikirkan tugas kuliah kalau nggak mungkin sudah pecah dari dulu.

Sesampainya ia di depan pintu kamar ia langsung membuka dan menaruh tasnya di sembarang tempat dan merebahkan tubuhnya yang lelah ini. Sungguh nikmat tempat tidur ini tuhan batinnya.

Baru saja ia merasakan nikmat kasur yang sungguh menggairahkan, tapi suara mamanya membuat ia mau tak mau beranjak dari tempatnya sekarang.

"Sel, katanya mau bantuin Mama jangan males-malesan jadi anak perempuan kualat baru tau rasa." Cerocos Andin.

"Iya Mamaku yang baik hati, dan cantik." Ujarnya dengan nada ogah-ogahan.

Ia pergi ke kamar mandi dengan super kilat, ia tak mau mendengar ocehan Mamanya yang bisa membuat telinganya sakit. Setelah ia keluar dari kamar mandi terdengar suara notifikasi dari hpnya.

Langkah kakinya menuju nakas untuk mengecek siapa gerangan yang sudah mengganggu aktifitasnya.

Lagi-lagi dari dita sahabatnya, yang berisi.

Woi Sel, tugas presentasi lo udah belum?

Sel bales, yaela lo kemana sih?

Sel masih hidupkan? kalau gak bales lo gak usah nyapa gue besok.

Ya begitulah isinya terdengar konyol langsung saja ia meread chat tersebut dan membalasnya.

Belum kelar

Gue lagi di rumah mau bantu nyokap bikin kue, jadi gak usah ganggu

Gue masih hidup sehat walafiat, oke gue gak masalah kalau besok gue gak nyapa lo tapi inget jangan tanya tugas ke gue lagi ya😈

Ia langsung mematikan hpnya dan keluar kamar dengan bersenandung kecil menyanyikan lagu yang akhir-akhir ini viral yaitu tanpa batas waktu.

"Cie anak Papa lagi rindu ya, rindu sama siapa nih." Gisel terkejut mendengar suara bariton David.

"Astoge buset, sejak kapan Papa di rumah perasaan tadi masih sepi ini rumah." Ujar Gisel dan duduk di sebelah papanya yang sedang menikmati secangkir teh.

"Masa iya kamu gak denger Papa dateng, wah durjana kamu Sel." Gisel memasang wajah cemberut.

"Masa iya anak Papa yang cantik ini dikata penjahat nggak lah, kalau Gisel penjahat udah dari dulu Gisel keluar masuk penjara."

"He kok ribut sih, ini makan kuenya masih anget enak mama bikin buat papa tercinta." Gisel mendelik dengan apa yang ia dengar barusan dari bibir Mamanya.

"Yaelah Ma, masa papa aja yang di cinta Gisel nggak di cinta juga jahat ah." Orang tuanya malah menertawakan kekonyolannya.

"Ma, Pa Gisel ke kamar dulu ya banyak tugas yang harus di kumpulin besok."

"Yaudah, ngerjain tugas yang bener biar cepet lulus langsung kawin oke."

"Papa kira anaknya ini kucing apa pake segala kawin-kawin, udahlah Gisel ke kamar dulu bye Ma, Pa." Ujarnya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di lantai atas.

***

Matanya fokus ke arah layar komputer menampilkan tugas yang begitu membuat kepalanya nyut-nyutan, ia kira tugas dari Pak Malik akan segampang yang biasa ia kerjakan ternyata oh ternyata ini sungguh sangat sulit pemirsa.

Kapan lagi ia harus begadang tengah malam hanya mengerjakan tugas yang besok ia presentasikan di depan dosennya itu. Sekali lagi ia ingin bersantai tanpa adanya tugas kapan lagi kalau bukan ke toko buku itu.

Mungkin besok selepas pulang kuliah ia harus mampir ke toko buku itu untuk mencari buku referensi yang baru supaya otaknya dapat mencerna kalimat-kalimat yang berada dalam tugasnya.

***

TBC

HAI apa kabar kalian semua

Ini cerita baru aku semoga kalian suka ya

Doain tetep lancar update ceritanya 😁

Jangan lupa vote sama comentnya ya biar aku makin semangat nulis

See you di next chapter selanjutnya.

SAGI ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang