10 [Benci Atau Sayang?]

2.3K 194 14
                                    

Seseorang tengah mengintip dari celah pintu. Menangkap gambar ke kedua netranya tentang seseorang lain yang duduk didalam sana. Seorang anak yang duduk itu terlihat melamun. Didepannya terdapat tumpukan buku-buku yang menggunung.

Taehyung - si anak yang mengintip menatap kasihan pada adiknya. Sejak dua hari kemaren, Jungkook tak mau keluar kamar. Hanya keluar jika akan berangkat sekolah, tidak berkata apapun seperti biasanya.

Tiba-tiba pikiran Taehyung beralih. Kenapa dia merasa kasihan pada anak itu? Biarkan saja dia menderita, dia pantas mendapatkannya.

Namun melihat Jungkook lagi, Taehyung berubah pikiran lagi. Entah mengapa perasaan Taehyung berubah-ubah belakangan ini. Taehyung sampai heran, sebenarnya dia membenci Jungkook atau tidak?

"Ingat, Taehyung. Dialah pusat masalahnya."

Taehyung menepuk pelan kepalanya agar pikirannya kembali normal. Jungkook tak patut dikasihani, Taehyung tahu itu. Taehyung pun hendak pergi.

Tapi tiba-tiba suara tangisan dari dalam kamar membuat langkahnya terhenti. Ia mengintip lagi, ternyata Jungkook menangis.

"Hiks... Hiks..." Tangis Jungkook, tangannya mengucek kedua matanya dengan brutal.

Taehyung sungguh kasihan. Ia pun memberanikan diri untuk masuk.

Ceklek

Jungkook rupanya tak terusik sama sekali dengan kehadiran Taehyung, membuat remaja itu merasa aman. Taehyung mulai memasuki kamar Jungkook. Kesan pertama yang ia lihat adalah kamar Jungkook penuh dengan lukisan. Dinding-dinding kamarnya tak luput dari lukisan-lukisan yang menakjubkan. Taehyung sampai melongo melihatnya.

Sedetik kemudian, Taehyung tersadar. Ia menatap tumpukan buku dilantai depan Jungkook, semuanya adalah buku pelajaran. Taehyung tentu tahu, Jungkook tak pernah menyukai buku-buku itu karena ia lebih tertarik dengan komik.

Taehyung duduk disamping ranjang menatap Jungkook yang masih menangis dengan mengucek matanya. Taehyung lantas menyodorkan sebuah buku bergambar padanya.

Jungkook yang melihat dari celah tangannya akhirnya menghentikan tangisnya, ia segera mendongak ke asal tangan yang menyodorkan komik. Jungkook terkejut, Taehyung sudah berada di sampingnya.

"Ambil!" Seru Taehyung ketus. Jungkook menatap komik ditangan Taehyung, komik yang sangat ia kenal.

Jungkook pun mengambilnya, ia segera membuka komik itu. Komik yang semula telah rusak dan sobek tanpa sisa, kini sudah kembali lagi walau harus diberi perekat selotip.

"I-ini j-jelek... Huaaa..." Jungkook menangis lebih kencang. Melihat komik miliknya yang sudah diperbaiki namun tetap saja tampilannya tidak sebagus semula.

Taehyung tentu terkejut. Matanya membola hendak keluar. Memang ia akui ini jelek, tapi Jungkook tidak harus berkata polos seperti itu dong! Ingin rasanya memetot mulut Jungkook yang lancip itu.

"Yak bocah tengik! Aku sudah memperbaikinya susah payah bahkan sampai bedagang, aku kesiangan tapi kau masih tidak mau menerimanya dan menganggapnya jelek?!" Taehyung kesal. Berani-beraninya Jungkook mengatakan komik itu jelek? Taehyung bahkan telah memperbaikinya hingga begadang hanya untuk mengembalikan komik itu padanya.

"S-siapa y-yang me-menyuruhmu? A-aku sa-sama sekali t-tidak pernah m-memintanya..." Jawab Jungkook polos. Taehyung semakin kesal sekaligus gemas. Tangannya meremat kuat dan rahangnya mengeras. Ingin rasanya menghajar mulut itu, tapi Taehyung masih memiliki jiwa kemanusiaan. Ia lemaskan kembali kedua tangannya seraya mengatur nafas.

"Yasudah kalau tidak mau. Aku bisa membuangnya." Taehyung menyambar komik itu lagi lalu melenggang keluar. Tapi Jungkook merasa tak rela. Itu komik terbaru yang belum ia tuntaskan. Meskipun gambarnya putus-putus tapi lumayan juga.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang