39 [Lekas Pulih]

2.2K 192 6
                                    

Namjoon mengusap-usap dada bidang Jungkook dengan handuk rumah sakit. Hari sudah pagi dan Taehyung baru saja pamit berangkat sekolah. Hanya menyisakan Namjoon yang sejak Jungkook bangun tak pernah pergi darinya.

Jungkook sempat heran, kenapa ayahnya bersikap jauh berbeda dibandingkan dulu. Ayahnya sekarang lebih lembut, perhatian, tatapannya melunak, dan banyak bercerita padanya. Padahal terakhir kali dirinya mendapati Namjoon mencekik lehernya dan hampir membuatnya mati.

Jungkook senang ayahnya sudah baik padanya. Namun justru itu yang membuat Jungkook canggung.

Ia takut pada perubahan sikap Namjoon.

"Oke... Sudah selesai... Sekarang waktunya ganti baju, Jungkook-ie..." Namjoon begitu bersemangat mengganti pakaian Jungkook. Ia tak perlu bantuan suster, karena dialah yang selama ini mengganti pakaian sang anak.

Jungkook yang bingung terus menatap gerak-gerik Namjoon. Dari mulai ayahnya melepas pakaiannya, hingga memakaikan pakaian baru. Semuanya dilakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.

"Wahhh... Anak ayah sudah wangi dan tampan... Hmmm.." Puji Namjoon meneliti setiap inci tubuh Jungkook dan berpose mencium tubuhnya.

"A-ayah...." Panggil Jungkook lirih.

"Ne?" Tanya Namjoon segera. Maniknya yang berbinar bertemu tatap dengan milik Jungkook.

Jungkook tak merespon. Ia begitu senang ditatap oleh sang ayah. Baru kali ini Jungkook dapat merasakan hangatnya tatapan ayah. Tak ada tatapan tajam menukik yang menyeramkan.

Seandainya sejak dulu ayahnya bersikap seperti ini, mungkin dirinya telah menjadi anak paling beruntung di muka bumi ini.

Tak terasa hati Jungkook bergetar. Tubuhnya yang masih lemah dan terbaring mendadak gemetaran. Ia tak sanggup berucap satu katapun. Lidahnya begitu kelu hingga walau satu hurufpun Jungkook tak mampu.

Perlahan air matanya menggenang di pelupuk. Tak sanggup menerima semua sikap baik ayahnya membuatnya ingin menangis.

Namjoon yang menyadari perubahan wajah Jungkook semakin mendekatkan diri.

"Ada apa, nak? Apa kau merasa sakit? Dimana? Biar ayah panggilkan dokter, ne?" Tanya Namjoon khawatir. Namun Jungkook menggeleng. Air matanya menjadi turun akibat ulahnya.

"A-ayah... Hiks..." Jungkook mencoba merentangkan kedua tangannya. Namjoon yang tahu segera memeluk tubuh sang anak seraya menenangkan.

"Hiks... Hiks...." Jungkook terus menangis dalam pelukannya. Tak tahu rasa apa yang sedang ia rasakan. Hatinya bahagia, sangat. Mendapat afeksi berlebihan dari sang ayah membuatnya terhanyut dalam tangisan. Tangis bahagia.

Pelukan yang ia damba-dambakan sejak dulu akhirnya dapat ia rasakan. Hangatnya tubuh sang ayah dan wanginya ceruk leher ayahnya membuat ia tak bisa menghentikan air mata. Ia menantikan moment ini. Ia ingin dipeluk seperti ini sejak dulu. Dan sekarang terkabulkan.

Namjoon mengeratkan pelukannya disaat tangisan anaknya mulai keras. Jungkook pasti sangat sedih setelah apa yang ia perbuat.

"Maafkan ayah, Jungkook-ie... Maafkan ayah, nak... Maafkan ayah..." Namjoon bergumam tepat di samping telinga Jungkook. Jungkook semakin keras menangis membuat hati Namjoon sakit. Tangisan Jungkook adalah hal yang menyedihkan baginya sekarang.

***

Saat Jungkook belum membuka mata, Namjoon tak berani pulang ke rumah. Kini setelah tiga hari Jungkook siuman, ia mulai berani menapakkan kaki di lantai rumah mewah miliknya. Ia terpaksa karena harus kembali ke kantor karena beberapa proyek yang harus segera terlaksana. Beruntung Jungkook sudah membaik dan Seokjin serta Rose ada untuknya disana.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang