34 [Sembuh]

1.8K 188 11
                                    

Suasana kelas begitu riuh. Ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Seseorang yang tak masuk beberapa hari yang lalu akhirnya menampakkan diri dengan percaya. Taehyung hanya berjalan masuk, hirau dengan siswa-siswi lain yang mencibirnya pedas.

"Pengecut telah kembali, heyyy...."

"Wah berani juga dia... Ku kira kau malu masuk sekolah."

"Hahahaa kau tak bersama adik tersayangmu itu?"

"Dia kan sengaja menyembunyikannya dan berpura-pura membenci si cacat."

"Hahahaa lucunya dramamu itu..."

Taehyung menulikan telinganya. Ia tak mau memasukkan kata-kata teman-temannya yang mengolok-olok dirinya. Hanya mengambil headset dalam kantong celana, lalu menyumpal kedua telinga dengan itu.

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa keluar menghambur kantin. Taehyung berjalan seorang diri. Tak ada yang mau mengajaknya lagi. Kai dan teman-temannya justru mengejeknya kembali saat mereka menyalip Taehyung di koridor sekolah.

Taehyung mencari tempat duduk yang masih tersisa. Matanya tak menangkap satupun bangku yang kosong. Kantin selalu ramai seperti ini.

Ia menatap bangku paling pojok, sudah banyak teman-teman segengnya yang menyantap makanan mereka dengan bersenda gurau. Taehyung sempat mendengar jika Baekhyun memanggil Kai dengan sebutan bos. Itu artinya kedudukannya telah diganti oleh Kai.

Taehyung meremat kuat nampan yang ia bawa. Hatinya bergemuruh panas. Melihat teman-temannya dulu yang sangat akrab dengannya sekarang tak mau meliriknya. Mereka menjauhinya dan membuat dirinya dikucilkan dari semua siswa di sekolah ini.

Ia tak menyangka, teman-teman yang nampak setia itu ternyata tidak seperti yang ia pikirkan. Ia kecewa. Kecewa sekali. Hingga nampan yang ia genggam dengan cepat ia lemparkan ke lantai. Menimbulkan suara nyaring dan pecahan gelas yang mengalihkan atensi semua pengunjung kantin tak terkecuali rombongan geng Kai yang kini menatapnya dengan kekehan remeh.

Taehyung pergi begitu saja. Ia muak dengan semua ini.



***







Jungkook berjalan-jalan di sekitar taman belakang rumahnya. Ditemani bibi Ahn yang setia menjadi sandaran tangan Jungkook. Ia masih belajar berjalan dengan kaki yang pincang. Kata dokter, Jungkook harus sering melatih otot kakinya agar lentur kembali.

"B-bibi, t-tiba-tiba K-kookie ingin k-ke rumah M-mingyu. K-kookie ingin b-bermain dengannya."

"Kenapa harus ke rumah Mingyu? Mingyu saja kita suruh datang kesini." Usul Ahn. Dan Jungkook mengangguk.

Ahn memberi pesan untuk Mingyu agar ia bisa datang ke rumah tuannya. Jungkook kembali berjalan pelan dengan dibantu Ahn.

Sore semakin petang. Mingyu tak kunjung membuka ponsel. Ahn tahu karena pesan yang ia kirim belum juga terbaca oleh penerima.

"K-kenapa M-mingyu b-belum datang, bi?" Tanya Jungkook sendu.

"Mingyu belum membaca pesannya, Kookie. Saat ditelpon juga tidak tersambung sejak tadi." Ahn memperlihatkan pesannya yang belum terbaca. Juga beberapa panggilan keluar.

Jungkook menghela nafas panjang. Ia bosan dirumah tanpa teman seperti ini. Kakaknya belum juga pulang. Padahal ini sudah jam pulang sekolah.

"Kita tunggu saja sebentar lagi. Mungkin Mingyu belum keluar sekolah." Jungkook mengangguk lesu.

Namjoon dan Yuri tiba-tiba berjalan melewati mereka yang tengah terduduk disofa ruang tengah. Tanpa ada sapaan atau lirikan. Seolah tak ada orang lain disana.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang