14 [Penyesalan]

2.4K 206 7
                                    

Seseorang tengah berbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Dengan selang infus dan selang lain yang menjulur ke sebuah monitor. Bunyi elektokardiografi itu senada, tak ada yang perlu di khawatirkan, seharusnya.

Tetapi satu remaja yang duduk disamping ranjang selalu menatap anak itu dengan tatapan cemas. Seolah ia akan selalu menemani adiknya dan tak ingin kehilangan dia. Padahal sebelumnya, Taehyung tak pernah merasakan kekhawatiran seperti ini. Boro-boro khawatir, hanya mengingat eksistensi adik barunya itu saja tidak.

Taehyung akui selama ini ia selalu berbuat buruk padanya. Ia dilingkupi cerita-cerita yang entah benar atau salah. Taehyung tak pernah tahu bagaimana keadaan hati Jungkook. Taehyung hanya mendapat cerita negatif terkait adik tirinya itu. Tanpa berniat mengorek lebih jauh atau mencari kebenaran dari cerita yang ia dengar.

Satu tangannya merogoh saku seragam sekolahnya. Mengambil sebuah benda kotak pipih lalu menelepon seseorang.

"Yoboseyo? Ibu, kenapa kau belum kesini juga?" Tanyanya pada benda kotak bersinyal digenggamannya. Sudah sejak sore tadi Taehyung menelepon ibu dan ayahnya untuk segera datang, namun kedua orang tua itu tak kunjung menampakkan diri.

"Mian Taehyung-ie... Ibu sangat sibuk hari ini. Ibu bahkan baru sampai di rumah."

Taehyung mengerutkan dahinya sedikit kecewa. Sudah empat jam terhitung dirinya menelepon mereka, memohon agar mereka datang ke rumah sakit. Namun, nyatanya kesibukan mengalahkan segalanya.

"Tapi, ibu. Apa kau tidak kasihan pada Jungkook? Dia belum sadar dari tadi, ibu. Terakhir dia muntah-muntah dan mengeluh pusing. Aku takut jika terjadi apa-apa padanya..." Pekik Taehyung. "Dokter masih menunggu kalian datang. Mereka mendesakku agar menghubungimu."

"Aish... Ibu benar-benar lelah, Taehyung."

Taehyung menghela nafas kasar. Baru kali ini dia sangat mengkhawatirkan Jungkook dan rasanya amat sangat sulit di terima. Taehyung ingin ibu atau ayahnya datang dan menemui dokter agar terlihat jelas apa yang bermasalah pada Jungkook. Tadi pun dokter dan suster selalu menanyakan padanya, sepertinya ada hal penting yang harus mereka katakan pada orang tuanya.

"Ayah bagaimana? Apa dia juga tidak bisa datang?"

"Ayah belum pulang sampai sekarang. Memangnya ada apa? Kalau hanya memberi tahu kondisi Jungkook, kenapa harus ayah dan ibu? Kenapa tidak padamu atau bibi Ahn saja?"

Dalam hati Taehyung amat sangat kecewa. Jika dirinya atau bibi Ahn bisa, ia tak akan memohon pada ayah atau ibunya untuk datang. Nyatanya dokter hanya meminta ayah atau ibu dari pasien untuk mendengar secara langsung terkait kabar kondisi Jungkook.

Ceklek

Satu suster masuk membawa sebandel dokumen di tangan. Taehyung segera berdiri dan membungkuk memberi hormat.

"Anyeonghaseyo, apakah orang tua dari Kim Jungkook sudah datang?" Tanyanya langsung pada intinya. Ia sudah bolak-balik hingga beberapa kali hanya untuk menanyakan tentang ayah dan ibu pasien.

"Belum, suster. Apakah tidak bisa diwakilkan denganku saja? Sepertinya mereka tidak bisa datang hari ini." Ucap Taehyung frustrasi. Sementara Yuri di seberang telepon masih mendengar percakapan diantara Taehyung dan suster wanita itu.

"Maaf, tapi tidak bisa. Ini terkait kondisi Kim Jungkook. Dan ada satu hal yang harus dokter katakan langsung pada orang tuanya."

Taehyung terlihat amat sangat frustrasi. Keningnya mulai berkerut tanda dia sangat pusing memikirkan bagaimana caranya membujuk mereka berdua.

Sementara Taehyung dan suster itu berpikir, Jungkook yang sedari tadi tertidur mulai membuka matanya.

Suster itu tak sengaja melihat mata Jungkook terbuka, ia segera memberi perhatian.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang