17 [Peresmian Pabrik Baru]

1.6K 188 9
                                    

Mentari pagi tanpa malu-malu mulai menampakkan sinarnya. Nyanyian burung-burung kecil menyambut weekend ini. Embun berjatuhan membasahi tanah. Sejuk terasa di tubuh orang-orang yang mau menikmatinya.

Di sebuah villa bercat putih, keluarga Kim bersiap pergi ke acara yang telah dinanti-nanti. Kemeja putih berbalut jas hitam dengan dasi hitam terlihat apik dikenakan oleh namja selaku kepala keluarga ini. Tak lupa wanita cantik itu pun memadupadankan gaun formalnya hingga nampak serasi dengan suami.

Namjoon digandeng Yuri turun menuju ruang makan. Disana telah tersedia berbagai macam masakan yang disiapkan oleh penjaga villa. Manik indah Yuri meneliti ke segala arah, mencari seseorang yang sejak tadi tak terlihat batang hidungnya.

Namjoon yang merasa istrinya dalam keadaan tak tenang, langsung menanyainya.

"Apa kau mencari Taehyung? Dia sedang di kamar, aku sudah menyuruhnya untuk bergegas. Mungkin sebentar lagi dia turun." Ucap Namjoon yang memang sebelumnya ia sudah mewanti-wanti putra sulungnya agar lekas berbenah.

Yuri terlihat menghela nafas lega.

Dan benar saja, dari arah tangga, seorang remaja bertuksedo yang senada dengan sang ayah turun dengan langkah yang cepat. Wajahnya panik bukan main, hingga nafasnya terengah-engah.

"Ayah, ibu, kalian harus keatas sekarang!" Pintanya membuat kedua orang tuanya bingung dengan sikap anaknya. Suara Taehyung terdengar bergetar, wajahnya berpeluh dengan nafas tak beraturan, menunjuk ke lantai atas dimana sesuatu tengah terjadi.

"Ada apa, Taehyung?! Katakan dengan jelas, apa yang terjadi diatas?!" Namjoon menginterogasi. Taehyung mulai mengatur nafasnya, hingga dadanya mulai tenang.

"Jungkook, ayah.... Dia kejang!" Ujarnya cepat.

"Apa?!" Namjoon membelalak kaget, begitupun dengan Yuri disampingnya.

"Ayah kumohon, segeralah ke kamar Jungkook! Aku takut ayah." Pinta Taehyung memelas. Perasaan cemas semakin membuncah saat teringat tubuh adiknya yang mengejang dibawah lantai.

Semburat wajah Namjoon terlihat kecewa, ia menahan gejolak amarah dalam dadanya. Jelas saja, alasan Namjoon tidak mau membawa kemana-mana anak itu adalah karena dia tidak ingin direpotkan. Selain cacat dan bukan anak kandungnya, Jungkook tidak pernah absen dalam hal menyusahkan dimanapun ia berada.

Dengan terpaksa, Namjoon bergegas ke lantai atas diikuti Yuri dan Taehyung.

Pintu kamar Jungkook terbuka, terlihat Jungkook yang sudah mengenakan tuksedo lengkap malah mengejang hebat dibawah lantai hingga wajahnya memucat pasi. Matanya membelalak lebar dan mulutnya menganga mencari oksigen lebih. Untuk yang kedua kalinya Taehyung melihat hal mengerikan dari adiknya itu, dan kini ia hanya mampu mengikuti tubuhnya yang mematung dan bergetar dengan manik indahnya yang berhasil mengumpulkan air mata. Taehyung sangat takut jika terjadi hal yang lebih mengerikan dari hal ini pada tubuh adiknya.

Namjoon dengan santai melangkah mendekat ke tubuh Jungkook yang masih mengejang. Ia menekan dahinya, sangat panas sekali. Namjoon sampai tersentak saat kulitnya beradu dengan kening Jungkook.

Pria berusia empat puluhan tahun itu beranjak dari sana, mencari tas anak bungsunya lalu membuka seluruh resletingnya. Mencari sebuah tabung obat yang selalu dibawa anaknya kemanapun.

Saat sudah ditemukan, Namjoon meletakkan satu butir obat itu di bawah lidah Jungkook. Mengatupkan mulutnya sampai tubuh Jungkook berubah melemas. Otot-ototnya mulai melunak, nafasnya mulai teratur, dan kejang pun perlahan hilang bersamaan dengan maniknya yang memejam.

"Lanjutkan sarapan kalian, bocah ini biar aku yang mengurusnya."

Yuri melangkah menjauh, sementara Taehyung masih diambang pintu tak ingin melaksanakan perintah ayahnya. Netranya terus menatap ayahnya yang masih membopong tubuh Jungkook dan membaringkannya di ranjang. Namjoon menyelimutinya lalu pergi meninggalkan Jungkook sendiri.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang