"Pasien kehilangan banyak darah, dok!" Suster berambut sanggul itu gelagapan saat tekanan darah dari pasiennya turun drastis. Ini jelas membahayakan.
"Ambil stok darah B segera!"
"Tapi, persediaan kita baru saja habis. Ada korban kecelakaan lain yang lebih dulu mengambilnya."
Dokter lelaki muda itu kalut tak karuan. Walaupun kini Jungkook sudah mendapat satu kantung darah yang tengah mengalir ke tubuhnya, namun itu belum seberapa. Pendarahan di kepalanya cukup serius. Tak ada waktu untuk meminta darah dari unit donor. Maka ia harus melakukan plan B.
"Hubungi anggota keluarganya, tanyakan siapa yang bisa mendonorkan darah untuk pasien. Segera!"
"Baik, dokter."
Suster itu keluar melaksanakan perintah dokter. Ia menemui Taehyung yang sejak tadi mondar-mandir didepan pintu UGD.
"Apa anda keluarga dari Kim Jungkook?"
Taehyung mengangguk cepat.
"Benar, suster. Saya kakaknya. Bagaimana keadaan adik saya?"
"Pasien banyak kehilangan darah. Saat ini persediaan di rumah sakit kami tidak ada darah B. Apakah dari pihak keluarga ada yang bergolongan darah sama?"
Taehyung bingung. Darahnya bukan B tapi A. Ibunya juga A. Lalu ayahnya?
"Saya akan hubungi ayah saya, suster."
"Silahkan. Kami tidak memiliki banyak waktu, tuan. Jadi, kami mohon kerjasamanya."
Dengan gusar, Taehyung melayangkan panggilan telepon ke nomor Namjoon. Tak ada jawaban hingga lima kali berturut-turut. Ia ingat ayahnya masih dalam keadaan kacau. Bagaimana bisa ia mempedulikan ponselnya sekarang?
Akhirnya Taehyung menelepon Yuri. Mungkin ibunya masih terjaga.
Ketar-ketir Taehyung menunggu. Jarinya ia gigit gugup sementara kakinya tak bisa diajak diam.
Hingga suara wanita terdengar menggantikan ringtone telepon. Taehyung bersyukur dan tak akan menyia-nyiakan waktunya sekarang.
"Ibu, dengarkan aku! Aku sekarang ada di rumah sakit. Jungkook kecelakaan, bu. Ada sebuah mobil yang menabraknya saat dia mencoba kabur dari rumah." Ucap Taehyung tak berbasa-basi.
"Astaga.... Lalu bagaimana keadaannya, Taehyung?"
"Jungkook sekarang sedang ditangani dokter di ruang UGD. Dia kehilangan banyak darah. Stok darah di rumah sakit sedang kosong, dokter meminta pihak keluarga untuk mendonorkannya sekarang juga, ibu. Tapi, darahku A, sedangkan Jungkook B. Bagaimana ini, ibu? Bisa kau tanyakan pada ayah? Siapa tahu golongan darahnya sama."
Taehyung nampak berharap. Hanya Namjoon yang berkemungkinan bisa menolong Jungkook.
"Tapi... Ayahmu baru saja tenang, nak. Bagaimana bisa ibu membangunkannya apalagi tentang Jungkook?"
Tatapan Taehyung nampak sayu. Ia pun sempat berpikir jika bagaimana mungkin ayahnya mau datang dan mendonorkan darahnya untuk orang yang sangat ia benci?
"Ibu, aku mohon. Jungkook butuh darah sekarang. Tidak ada cara lain yang bisa membantunya lagi, ibu. Rumah sakit tidak bisa menjamin jika meminta darah ke unit donor karena bisa memakan banyak waktu. Prosedurnya menyulitkan." Suara Taehyung terdengar sangat frustrasi. Ia meremat rambutnya pening. Duduk bersandar di dinding dingin rumah sakit.
"Baiklah. Akan ibu usahakan. Ibu akan tanya pada ayahmu dan jika memang sama, ibu akan bujuk dia untuk datang ke rumah sakit. Kau jangan khawatir. Tenangkan pikiranmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (I'm Living On)
FanfictionAnak yang memiliki keterbelakangan mental, akankah diperlakukan dengan tidak manusiawi? Ukuran seberapa besar kasih sayang manusia bukan karena fisik maupun psikisnya. Semua anak berhak atas kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Begitupula deng...