01 [Mengenal]

9.2K 380 10
                                    

Sinar matahari yang menembus jendela, kicauan burung yang mengusik keheningan telinga, suara-suara manusia yang berhasil membangkitkan amarah si empunya tubuh.

Perlahan tubuh remaja itu mulai bangkit. Bermuka masam karena tidurnya terusik. Walau ia tahu hari sudah mulai siang, namun ia masih menikmati penyelaman alam mimpinya.

Dari mulutnya keluar decakan kesal, mengusak rambut berantakannya lalu pergi beranjak dari kasur.

Suara-suara yang mengusik tidur remaja itu berpusat pada dapur. Disana wanita paruh baya tengah memasak sarapan, bersama seorang anak remaja yang sabar menunggu. Tak hanya menunggu dengan duduk manis di kursi, remaja itu selalu bertanya tentang banyak hal pada bibi Ahn. Membuat bibi itu harus selalu meladeni otak kritis anak majikannya.

"Bi-bi, i-i-ini u-untuk a-a-apa?" Tanyanya gagap. Tubuhnya yang kecil dan kurus ikut terhentak setiap dirinya mengucap satu kata.

"Ini lada, untuk membuat masakan jadi sedikit pedas." Jawab bibi Ahn. Yang bertanya merasa puas, dia mengangguk-angguk entah paham atau tidak. Meskipun setiap hari anak itu selalu menemani bibi Ahn memasak dan selalu bertanya tentang bahan-bahan dapur, namun bi Ahn tak pernah bosan. Bahkan ia sangat senang karena ada yang menemaninya memasak. Satu hal lagi, semangat belajar anak ini sungguh besar.

"Ka-kalau ini a-a-apa?" Tanyanya lagi seraya menujuk sebuah sayur panjang berwarna putih.

"Itu lobak. Ck begitu saja tidak tahu! "

Si penanya sontak menoleh ke asal suara, kakaknya lah yang baru saja menyahut pertanyaannya. Remaja itu berjalan kearah kulkas untuk mengambil minuman dingin berkaleng karena merasa tidurnya terusik, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Tanpa melirik sedikitpun pada anak yang berdiri disamping bibi Ahn, dia berlalu begitu saja.

"Bi-bi, kak T-tae me-menjawab per-tanyaanku?" Tanyanya dengan binar matanya yang berkelip-kelip, seperti tak menyangka akan pendengarannya.

Bibi mengangguk antusias melihat sebegitu senangnya anak ini hanya karena mendapat jawaban dari kakaknya yang bahkan menurutnya tak ramah sama sekali.

"W-w-waaaahhh... Ka-kak T-taee... Saranghae..." Ucapnya girang seraya membentuk love sign besar diatas kepalanya. Walau sudah tak ada kakak yang ia maksud disana, namun anak itu tetap memperlihatkan tanda cintanya pada Taehyung. Bibi pun tersenyum senang mengikuti bagaimana kesenangan yang ada didalam hati anak majikannya ini.

~~~

Sarapan pagi dimulai. Dua kakak beradik nampak khidmat menikmati makanan yang telah dibuatkan oleh Bibi Ahn. Seperti biasa, di meja panjang ini hanya ada dua anak remaja, tanpa adanya sosok orang tua.

"Bi-bi, bu-bu-bur Ko-kookie pa-nas..." Teriak Jungkook setelah ia tak berhasil memasukkan sesendok bubur yang mengepul dan ia muntahkan kembali.

Bibi yang tengah membersihkan peralatan dapur segera menyahut dari sana. "Iya, Kookie. Sebentar Bibi ambilkan kipas, ne?"

"Ck manja." Decak Taehyung sambil mengunyah lobak dalam mulutnya. Ekspresinya seperti biasa, tak bersahabat sama sekali membuat Jungkook hanya memanyunkan bibirnya kedepan.

"Kemari, bibi kipaskan" Bi Ahn mengibaskan kipas di atas bubur yang tengah disantap Jungkook. Jungkook nampak tersenyum senang karena buburnya sudah tidak panas lagi. Ia pun melahapnya dengan rakus.

"Aigo, Jungkook-ie. Jangan terlalu cepat, nanti bisa tersedak." Seru bi Ahn yang khawatir dengan cara makan Jungkook. Jungkook hanya menyengir kuda lalu mulai memelankan tempo makannya. Sementara kakaknya yang duduk didepannya hanya menatap Jungkook dengan malas.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang