Suasana hening dengan nuansa putih bersih disuguhkan dihadapan seorang bocah dengan baju serba putih. Bocah dengan surai hitam itu menatap segala arah, kebingungan.
"Ayaaahh..." Panggilnya meminta teman. Ia takut di tempat asing seperti ini. Tapi seketika ia terkejut sendiri."Aku tidak gagap? Apa aku sudah sembuh?" Meraba tenggorokannya yang biasanya akan kesulitan mengucapkan kata, kini dengan lancar tanpa tersendat.
"Aku tidak gagap lagi?" Tanyanya lagi tak percaya. Bibirnya tersenyum senang. Maniknya berbinar indah. Ia sudah menjadi remaja yang normal. Ayahnya pasti tidak akan mengabaikannya lagi.
Tapi, ia kembali terdiam. Sendirian di tempat serba putih seperti ini membuatnya takut. Ia berjalan mencari seseorang, siapa tahu ia bisa menemukan orang atau jalan keluar ke rumahnya.
"Ini dimana? Kenapa aku tidak pernah melihat tempat seperti ini?" Tanyanya sendiri. Bola matanya yang hitam besar berkeliaran kesana kemari. Hingga ia menangkap satu tubuh wanita berdiri membelakanginya.
"Anyeong.... Boleh aku bertanya?"
Wanita itu menoleh. Wajahnya berseri, cantik dengan gaun putih dan surai digerai. Bibir tipisnya melengkung indah, menyambut kedatangan dirinya.
"Jungkook-ie...."
Jungkook mengerutkan kening bingung, mengapa wanita itu tahu namanya.
"Kau siapa?" Tanyanya. Wanita itu tak menjawab, hanya berjalan mendekat ke arah Jungkook.
"Jungkook-ie... Ini ibu..."
Jungkook terkejut, jantungnya berdetak kencang. Ia bingung, bukankah ibunya sudah tiada?
"Ibu..." Panggilnya lirih. Wanita itu tersenyum lagi. Semakin mendekat hingga tangannya dapat meraih surai sang anak. Ia belai kepala Jungkook lembut. Ia menangis ketika mendapati anaknya yang sudah tumbuh menjadi remaja tampan.
"Ikut ibu, ya nak..."
Jungkook tersenyum senang. Kepalanya tiba-tiba mengangguk membuat Jisoo tersenyum untuk yang kesekian kali.
Tangan Jisoo meraih tangan kanan Jungkook. Ia berjalan didepan Jungkook tanpa melepas pagutan tangannya.
Jungkook hanya mampu menurut. Sesekali ia bersenandung lirih dan melompat senang. Di sepanjang jalan, ia dapat melihat tempat yang lebih menarik lagi. Di sisi kanan dan kiri terdapat bunga-bunga yang mekar indah. Berwarna-warni dengan sungai mengalir deras. Airnya begitu bening, air terjun diujung sana menjadi hulunya.
Semakin dalam semakin indah tempat ini. Banyak kelinci tengah melompat-lompat seolah menyambut mereka berdua. Jungkook izin untuk mengambil satu kelinci berwarna putih. Ia menggendongnya di tangan dan mengelusnya sayang.
"Jungkook-ie...!!" Suara samar seorang namja membuyarkan dirinya. Ia mencoba mencari sumber suara itu.
"Jungkook-ie...!!" kali ini lebih jelas. Seakan mendekat kearahnya. Dan Jungkook tahu siapa pemilik suara berat ini.
"Ayah..?"
"Ayah...?!!!" Jungkook berteriak memanggilnya. Kelinci dalam pelukannya ia lepas begitu saja. Ia berjalan ke lawan arah, kembali ke asal suara itu.
"Jungkook-ie!!!" kembali suara ayahnya menggelegar.
"Ayaaahh!!" Jungkook semakin cepat berjalan, meninggalkan Jisoo disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (I'm Living On)
FanfictionAnak yang memiliki keterbelakangan mental, akankah diperlakukan dengan tidak manusiawi? Ukuran seberapa besar kasih sayang manusia bukan karena fisik maupun psikisnya. Semua anak berhak atas kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Begitupula deng...