Brukkk
"BRENGSEK!!"
Brakkk
Taehyung membabi buta menghajar Kai. Wajahnya memerah padam, dengan brutal terus menghujami teman gengnya dengan bogem besarnya.
Meja kursi hingga papan tulis telah berantakan. Tubuh Kai terbanting kesana kemari hingga babak belur. Taehyung seolah buta. Lupa jika Kai adalah teman akrabnya.
Buugg
"Argghh..."
Kai lagi-lagi mengerang kesakitan karena Taehyung membanting tubuhnya keatas meja guru. Beberapa teman-teman mereka akhirnya datang. Mereka segera melerai keduanya.
"Taehyung apa-apaan kau hah?!" Bentak Chanyeol yang menjauhkan Kai dari Taehyung. Taehyung bernafas sangat terengah-engah, ia masih belum puas menghajar temannya.
"Seharusnya kalian tanyakan itu padanya!!" Ujar Taehyung kasar dengan menunjuk Kai yang sudah tak berdaya di rangkulan Chanyeol. Wajahnya berdarah, hidung dan pelipisnya mengucurkan cairan amis segar.
"Apa kau marah karena anak cupu itu?! Karena Kai melukainya, kau jadi seperti ini?!" Tanya siswa lain bername tag Baekhyun. Taehyung terdiam, ia bingung akan menjawab apa. Apakah ia marah karena adiknya itu?
"Ada apa sebenarnya antara kau dengan si cupu?!" Tanya Chanyeol lagi. "Oh, apa benar kau kakaknya?! Beberapa kali tingkah kalian sangat membingungkan. Si cupu melukis wajahmu dalam bingkai keluarganya, dia juga membawakan buku tugasmu yang tertinggal. Apa kalian saudara?"
Tatapan kelima teman Taehyung menginterupsi. Taehyung terpojok karena ulahnya sendiri. Sial. Taehyung tak sadar jika teman-temannya masih mengintainya diam-diam. Ia tak boleh ketahuan memiliki adik seperti Jungkook.
Taehyung memilih keluar tanpa menanggapi tanya teman-temannya. Pikirannya berkecamuk tak tentu. Apakah ini yang dinamakan khawatir? Tapi Taehyung sama sekali tak menyayangi Jungkook. Ia membenci dia.
Sementara di rumah sakit Seoul, sebuah ambulance berhenti tepat didepan pintu UGD. Brankar beroda dikeluarkan dengan cepat, terlihatlah tubuh remaja berseragam SMA dengan kepala terperban. Mingyu keluar mengikuti kemana arah suster-suster itu membawa Jungkook.
Para suster yang mendorong brankar Jungkook berlarian menuju sebuah ruangan. Saat pintu kaca buram itu terbuka, mereka segera masuk. Jungkook beserta para suster tertelan didalam sana sementara Mingyu tak diperbolehkan masuk.
Mingyu hanya bisa menunggu dengan cemas. Ia mondar-mandir didepan ruang UGD, menanti tak sabaran seorang diri. Tubuhnya ia bawa berjalan kesana kemari, sesekali ia duduk dikursi besi. Tetapi rasa khawatir itu masih saja ada.
Mingyu masih ingat dengan jelas, penampakan Jungkook yang terduduk lemas disamping tembok ruang kelas dua belas. Kepalanya berdarah, matanya tertutup, namun tak ada satupun siswa yang berani mendekat. Semuanya nampak syok, beberapa ada yang berlari menuju ruang guru.
Mingyu sangat marah, semua siswa tak memiliki rasa kemanusiaan sama sekali. Jungkook juga manusia, dia berhak diberikan pertolongan. Bahkan apa penyebabnya Mingyu belum mengetahui. Ia hanya fokus pada luka yang Jungkook alami.
Mingyu menarik ponselnya dari saku, menimbang apakah ia akan menghubungi bibi Ahn atau nanti saja. Tetapi ia pikir ia harus menghubunginya segera. Jungkook terluka cukup serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (I'm Living On)
FanfictionAnak yang memiliki keterbelakangan mental, akankah diperlakukan dengan tidak manusiawi? Ukuran seberapa besar kasih sayang manusia bukan karena fisik maupun psikisnya. Semua anak berhak atas kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Begitupula deng...